Krisis Lebanon Diprediksi Bisa Berujung pada Keruntuhan Politik dan Ekonomi

Kamis, 23 September 2021 - 17:30 WIB
Hijaz memperingatkan bahwa negara itu akan menghadapi konsekuensi yang mengerikan jika pemerintahan yang sah tidak dapat dibentuk hingga 2022, ketika putaran baru pemilihan parlemen dan presiden harus diselenggarakan.



“Kekhawatiran yang lebih besar sekarang adalah bahwa kita sudah menjelang Pemilihan Umum (2022) berikutnya dan pemilihan parlemen dan presiden akan segera datang. Masa depan bangsa terletak pada pemilu, tetapi masyarakat khawatir sistem ketatanegaraan yang ada tidak mampu membentuk pemerintahan (yang bisa menyelenggarakan pemilu),” katanya.

Dia juga menekankan bahwa saat ini Lebanon membutuhkan pemerintah yang kompeten untuk menyelamatkan negara itu dari keruntuhan ekonomi. Menurutnya, jika kabinet terbentuk, pemerintah baru dapat bekerja pada reformasi domestik dan bernegosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk memulai kembali ekonomi, memungkinkan asing mata uang untuk masuk dan menopang bank yang jatuh.

Lebanon menderita krisis politik, ekonomi dan keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang telah menyebabkan kemiskinan, pengangguran, dan runtuhnya mata uang nasional. Kegagalannya untuk membayar utang negara dan penurunan cadangan devisa yang semakin cepat sejak Oktober 2019.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(esn)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More