Lebih dari 700 Pengungsi Afghanistan Tinggalkan Pangkalan AS Tanpa Keterangan
Sabtu, 02 Oktober 2021 - 20:01 WIB
Reuters membingkai keberangkatan independen sebagai hal yang mengkhawatirkan karena para pengungsi mungkin tidak menerima semua tunjangan pemerintah yang tersedia bagi mereka dan mungkin mengatur diri mereka sendiri untuk berbagai masalah terkait dokumen imigrasi mereka.
Tetapi fenomena itu juga menimbulkan masalah keamanan karena pejabat pemerintahan Biden sebelumnya mengatakan para pengungsi akan menjalani pemeriksaan medis dan keamanan, serta vaksinasi Covid-19, saat ditempatkan di pangkalan AS.
“Pejabat pemerintah menekankan para pengungsi yang meninggalkan pangkalan militer sebelum waktunya telah menjalani pemeriksaan keamanan sebelum tiba di AS,” papar laporan Reuters.
Tetapi tidak jelas bagaimana pemeriksaan menyeluruh seperti itu dapat diselesaikan pada 53.000 pengungsi selama penarikan AS yang kacau dari Afghanistan, yang menyebabkan ratusan orang tewas dan ribuan warga AS dan penduduk AS tetap terdampar di negara yang dikuasai Taliban.
Reuters mengutip sumber-sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan mereka yang meninggalkan pangkalan mereka sendiri "umumnya" memiliki koneksi di AS, seperti anggota keluarga atau teman di negara itu, serta sumber daya untuk menghidupi diri mereka sendiri.
Pengungsi Afghanistan diberitahu bahwa jika mereka meninggalkan pangkalan, mereka tidak dapat kembali dan akan kehilangan bantuan seperti pemrosesan dokumen imigrasi dan uang tunai untuk membayar perjalanan ke tujuan AS mereka.
Beberapa tokoh konservatif berpendapat para pengungsi menimbulkan risiko keamanan dan tidak dapat diperiksa dengan baik selama evakuasi 130.000 orang yang terburu-buru.
“Ini adalah bagian dunia yang berbahaya,” ujar Gubernur South Dakota Kristi Noem pada Agustus, ketika dia menolak mengizinkan pengungsi dimukimkan kembali di negara bagiannya.
“Kami tahu bahwa kami memiliki banyak orang berbahaya di sana yang ingin membahayakan Amerika Serikat,” papar dia.
Dalam waktu singkat sejak mereka tiba di pangkalan AS, beberapa pengungsi diduga telah melakukan kejahatan, termasuk pencabulan anak dan kekerasan dalam rumah tangga.
Tetapi fenomena itu juga menimbulkan masalah keamanan karena pejabat pemerintahan Biden sebelumnya mengatakan para pengungsi akan menjalani pemeriksaan medis dan keamanan, serta vaksinasi Covid-19, saat ditempatkan di pangkalan AS.
“Pejabat pemerintah menekankan para pengungsi yang meninggalkan pangkalan militer sebelum waktunya telah menjalani pemeriksaan keamanan sebelum tiba di AS,” papar laporan Reuters.
Tetapi tidak jelas bagaimana pemeriksaan menyeluruh seperti itu dapat diselesaikan pada 53.000 pengungsi selama penarikan AS yang kacau dari Afghanistan, yang menyebabkan ratusan orang tewas dan ribuan warga AS dan penduduk AS tetap terdampar di negara yang dikuasai Taliban.
Reuters mengutip sumber-sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan mereka yang meninggalkan pangkalan mereka sendiri "umumnya" memiliki koneksi di AS, seperti anggota keluarga atau teman di negara itu, serta sumber daya untuk menghidupi diri mereka sendiri.
Pengungsi Afghanistan diberitahu bahwa jika mereka meninggalkan pangkalan, mereka tidak dapat kembali dan akan kehilangan bantuan seperti pemrosesan dokumen imigrasi dan uang tunai untuk membayar perjalanan ke tujuan AS mereka.
Beberapa tokoh konservatif berpendapat para pengungsi menimbulkan risiko keamanan dan tidak dapat diperiksa dengan baik selama evakuasi 130.000 orang yang terburu-buru.
“Ini adalah bagian dunia yang berbahaya,” ujar Gubernur South Dakota Kristi Noem pada Agustus, ketika dia menolak mengizinkan pengungsi dimukimkan kembali di negara bagiannya.
“Kami tahu bahwa kami memiliki banyak orang berbahaya di sana yang ingin membahayakan Amerika Serikat,” papar dia.
Dalam waktu singkat sejak mereka tiba di pangkalan AS, beberapa pengungsi diduga telah melakukan kejahatan, termasuk pencabulan anak dan kekerasan dalam rumah tangga.
tulis komentar anda