Malaysia Hendak Larang Muslim Transgender Masuk Masjid
Selasa, 05 Oktober 2021 - 11:23 WIB
“Seharusnya pengurus masjid menasihati jamaah dengan lembut dan hati-hati agar mereka menghormati kesucian rumah ibadah Islam dengan pakaian yang pantas dan tidak lagi dipandang rendah dan dianggap aneh,” katanya.
Noor sebelumnya membandingkan orang-orang LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender) dengan hewan dalam komentar yang dilaporkan oleh The Nation di Thailand pada tahun 2018, ketika para aktivis memprotes penghapusan potret LGBT di sebuah pameran di Penang.
“Apa yang diperjuangkan orang-orang ini sebenarnya adalah hak-hak binatang karena kebebasan bagi manusia harus terikat oleh agama dan budaya,” kata Noor.
"Pameran semacam itu adalah seni yang menyimpang dan tidak bermoral yang dapat membawa ras dan negara kita ke jurang kehancuran."
Komunitas transgender menjadi perbincangan publik di Malaysia setelah penangkapan Muhammad Sajjad Kamarul Zaman alias Nur Sajat oleh otoritas Imigrasi Thailand di Bangkok.
Nur Sajat, seorang pria transgender dan pengusaha kosmetik, melarikan diri ke Thailand setelah diburu aparat berwenang Malaysia untuk menghadiri sidang terkait kasus dugaan penistaan agama. Kasus ini bermula ketika Nur Sajat umrah dan berpose di sekitar Kakbah, Masjidil Haram, Arab Saudi, dengan mukena.
Nur Sajat sempat ditahan oleh otoritas Imigrasi Thailand karena pelanggaran terkait imigrasi, namun dibebaskan dengan uang jaminan.
Dia kemudian mendaftar ke Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi menyusul pembatalan paspornya oleh pemerintah Malaysia, dan berencana mencari suaka di Australia.
Untuk saat ini, dia diwajibkan muncul di kantor imigrasi Thailand setiap dua minggu sekali.
Noor sebelumnya membandingkan orang-orang LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender) dengan hewan dalam komentar yang dilaporkan oleh The Nation di Thailand pada tahun 2018, ketika para aktivis memprotes penghapusan potret LGBT di sebuah pameran di Penang.
“Apa yang diperjuangkan orang-orang ini sebenarnya adalah hak-hak binatang karena kebebasan bagi manusia harus terikat oleh agama dan budaya,” kata Noor.
"Pameran semacam itu adalah seni yang menyimpang dan tidak bermoral yang dapat membawa ras dan negara kita ke jurang kehancuran."
Komunitas transgender menjadi perbincangan publik di Malaysia setelah penangkapan Muhammad Sajjad Kamarul Zaman alias Nur Sajat oleh otoritas Imigrasi Thailand di Bangkok.
Nur Sajat, seorang pria transgender dan pengusaha kosmetik, melarikan diri ke Thailand setelah diburu aparat berwenang Malaysia untuk menghadiri sidang terkait kasus dugaan penistaan agama. Kasus ini bermula ketika Nur Sajat umrah dan berpose di sekitar Kakbah, Masjidil Haram, Arab Saudi, dengan mukena.
Nur Sajat sempat ditahan oleh otoritas Imigrasi Thailand karena pelanggaran terkait imigrasi, namun dibebaskan dengan uang jaminan.
Dia kemudian mendaftar ke Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi menyusul pembatalan paspornya oleh pemerintah Malaysia, dan berencana mencari suaka di Australia.
Untuk saat ini, dia diwajibkan muncul di kantor imigrasi Thailand setiap dua minggu sekali.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
tulis komentar anda