Gelar Pertemuan, AS dan Sekutunya Cari Cara Kendalikan Nuklir Korut
Selasa, 14 September 2021 - 17:09 WIB
TOKYO - Diplomat senior dari Jepang , Amerika Serikat (AS), dan Korea Selatan (Korsel) berkumpul pada di Tokyo, Selasa (14/9/2021). Mereka membahas pengembangan rudal dan nuklir Korea Utara (Korut), sehari setelah Pyongyang mengumumkan pihaknya berhasil menguji coba rudal jelajah jarak jauh baru yang menunjukkan kemajuan kemampuan militernya.
Perwakilan Khusus AS untuk Kebijakan Korea Utara Sung Kim, Perwakilan Khusus Korea Selatan untuk Urusan Perdamaian dan Keamanan Semenanjung Korea Noh Kyu-duk dan Direktur Jenderal Jepang untuk urusan Asia dan Oseania Takehiro Funakoshi menggelar pertemuan tiga arah.
"Perkembangan terakhir di DPRK adalah pengingat akan pentingnya komunikasi dan kerja sama yang erat dari ketiga negara," kata Sung Kim, utusan khusus AS untuk Korea Utara, menggunakan inisial nama resmi Korut Republik Rakyat Demokratik Korea, seperti dikutip dari TRT World.
Ketiga negara telah membahas cara untuk memecahkan kebuntuan dengan Korut mengenai senjata nuklir dan program rudal balistiknya yang membuatnya dijatuhkan sanksi.
Dalam pertemuan tiga arah itu, Sung Kim kembali menegaskan jika Washington terbuka untuk diplomasi dalam menangani masalh Korut.
Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi mengatakan pada konferensi pers reguler bahwa pertemuan trilateral telah dijadwalkan sebelum uji coba rudal Korut, tetapi pertemuan sehari setelahnya akan menjadi kesempatan yang baik untuk menegaskan kembali kerja sama yang erat di antara ketiga negara dan membahas situasi terbaru di Korut seperti dikutip dari The Associated Press.
Pejabat Jepang dan beberapa ahli mengatakan uji coba rudal akhir pekan Korut adalah ancaman baru bagi wilayah tersebut.
Pada hari Senin, Kantor Berita Pusat Korea yang dikelola pemerintah melaporkan bahwa rudal menunjukkan bahwa mereka dapat mencapai target 1.500 kilometer jauhnya.
Korut memuji rudal barunya sebagai senjata strategis yang sangat penting, menunjukkan bahwa senjata itu dikembangkan dengan maksud untuk mempersenjatai mereka dengan hulu ledak nuklir. Korut mengatakan mereka membutuhkan senjata nuklir untuk mencegah apa yang diklaimnya sebagai permusuhan dari Washington dan Seoul.
Jepang dan Korsel adalah sekutu kunci yang terpisah untuk kehadiran AS di kawasan Asia-Pasifik.
Perwakilan Khusus AS untuk Kebijakan Korea Utara Sung Kim, Perwakilan Khusus Korea Selatan untuk Urusan Perdamaian dan Keamanan Semenanjung Korea Noh Kyu-duk dan Direktur Jenderal Jepang untuk urusan Asia dan Oseania Takehiro Funakoshi menggelar pertemuan tiga arah.
"Perkembangan terakhir di DPRK adalah pengingat akan pentingnya komunikasi dan kerja sama yang erat dari ketiga negara," kata Sung Kim, utusan khusus AS untuk Korea Utara, menggunakan inisial nama resmi Korut Republik Rakyat Demokratik Korea, seperti dikutip dari TRT World.
Ketiga negara telah membahas cara untuk memecahkan kebuntuan dengan Korut mengenai senjata nuklir dan program rudal balistiknya yang membuatnya dijatuhkan sanksi.
Dalam pertemuan tiga arah itu, Sung Kim kembali menegaskan jika Washington terbuka untuk diplomasi dalam menangani masalh Korut.
Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi mengatakan pada konferensi pers reguler bahwa pertemuan trilateral telah dijadwalkan sebelum uji coba rudal Korut, tetapi pertemuan sehari setelahnya akan menjadi kesempatan yang baik untuk menegaskan kembali kerja sama yang erat di antara ketiga negara dan membahas situasi terbaru di Korut seperti dikutip dari The Associated Press.
Pejabat Jepang dan beberapa ahli mengatakan uji coba rudal akhir pekan Korut adalah ancaman baru bagi wilayah tersebut.
Pada hari Senin, Kantor Berita Pusat Korea yang dikelola pemerintah melaporkan bahwa rudal menunjukkan bahwa mereka dapat mencapai target 1.500 kilometer jauhnya.
Korut memuji rudal barunya sebagai senjata strategis yang sangat penting, menunjukkan bahwa senjata itu dikembangkan dengan maksud untuk mempersenjatai mereka dengan hulu ledak nuklir. Korut mengatakan mereka membutuhkan senjata nuklir untuk mencegah apa yang diklaimnya sebagai permusuhan dari Washington dan Seoul.
Jepang dan Korsel adalah sekutu kunci yang terpisah untuk kehadiran AS di kawasan Asia-Pasifik.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda