Aliansi dengan AS dan Inggris, Australia Bakal Dipasok Rudal Jelajah Tomahawk
Jum'at, 17 September 2021 - 08:07 WIB
CANBERRA - Australia mengumumkan akan memperoleh rudal jelajah jarak jauh Tomahawk , tak lama setelah menjalin aliansi baru dengan Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Aliansi itu dibentuk untuk memperkuat kemampuan militer dalam menghadapi meningkatnya persaingan dengan China.
“Kami akan meningkatkan kemampuan serangan jarak jauh kami, termasuk rudal jelajah Tomahawk yang akan diterjunkan ke kapal perusak kelas Hobart Angkatan Laut Australia dan rudal gabungan udara-ke-permukaan yang diperluas untuk kemampuan Angkatan Udara Australia kami,” kata Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison mengatakan kepada wartawan di Canberra, Kamis (16/9/2021) petang.
Australia juga akan memperoleh armada kapal selam nuklir baru sebagai bagian dari pakta trilateral dengan Amerika Serikat dan Inggris.
Akuisisi yang direncanakan yang datang sebagai bagian dari pakta yang diumumkan dalam pertemuan video oleh Morrison, mitranya dari Inggris Boris Johnson dan Presiden AS Joe Biden pasti akan menimbulkan keributan di Beijing.
Langkah itu juga mendapat penolakan cepat dari Prancis, yang telah merundingkan penjualan kapal selam konvensional bernilai miliaran dollar ke Australia.
Biden mengatakan pekerjaan untuk memungkinkan Australia membangun kapal selam bertenaga nuklir akan memastikan bahwa mereka memiliki kemampuan paling modern yang dibutuhkan untuk bermanuver dan bertahan melawan ancaman yang berkembang pesat.
Kapal selam, kata pemimpin ketiga negara, tidak akan bersenjata nuklir, dan hanya didukung dengan reaktor nuklir.
Ketiga pemimpin itu tidak menyebut China dalam pembukaan kemitraan, yang dijuluki AUKUS. Nama aliansi itu tak lain adalah akronim dari ketiga negara.
"Dunia kita menjadi lebih kompleks, terutama di sini di kawasan kita, Indo-Pasifik. Ini memengaruhi kita semua. Masa depan Indo-Pasifik akan berdampak pada semua masa depan kita," kata Morrison.
Johnson mengatakan ketiga negara akan bekerja bersama-sama untuk menjaga stabilitas dan keamanan di Indo-Pasifik.
Pada kunjungan pekan lalu ke Asia Tenggara, Wakil Presiden AS Kamala Harris menuduh Beijing melakukan tindakan yang mengancam tatanan internasional berbasis aturan, khususnya klaim agresifnya di Laut China Selatan, di mana sengketa wilayah sering pecah antara China dan tetangganya dalam beberapa tahun terakhir.
Perwakilan teknis dan Angkatan Laut dari tiga negara akan menghabiskan 18 bulan ke depan untuk memutuskan bagaimana melakukan upgrade Australia, yang menurut Johnson akan menjadi salah satu proyek paling kompleks dan menuntut secara teknis di dunia, yang berlangsung selama beberapa dekade.
Selain armada kapal selam, seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan AUKUS akan menggabungkan kekuatan pada artificial intelligence (AI), khususnya AI yang diterapkan pada teknologi kuantum dan beberapa kemampuan bawah laut.
Pejabat administrasi Biden berulang kali menggarisbawahi betapa "unik" keputusan itu, dengan Inggris menjadi satu-satunya negara lain yang pernah dibantu AS untuk membangun armada nuklir.
"Teknologi ini sangat sensitif," kata pejabat itu, seperti dikutip Straits Times. "Kami melihat ini sebagai satu kali saja."
“Kami akan meningkatkan kemampuan serangan jarak jauh kami, termasuk rudal jelajah Tomahawk yang akan diterjunkan ke kapal perusak kelas Hobart Angkatan Laut Australia dan rudal gabungan udara-ke-permukaan yang diperluas untuk kemampuan Angkatan Udara Australia kami,” kata Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison mengatakan kepada wartawan di Canberra, Kamis (16/9/2021) petang.
Australia juga akan memperoleh armada kapal selam nuklir baru sebagai bagian dari pakta trilateral dengan Amerika Serikat dan Inggris.
Akuisisi yang direncanakan yang datang sebagai bagian dari pakta yang diumumkan dalam pertemuan video oleh Morrison, mitranya dari Inggris Boris Johnson dan Presiden AS Joe Biden pasti akan menimbulkan keributan di Beijing.
Langkah itu juga mendapat penolakan cepat dari Prancis, yang telah merundingkan penjualan kapal selam konvensional bernilai miliaran dollar ke Australia.
Biden mengatakan pekerjaan untuk memungkinkan Australia membangun kapal selam bertenaga nuklir akan memastikan bahwa mereka memiliki kemampuan paling modern yang dibutuhkan untuk bermanuver dan bertahan melawan ancaman yang berkembang pesat.
Kapal selam, kata pemimpin ketiga negara, tidak akan bersenjata nuklir, dan hanya didukung dengan reaktor nuklir.
Ketiga pemimpin itu tidak menyebut China dalam pembukaan kemitraan, yang dijuluki AUKUS. Nama aliansi itu tak lain adalah akronim dari ketiga negara.
"Dunia kita menjadi lebih kompleks, terutama di sini di kawasan kita, Indo-Pasifik. Ini memengaruhi kita semua. Masa depan Indo-Pasifik akan berdampak pada semua masa depan kita," kata Morrison.
Johnson mengatakan ketiga negara akan bekerja bersama-sama untuk menjaga stabilitas dan keamanan di Indo-Pasifik.
Pada kunjungan pekan lalu ke Asia Tenggara, Wakil Presiden AS Kamala Harris menuduh Beijing melakukan tindakan yang mengancam tatanan internasional berbasis aturan, khususnya klaim agresifnya di Laut China Selatan, di mana sengketa wilayah sering pecah antara China dan tetangganya dalam beberapa tahun terakhir.
Perwakilan teknis dan Angkatan Laut dari tiga negara akan menghabiskan 18 bulan ke depan untuk memutuskan bagaimana melakukan upgrade Australia, yang menurut Johnson akan menjadi salah satu proyek paling kompleks dan menuntut secara teknis di dunia, yang berlangsung selama beberapa dekade.
Selain armada kapal selam, seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan AUKUS akan menggabungkan kekuatan pada artificial intelligence (AI), khususnya AI yang diterapkan pada teknologi kuantum dan beberapa kemampuan bawah laut.
Pejabat administrasi Biden berulang kali menggarisbawahi betapa "unik" keputusan itu, dengan Inggris menjadi satu-satunya negara lain yang pernah dibantu AS untuk membangun armada nuklir.
"Teknologi ini sangat sensitif," kata pejabat itu, seperti dikutip Straits Times. "Kami melihat ini sebagai satu kali saja."
(min)
tulis komentar anda