Prancis Marah dan Tarik Dubesnya, Ini Reaksi AS dan Australia
Sabtu, 18 September 2021 - 10:47 WIB
WASHINGTON - Prancis meluapkan kemarahannya pada Australia dan Amerika Serikat (AS) dengan menarik duta besar (dubes)-nya dari Canberra dan Washington.
Kemarahan itu dipicu oleh kesepakatan pembangunan kapal selam nuklir oleh aliansi AUKUS (Canberra, London dan Washington), yang praktis membunuh kontrak pembutan kapal selam bertenaga diesel oleh Paris untuk Canberra senilai USD66 miliar.
Menanggapi kemarahan Paris, Washington bersikeras bahwa Prancis tetap menjadi "mitra vital".
"Prancis adalah mitra penting dan sekutu tertua kami, dan kami menempatkan nilai tertinggi pada hubungan kami," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price pada hari Jumat, yang dilansir Reuters, Sabtu (18/9/2021).
AS, kata Price, akan terus berupaya menyelesaikan pertikaian di tingkat senior di hari-hari mendatang, yakni pada pertemuan Majelis Umum PBB di New York pekan depan.
Seperti diberitakan sebelumnya, aliansi AUKUS dibentuk oleh Australia, AS dan Inggris dengan dalih ada ancaman dari China. Pakta AUKUS ini mencakup berbagi teknologi kapal selam bertenaga nuklir, rudal jelajah Tomahawk dan penempatan tentara serta pesawat tempur Amerika di Australia.
Paris mengecam kesepakatan proyek kapal selam nuklir itu sebagai tikaman dari belakang, tindakan yang tidak dapat diterima dan tidak dapat dipahami.
Segera setelah kesepakatan kapal selam nuklir dari pakta AUKUS dipublikasikan, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan Paris tidak diberitahu tentang kesepakatan itu, menambahkan bahwa langkah itu mengingatkan pada mantan Presiden AS Donald Trump yang berseteru dengan Prancis selama dia berkuasa.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Australia juga berusaha mengendalikan kerusakan hubungan diplomatik dengan Prancis. "Australia menghargai hubungannya dengan Prancis dan berharap untuk terlibat lagi dengan Prancis dalam banyak masalah kepentingan bersama kami, berdasarkan nilai-nilai bersama." kata kementerian itu, yang menyesalkan penarikan duta besar Prancis dari Canberra.
Prancis tidak menarik dubesnya dari London. Sumber diplomatik Prancis yang dikutip oleh Reuters mengatakan Paris percaya London bergabung dengan kesepakatan trilateral dengan cara "oportunistik". "Kami tidak perlu mengadakan konsultasi dengan duta besar kami [untuk Inggris] untuk mengetahui apa yang harus dilakukan atau untuk menarik kesimpulan," kata sumber tersebut.
Kemarahan itu dipicu oleh kesepakatan pembangunan kapal selam nuklir oleh aliansi AUKUS (Canberra, London dan Washington), yang praktis membunuh kontrak pembutan kapal selam bertenaga diesel oleh Paris untuk Canberra senilai USD66 miliar.
Menanggapi kemarahan Paris, Washington bersikeras bahwa Prancis tetap menjadi "mitra vital".
"Prancis adalah mitra penting dan sekutu tertua kami, dan kami menempatkan nilai tertinggi pada hubungan kami," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price pada hari Jumat, yang dilansir Reuters, Sabtu (18/9/2021).
AS, kata Price, akan terus berupaya menyelesaikan pertikaian di tingkat senior di hari-hari mendatang, yakni pada pertemuan Majelis Umum PBB di New York pekan depan.
Seperti diberitakan sebelumnya, aliansi AUKUS dibentuk oleh Australia, AS dan Inggris dengan dalih ada ancaman dari China. Pakta AUKUS ini mencakup berbagi teknologi kapal selam bertenaga nuklir, rudal jelajah Tomahawk dan penempatan tentara serta pesawat tempur Amerika di Australia.
Paris mengecam kesepakatan proyek kapal selam nuklir itu sebagai tikaman dari belakang, tindakan yang tidak dapat diterima dan tidak dapat dipahami.
Segera setelah kesepakatan kapal selam nuklir dari pakta AUKUS dipublikasikan, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan Paris tidak diberitahu tentang kesepakatan itu, menambahkan bahwa langkah itu mengingatkan pada mantan Presiden AS Donald Trump yang berseteru dengan Prancis selama dia berkuasa.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Australia juga berusaha mengendalikan kerusakan hubungan diplomatik dengan Prancis. "Australia menghargai hubungannya dengan Prancis dan berharap untuk terlibat lagi dengan Prancis dalam banyak masalah kepentingan bersama kami, berdasarkan nilai-nilai bersama." kata kementerian itu, yang menyesalkan penarikan duta besar Prancis dari Canberra.
Prancis tidak menarik dubesnya dari London. Sumber diplomatik Prancis yang dikutip oleh Reuters mengatakan Paris percaya London bergabung dengan kesepakatan trilateral dengan cara "oportunistik". "Kami tidak perlu mengadakan konsultasi dengan duta besar kami [untuk Inggris] untuk mengetahui apa yang harus dilakukan atau untuk menarik kesimpulan," kata sumber tersebut.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda