Lirik Iran, Angkatan Laut Israel Berkeliaran di Laut Merah
Jum'at, 17 September 2021 - 13:20 WIB
“Pembatasan Israel yang tidak proporsional dan tidak masuk akal terhadap akses ke perairan teritorial Gaza serta barang-barang vital yang diperlukan untuk memperbaiki kapal penangkap ikan membahayakan mata pencaharian ribuan orang, membahayakan nyawa dan menghambat pembangunan ekonomi,” kata Gisha, kelompok hak asasi manusia Israel yang menyerukan agar blokade dilonggarkan.
Sharvit, bagaimanapun, mengatakan sulit untuk memisahkan ranah sipil dan militer karena Hamas menggunakan perairan terbuka untuk menguji roket dan melatih pasukan komando Angkatan Laut-nya. “Laut adalah tempat uji coba terbesar di Gaza,” katanya.
Tetapi kekhawatiran terbesar Israel, sejauh ini, adalah musuh bebuyutannya; Iran. Israel menuduh Iran mencoba mengembangkan senjata nuklir, tuduhan yang dibantah Iran. Militer Zionis juga risau dengan kehadiran militer Iran di Suriah dan dukungan Iran untuk kelompok-kelompok militan seperti Hizbullah dan Hamas.
Dalam beberapa tahun terakhir, Israel dan Iran telah terlibat dalam "perang bayangan" yang diwarnai pembunuhan ilmuwan nuklir Iran, ledakan misterius di fasilitas nuklir Iran dan baru-baru ini serangkaian ledakan di kapal kargo dengan koneksi Iran atau pun Israel. Dalam kebanyakan kasus, tidak ada yang mengaku bertanggung jawab.
Sharvit menolak untuk membahas operasi tertentu tetapi mengatakan aktivitas Angkatan Laut Israel di Laut Merah telah tumbuh “secara eksponensial” selama tiga tahun terakhir.
Iran selama bertahun-tahun menambatkan sebuah kapal di lepas pantai Yaman yang diyakini sebagai pangkalan bagi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC)-nya. Kapal itu, MV Saviz, berada di bawah dugaan serangan Israel pada April lalu.
Laut Merah juga memiliki makna strategis yang mendalam dengan menjadi tuan rumah rute pelayaran global utama, termasuk Terusan Suez dan Selat Bab el-Mandeb. Hampir semua impor Israel masuk melalui laut.
“Kami telah meningkatkan kehadiran kami di Laut Merah secara signifikan,” kata Sharvit. “Kami beroperasi di sana terus menerus dengan kapal utama, yaitu fregat rudal dan kapal selam. Apa yang di masa lalu untuk waktu yang relatif singkat sekarang dilakukan terus menerus.”
Dia juga mengatakan bahwa Israel siap untuk menanggapi lebih jauh serangan langsung terhadap kapal-kapal pengiriman Israel. “Jika ada serangan terhadap jalur pelayaran Israel atau kebebasan navigasi Israel, Israel harus merespons,” katanya.
Dia mengatakan itu belum terjadi. Kapal kargo yang diyakini menjadi sasaran Iran di Teluk Persia memiliki koneksi Israel tetapi dimiliki dan dioperasikan oleh bisnis yang berbasis di tempat lain. Dia mengatakan serangan semacam itu pantas mendapat tanggapan internasional.
Sharvit, bagaimanapun, mengatakan sulit untuk memisahkan ranah sipil dan militer karena Hamas menggunakan perairan terbuka untuk menguji roket dan melatih pasukan komando Angkatan Laut-nya. “Laut adalah tempat uji coba terbesar di Gaza,” katanya.
Tetapi kekhawatiran terbesar Israel, sejauh ini, adalah musuh bebuyutannya; Iran. Israel menuduh Iran mencoba mengembangkan senjata nuklir, tuduhan yang dibantah Iran. Militer Zionis juga risau dengan kehadiran militer Iran di Suriah dan dukungan Iran untuk kelompok-kelompok militan seperti Hizbullah dan Hamas.
Dalam beberapa tahun terakhir, Israel dan Iran telah terlibat dalam "perang bayangan" yang diwarnai pembunuhan ilmuwan nuklir Iran, ledakan misterius di fasilitas nuklir Iran dan baru-baru ini serangkaian ledakan di kapal kargo dengan koneksi Iran atau pun Israel. Dalam kebanyakan kasus, tidak ada yang mengaku bertanggung jawab.
Sharvit menolak untuk membahas operasi tertentu tetapi mengatakan aktivitas Angkatan Laut Israel di Laut Merah telah tumbuh “secara eksponensial” selama tiga tahun terakhir.
Iran selama bertahun-tahun menambatkan sebuah kapal di lepas pantai Yaman yang diyakini sebagai pangkalan bagi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC)-nya. Kapal itu, MV Saviz, berada di bawah dugaan serangan Israel pada April lalu.
Laut Merah juga memiliki makna strategis yang mendalam dengan menjadi tuan rumah rute pelayaran global utama, termasuk Terusan Suez dan Selat Bab el-Mandeb. Hampir semua impor Israel masuk melalui laut.
“Kami telah meningkatkan kehadiran kami di Laut Merah secara signifikan,” kata Sharvit. “Kami beroperasi di sana terus menerus dengan kapal utama, yaitu fregat rudal dan kapal selam. Apa yang di masa lalu untuk waktu yang relatif singkat sekarang dilakukan terus menerus.”
Dia juga mengatakan bahwa Israel siap untuk menanggapi lebih jauh serangan langsung terhadap kapal-kapal pengiriman Israel. “Jika ada serangan terhadap jalur pelayaran Israel atau kebebasan navigasi Israel, Israel harus merespons,” katanya.
Dia mengatakan itu belum terjadi. Kapal kargo yang diyakini menjadi sasaran Iran di Teluk Persia memiliki koneksi Israel tetapi dimiliki dan dioperasikan oleh bisnis yang berbasis di tempat lain. Dia mengatakan serangan semacam itu pantas mendapat tanggapan internasional.
Lihat Juga :
tulis komentar anda