Eks Perdana Menteri Sambangi Taiwan, China Kirim Peringatan ke Australia
Jum'at, 08 Oktober 2021 - 22:50 WIB
BEIJING - Media pemerintah China memperingatkan Australia untuk tidak terlibat dalam urusan internalnya. Peringatan itu diberikan ketika mantan perdana menteri Australia mendukung Taiwan selama kunjungannya ke pulau itu, yang dianggap Beijing sebagai bagian dari China.
Tony Abbott, yang memimpin pemerintah Australia antara 2013 dan 2015, menyampaikan pidato di sebuah konferensi di Taipei pada hari Jumat (8/10/2021). Ia mendesak masyarakat internasional untuk menunjukkan “solidaritas” terhadap pulau itu. Beijing selama ini menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya di bawah kebijakan 'Satu China' dan tidak mengakui otonominya.
Mantan Perdana Menteri Australia itu memperingatkan bahwa setiap upaya pemaksaan akan memiliki konsekuensi yang tak terhitung bagi China. Dia melangkah lebih jauh dengan menyarankan bahwa Washington dan Canberra kemungkinan akan membantu Taiwan jika konflik meningkat dengan pasukan China.
"Saya tidak percaya Amerika bisa berdiri dan melihat (Taiwan) ditelan," katanya.
“Saya tidak percaya Australia akan acuh tak acuh terhadap nasib sesama demokrasi yang berpenduduk hampir 25 juta orang,” imbuhnya.
Kunjungan tidak resmi dengan Abbott saat ini tidak menduduki peran apa pun dalam pemerintahan, tetapi itu tidak luput dari perhatian Beijing. Surat kabar resmi China berbahasa Inggris, The Global Times, meresponsnya.
Dalam sebuah opini berapi-api yang diterbitkan oleh outlet awal pekan ini, presiden Asosiasi Studi Australia China, Chen Hong, menggambarkan kedatangan veteran politik Australia di Taipei hanya sebagai salah satu dari banyak tindakan ceroboh Canberra baru-baru ini terhadap China.
Chen mengkritik pernyataan pemerintah Australia yang menyebut latihan militer China dii dekat Taiwan sebagai serangan, pernyataan Menteri Pertahanan negara itu Peter Dutton, yang tidak mengesampingkan konfrontasi militer dengan China jika terjadi perang antara Washington dan Beijing. Pihak berwenang China juga prihatin dengan media Australia yang menyediakan platform bagi politisi pro-independen Taiwan untuk mempromosikan agenda mereka.
Tony Abbott, yang memimpin pemerintah Australia antara 2013 dan 2015, menyampaikan pidato di sebuah konferensi di Taipei pada hari Jumat (8/10/2021). Ia mendesak masyarakat internasional untuk menunjukkan “solidaritas” terhadap pulau itu. Beijing selama ini menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya di bawah kebijakan 'Satu China' dan tidak mengakui otonominya.
Mantan Perdana Menteri Australia itu memperingatkan bahwa setiap upaya pemaksaan akan memiliki konsekuensi yang tak terhitung bagi China. Dia melangkah lebih jauh dengan menyarankan bahwa Washington dan Canberra kemungkinan akan membantu Taiwan jika konflik meningkat dengan pasukan China.
"Saya tidak percaya Amerika bisa berdiri dan melihat (Taiwan) ditelan," katanya.
“Saya tidak percaya Australia akan acuh tak acuh terhadap nasib sesama demokrasi yang berpenduduk hampir 25 juta orang,” imbuhnya.
Kunjungan tidak resmi dengan Abbott saat ini tidak menduduki peran apa pun dalam pemerintahan, tetapi itu tidak luput dari perhatian Beijing. Surat kabar resmi China berbahasa Inggris, The Global Times, meresponsnya.
Dalam sebuah opini berapi-api yang diterbitkan oleh outlet awal pekan ini, presiden Asosiasi Studi Australia China, Chen Hong, menggambarkan kedatangan veteran politik Australia di Taipei hanya sebagai salah satu dari banyak tindakan ceroboh Canberra baru-baru ini terhadap China.
Chen mengkritik pernyataan pemerintah Australia yang menyebut latihan militer China dii dekat Taiwan sebagai serangan, pernyataan Menteri Pertahanan negara itu Peter Dutton, yang tidak mengesampingkan konfrontasi militer dengan China jika terjadi perang antara Washington dan Beijing. Pihak berwenang China juga prihatin dengan media Australia yang menyediakan platform bagi politisi pro-independen Taiwan untuk mempromosikan agenda mereka.
tulis komentar anda