Tersiksa Lockdown, Napi Kabur 29 Tahun Balik Lagi ke Penjara

Jum'at, 17 September 2021 - 09:56 WIB
Darko Dougie Desic, napi yang kabur dari penjara Australia 29 tahun lalu memilih kembali ke penjara setelah tak bisa bertahan hidup di luar akibat lockdown. Foto/news.com.au
SYDNEY - Seorang narapidana (napi) yang melarikan diri dari penjara Australia 29 tahun lalu akhirnya menyerahkan diri ke polisi untuk dijebloskan lagi ke penjara. Dia memilih kembali ke tahanan setelah tersiksa dengan kondisi lockdown.

Hidup dalam pelarian selama hampir 30 tahun, napi bernama Darko Desic itu mendapat simpati dari komunitas masyarakat Sydney. Masyarakat telah menggalang dana untuk membantu kehidupan Desic.





Darko "Dougie" Desic dijatuhi hukuman penjara pada tahun 1990-an setelah didakwa dengan dua tuduhan menanam tanaman terlarang.

Namun pada hari Jumat, 31 Juli 1992, setelah menjalani hukuman lebih dari satu tahun di balik jeruji besi, pria itu diduga menggunakan gergaji besi dan pemotong baut untuk keluar dari lembaga pemasyarakatan Grafton antara pukul 19.00 malam dan pukul 07.00 pagi berikutnya.

Polisi tidak pernah menemukan jejaknya sampai pria itu—yang sekarang berusia 64 tahun—menyerahkan diri kepada pihak berwenang di Kantor Polisi Dee Why di Sydney, hari Minggu lalu.

Dia didakwa melarikan diri dari tahanan yang sah dan muncul di Pengadilan Lokal Pusat pada Selasa, 14 September 2021. Dia secara resmi ditolak jaminan pembebasan dan dijadwalkan muncul kembali di pengadilan yang sama akhir bulan ini.

Tapi sejak itu, komunitas Northern Beaches, Sydney, telah merangkul pria itu, dengan menggalang dana melalui situs GoFundMe. Masyarakat menilai Desic layak mendapatkan kesempatan kedua dalam hidupnya.

Sejauh ini, aksi penggalangan dana telah terkumpul lebih dari 14.000 dollar.

“Bayangkan menghabiskan 30 tahun dalam pelarian, dalam mode bertahan hidup...kehidupan seperti apa yang akan terjadi," bunyi keterangan tertulis di situs penggalangan dana tersebut, seperti dikutip news.com.au, Jumat (17/9/2021).

“Kami menganjurkan untuk mengumpulkan dana untuk mendapatkan pengacara kriminal dan membuatnya kembali berdiri. Setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua," lanjut keterangan tertulis tersebut.

“Sepertinya dia adalah pelanggar kecil dan hukumnya lebih keras saat itu untuk orang yang menanam pot [ganja].”

Halaman GoFundMe menekankan bahwa Desic telah jauh dari masalah sejak melarikan diri. “Dia juga telah membantu komunitas kami dan menjadi orang yang baik,” imbuh keterangan tertulis di halaman penggalangan dana itu.

“Ingat dia telah berada di komunitas kami selama 30 tahun dan akhirnya menjadi tunawisma di pantai kami di Avalon. Dia tidak pernah menyakiti siapa pun. Dia ada di penjara sekarang.”



Penyelenggara penggalangan dana Peter Higgins, seorang pensiunan pengusaha lokal, mengatakan tujuannya adalah untuk mengumpulkan cukup uang untuk menyewa pengacara bagi Desic, mengeluarkannya dari penjara, mendapatkan atap di atas kepalanya dan memberi dia beberapa makna dan tujuan dalam hidupnya.

Menurut The Daily Telegraph, setelah menyerahkan diri, Desic mengatakan kepada polisi bahwa dia telah bertahan selama 29 tahun di pantai utara Sydney dengan bekerja sebagai buruh melakukan pekerjaan untuk uang tunai. Namun, lockdown terkait pandemi COVID-19 telah membuatnya bangkrut dan kehilangan tempat tinggal, yang mengapa dia akhirnya memutuskan untuk menyerahkan diri setelah sekian lama.

Polisi mengatakan bahwa Desic, yang lahir di negara bekas Yugoslavia, khawatir dia akan dideportasi ke negara asalnya di mana dia akan dihukum berat karena menghindari dinas militer.

"Dia mengatakan dia telah tinggal di Avalon, hanya melakukan pekerjaan kasar dan serabutan untuk mendapatkan uang selama hampir tiga dekade," kata seorang sumber polisi kepada Daily Telegraph.

Penduduk setempat Steven Meacham mengatakan kepada 7 News bahwa dia bersimpati dengan keadaan Desic.

"Sungguh menakjubkan bahwa lockdown akan cukup untuk membuat seseorang kembali ke penjara setelah 30 tahun, sangat buruk di luar sehingga Anda akan lebih baik di penjara," katanya.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More