Militer Inggris Makin Aktif Rekrut Mata-mata Baru untuk Dikerahkan di Asia
Jum'at, 17 September 2021 - 21:26 WIB
LONDON - Militer Inggris makin gencar merekrut mata-mata baru setelah Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia membentuk aliansi pertahanan baru yang disebut AUKUS.
Banyak pihak menyebut AUKUS dibentuk untuk menargetkan China. Langkah militer Inggris itu diakui langsung oleh Kepala Intelijen Pertahanan Inggris Letnan Jenderal Jim Hockenhull.
Dia mengatakan militer Inggris "secara aktif merekrut" mata-mata baru untuk dikerahkan dengan cepat di kawasan Asia ketika Washington, London, dan Canberra memanaskan ketegangan dengan China di tengah pakta keamanan baru.
"Kami mengerahkan personel intelijen pertahanan dan kami telah mulai ke berbagai lokasi di seluruh Eropa dan saat ini kami merekrut mereka yang akan pergi lebih jauh ke timur," papar Hockenhull, seperti dikutip Daily Mail.
Hockenhull juga mengungkapkan dia saat ini sedang dalam proses merekrut anggota militer yang fasih berbahasa Jepang sehingga mereka nantinya dapat diubah menjadi perwira intelijen.
"Saya berpikir bahwa itu cara kerja yang lebih pendek daripada mengambil pegawai dinas intelijen dan mencoba serta membuat mereka menjadi penutur bahasa Jepang yang fasih," papar dia.
Banyak pihak menyebut AUKUS dibentuk untuk menargetkan China. Langkah militer Inggris itu diakui langsung oleh Kepala Intelijen Pertahanan Inggris Letnan Jenderal Jim Hockenhull.
Dia mengatakan militer Inggris "secara aktif merekrut" mata-mata baru untuk dikerahkan dengan cepat di kawasan Asia ketika Washington, London, dan Canberra memanaskan ketegangan dengan China di tengah pakta keamanan baru.
"Kami mengerahkan personel intelijen pertahanan dan kami telah mulai ke berbagai lokasi di seluruh Eropa dan saat ini kami merekrut mereka yang akan pergi lebih jauh ke timur," papar Hockenhull, seperti dikutip Daily Mail.
Hockenhull juga mengungkapkan dia saat ini sedang dalam proses merekrut anggota militer yang fasih berbahasa Jepang sehingga mereka nantinya dapat diubah menjadi perwira intelijen.
"Saya berpikir bahwa itu cara kerja yang lebih pendek daripada mengambil pegawai dinas intelijen dan mencoba serta membuat mereka menjadi penutur bahasa Jepang yang fasih," papar dia.
tulis komentar anda