Taliban Tunjuk Buronan FBI Berhadiah Rp142 M Jadi Mendagri

Rabu, 08 September 2021 - 05:25 WIB
Taliban menunjuk Sirajudin Haqqani yang diburu oleh FBI sebagai Menteri Dalam Negeri dalam kabinet pemerintahan baru sementara Afghanistan. Foto/Yahoo
KABUL - Taliban telah mengumumkan kabinet pemerintahan baru sementara Afghanistan . Dalam kabinet itu terdapat sosok kepala kelompok militan yang diburu oleh FBI .

Taliban menunjuk Sirajuddin Haqqani sebagai menteri dalam negeri. Haqqani adalah kepala Jaringan Haqqani, sebuah kelompok teror yang ditunjuk AS di Pakistan dan Afghanistan yang memiliki hubungan dekat dengan al-Qaeda. FBI sendiri menjanjikan hadiah USD10 juta atau sekitar Rp142 miliar untuk kepalanya.

Daftar Orang Paling Dicari FBI mengatakan Haqqani dicari untuk diinterogasi sehubungan dengan serangan pada Januari 2008 di sebuah hotel di Kabul, Afghanistan, yang menewaskan enam orang, termasuk seorang warga negara Amerika.



"Dia diyakini telah berkoordinasi dan berpartisipasi dalam serangan lintas batas terhadap AS dan pasukan koalisi di Afghanistan," kata FBI.

"Haqqani juga diduga terlibat dalam perencanaan upaya pembunuhan terhadap Presiden Afghanistan Hamid Karzai pada 2008," sambung keterangan itu seperti dikutip dari Business Insider, Rabu (8/9/2021).

Tidak hanya Haqqani yang masuk dalam daftar hitam FBI. Mullah Mohammad Hassan Akhund, salah satu pendiri Taliban, yang diangkat menjadi perdana menteri juga masuk dalam daftar hitam.

Dalam kabinet itu Mullah Yaqoob, putra mendiang pendiri dan komandan tertinggi Taliban Mullah Omar, diangkat menjadi menteri pertahanan. Dan Amir Khan Muttaqi, seorang pemimpin senior Taliban, diangkat menjadi menteri luar negeri.



Taliban telah berusaha untuk menjadi lebih moderat sejak merebut Kabul pada pertengahan Agustus, dan bersumpah untuk membentuk pemerintahan yang inklusif. Namun kelompok militan itu tidak memasukkan perempuan dalam pemerintahan sementara yang baru, dan telah menindak keras aksi protes yang dipimpin perempuan.

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan kepada wartawan bahwa AS tidak terburu-buru untuk secara resmi mengakui pemerintah baru di Afghanistan. Psaki mengatakan pemerintahan Biden tidak memiliki batas waktu tentang masalah ini, tetapi menggarisbawahi bahwa dunia akan mengawasi perilaku Taliban.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More