Inggris Tegaskan Tak Ada Krisis Bahan Bakar Minyak

Jum'at, 01 Oktober 2021 - 17:47 WIB
Sejumlah orang mengisi bahan bakar di stasiun pengisian BBM di London, Inggris, 30 September 2021. Foto/REUTERS
JAKARTA - Pemerintah Inggris menyatakan tak ada krisis bahan bakar seperti yang diberitakan di berbagai media.

Menanggapi pemberitaan di beberapa media di Indonesia tentang isu ketersediaan bahan bakar dan HVGS (kendaraan berat) di Inggris, Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris di Jakarta pada Jumat (1/10/2021) menyampaikan sejumlah poin berdasarkan fakta tentang apa yang terjadi di Inggris.

“Seperti yang telah kami sampaikan sebelumnya, tidak ada kekurangan bahan bakar,” ungkap pernyataan Kedubes Inggris di Jakarta.





Kedubes Inggris menegaskan, “Masalah yang kita lihat selama beberapa hari terakhir ini adalah kekurangan pengemudi truk berat HGV (Heavy Goods Vehicle) yang bersifat sementara karena Covid-19, seperti yang terjadi di negara lain seperti Jerman dan Polandia.”



“Kami telah mengambil tindakan untuk mengurangi tekanan langsung pada industri dengan: Menempatkan anggota militer sebagai pengemudi tanker dalam jumlah yang terbatas yang siap untuk dikerahkan jika diperlukan, untuk lebih menstabilkan rantai pasokan,” ungkap Kedubes Inggris.



Selain itu, pemerintah Inggris menyediakan 5.000 visa untuk pengemudi truk berat HGV untuk periode tiga bulan, memberikan bantuan jangka pendek untuk industri pengangkutan menjelang Natal.

Pemerintah juga menempatkan tim penguji bagi para pengemudi dari Kementerian Pertahanan untuk meningkatkan kemampuan pengujian HGV di Inggris.

Inggris juga menerapkan pengecualian sementara terhadap Undang-Undang Persaingan yang dikenal sebagai Protokol Hilir Minyak yang memungkinkan industri berbagi informasi dan memprioritaskan pengiriman bahan bakar dengan mudah ke bagian negara yang paling membutuhkan.

Pemerintah juga memperpanjang izin mengemudi ADR (izin untuk mengemudikan kendaraan yang mengangkut bahan berbahaya) untuk mencegah pengemudi dikeluarkan dari daftar untuk mengikuti pelatihan penyegaran (refresher training).

Inggris juga menginformasikan kepada mereka yang masih memegang izin mengemudi HGV untuk meminta mereka mempertimbangkan lagi untuk kembali ke sektor pengangkutan, dimana telah terdapat pengupahan dan kondisi kerja yang lebih baik.

“Meskipun kami sekarang melihat bahwa situasi mulai membaik, kami terus bekerja untuk memperbaiki masalah struktural di industri pengangkutan, membantu merekrut dan mempertahankan lebih banyak pengemudi dengan meningkatkan ketersediaan pengujian, dan menyederhanakan prosesnya agar dapat tersedia 50.000 lebih banyak pengujian setiap tahunnya,” papar Kedubes Inggris.

Jumlah pengujian ini terlepas dari jumlah ketersediaan yang sudah terlipatkgandakan pada April dari tingkat pra-pandemi.

Pemerintah Inggris juga menginvestasikan 10 juta poundsterling untuk membuat kamp pelatihan keterampilan baru dan melatih hingga 3.000 pengemudi truk berat HGV, dengan tambahan 1.000 orang untuk dilatih melalui pelatihan-pelatihan di tingkat lokal.

“Pesan kami kepada para pengemudi, tetaplah bersikap bijaksana dan hanya mengisi bahan bakar seperti biasa,” ungkap Kedubes Inggris.

Kedubes Inggris menjelaskan, “Meskipun Brexit merupakan faktor kecil, kita harus ingat bahwa kekurangan pengemudi truk berat HGV juga terjadi di seluruh Eropa.”

Penelitian dari Transport Intelligence memperkirakan kekurangan pengemudi dari daratan Eropa sekitar 400.000 sopir.

“Kita tahu bahwa sektor ini memiliki masalah struktural jangka panjang, termasuk tenaga kerja yang menua, yang diperburuk oleh berbagai faktor jangka pendek seperti misalnya COVID-19,” pungkas Kedubes Inggris.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More