Rusia Minta IAEA Pantau Proses Penyerahan Teknologi Nuklir AS ke Australia

Sabtu, 18 September 2021 - 01:30 WIB
Rusia minta IAEA untuk memantau proses penyerahan teknologi nuklir AS ke Australia. Foto/The Times of Israel
MOSKOW - Perwakilan Tetap Rusia untuk Organisasi Internasional di Wina, Mikhail Ulynov, mempertanyakan upaya non-proliferasi di seluruh dunia. Hal itu terkait dengan terbentuknya aliansi UIKUS yang baru dibuat Amerika Serikat (AS), Inggris , dan Australia .

Australia, Inggris, dan AS mengumumkan pembentukan kemitraan pertahanan dan keamanan baru AUKUS untuk melindungi dan mempertahankan kepentingan bersama ketiga negara itu di Indo-Pasifik. Inisiatif pertama dari kerja sama itu adalah penciptaan teknologi kapal selam bertenaga nuklir untuk Angkatan Laut Australia.





"Pada saat yang sama, isu pelanggaran non-proliferasi nuklir sedang diangkat. Mengapa? Karena Amerika Serikat dan Inggris membutuhkan waktu 17 bulan untuk memutuskan bagaimana membantu Australia menguasai teknologi pembuatan kapal selam bertenaga nuklir," ujarnya.

"Dari sudut pandang non-proliferasi, ini adalah masalah yang sangat sensitif, karena kapal selam beroperasi pada uranium yang sangat diperkaya, yang pada prinsipnya dapat digunakan untuk membuat senjata nuklir", kata Ulyanov kepada stasiun Rossiya 24 yang dinukil Sputnik,Sabtu (18/9/2021).

Diplomat Rusia itu juga mengatakan bahwa sangat jelas bahwa dari sudut pandang politik, aliansi AUKUS tampaknya ditujukan terhadap China dan bahwa kegiatan pakta tersebut harus dipantau secara ketat oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).



Menurut dia, Rusia meminta Dewan Gubernur IAEA untuk menjaga situasi tetap terkendali setelah akuisisi teknologi nuklir Australia dalam aliansi AUKUS yang baru.

"Keputusan ini cukup tidak terduga dan aneh. Mencoba menilai situasi dari sudut pandang strategis, saya tidak mengerti mengapa Australia perlu memperoleh teknologi sensitif seperti itu sekarang. Tidak ada penjelasan rasional. Ini dapat menciptakan masalah skala global bagi rezim non-proliferasi nuklir," ujarnya.

"Saya pikir kami akan fokus untuk memastikan bahwa tidak hanya Sekretariat IAEA dengan mekanisme inspeksinya tetapi juga Dewan Gubernur, sebagai badan pengatur, menjaga seluruh situasi tetap terkendali", Ulyanov menekankan.

Pembentukan AUKUS diumumkan Rabu malam oleh Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Australia Scott Morrison, dan mitranya dari Inggris Boris Johnson.



Kedutaan Besar China di Washington, dalam menanggapi pembentukan kemitraan AUKUS, mendesak semua negara untuk menyingkirkan mentalitas Perang Dingin mereka dan menahan diri dari menciptakan aliansi melawan pihak lain.

"Ini membuktikan sekali lagi bahwa negara-negara ini menggunakan ekspor nuklir sebagai alat untuk permainan geopolitik", kata Kedutaan China, seraya menambahkan bahwa setiap mekanisme regional tidak boleh merugikan kepentingan negara ketiga.
(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More