Cerita Diva Pop Afghanistan Kabur: Jika Dibawa Taliban, Tembak Saja Kepalaku
Senin, 13 September 2021 - 15:52 WIB
Para wanita yang ditinggalkannya, kata Aryana dengan bangga, lebih terdidik dan sadar diri daripada mereka yang dipaksa keluar dari sekolah dan pekerajaannya oleh Taliban ketika mereka terakhir memerintah Afghanistan pada 1996-2001.
"Perempuan Afghanistan bukanlah perempuan yang sama seperti 20 tahun lalu," katanya.
"Mereka pasti tidak akan menerima ini," katanya tentang kelompok Islam fundamentalis.
Sama pentingnya sekarang, kata Aryana, adalah bagi pemerintah untuk memahami bahwa Taliban saat ini sama dengan mereka yang memerintah sebelum serangan teror 11 September 2001 yang mengarah pada invasi pimpinan AS terhadap Afghanistan.
"Saya berharap dunia menyadari ini bukan Taliban yang berubah atau baru," katanya.
Aryana telah mendedikasikan lebih dari setengah musiknya untuk wanita Afghanistan. Tetapi risiko untuk hidupnya sendiri terlalu besar untuk ditinggalkan.
Bahkan sebelum Kabul jatuh ke tangan Taliban, dia mengatakan bahwa dia merasa "seperti seorang tahanan" karena kaum fundamentalis memandangnya sebagai ancaman.
"Jika Taliban ada, pasti tidak ada ruang bagi saya karena Taliban haus darah saya," katanya.
Tapi meski terinspirasi oleh ikon pop global seperti Jennifer Lopez dan Beyonce, Aryana menarik garis pada perbandingan langsung.
"Bayangkan menjadi juri di acara musik dan Anda harus mengenakan jaket lapis baja agar tidak terbunuh. Saya tidak berpikir ada di antara mereka yang menjalani itu," katanya.
"Perempuan Afghanistan bukanlah perempuan yang sama seperti 20 tahun lalu," katanya.
"Mereka pasti tidak akan menerima ini," katanya tentang kelompok Islam fundamentalis.
Sama pentingnya sekarang, kata Aryana, adalah bagi pemerintah untuk memahami bahwa Taliban saat ini sama dengan mereka yang memerintah sebelum serangan teror 11 September 2001 yang mengarah pada invasi pimpinan AS terhadap Afghanistan.
"Saya berharap dunia menyadari ini bukan Taliban yang berubah atau baru," katanya.
Aryana telah mendedikasikan lebih dari setengah musiknya untuk wanita Afghanistan. Tetapi risiko untuk hidupnya sendiri terlalu besar untuk ditinggalkan.
Bahkan sebelum Kabul jatuh ke tangan Taliban, dia mengatakan bahwa dia merasa "seperti seorang tahanan" karena kaum fundamentalis memandangnya sebagai ancaman.
"Jika Taliban ada, pasti tidak ada ruang bagi saya karena Taliban haus darah saya," katanya.
Tapi meski terinspirasi oleh ikon pop global seperti Jennifer Lopez dan Beyonce, Aryana menarik garis pada perbandingan langsung.
"Bayangkan menjadi juri di acara musik dan Anda harus mengenakan jaket lapis baja agar tidak terbunuh. Saya tidak berpikir ada di antara mereka yang menjalani itu," katanya.
tulis komentar anda