Taliban Berupaya Ekspansi Kemampuannya dengan Senjata AS

Jum'at, 03 September 2021 - 16:03 WIB
"Itu bergantung pada suku cadang, dan aliran itu terputus."

Beberapa analis tetap menekankan bahwa negara-negara yang bersahabat dengan Taliban dapat membantu kelompok itu dalam membantu memperluas penggunaan pesawat dan helikopter dengan memasok suku cadang, perawatan atau pilot.

Beberapa pilot Angkatan Udara Afghanistan yang dilatih AS tetap berada di negara itu, memicu kekhawatiran bahwa para penerbang itulah yang mengendalikan penerbangan helikopter baru-baru ini, yang mungkin di bawah tekanan Taliban.

"Anda sedang menyaksikan jenis pemaksaan terburuk yang terjadi saat ini," kata Venable. "Jika Anda mengambil pistol dan mengarahkannya ke salah satu anggota keluarga mereka, itu adalah, 'Ya, saya akan menerbangkan helikopter itu untuk Anda'."

Bulan lalu, ratusan anggota layanan militer Afghanistan terbang ke negara tetangga; Uzbekistan dengan hampir 50 pesawat Angkatan Udara Afghanistan.

Tunduk pada tekanan Taliban, pemerintah Uzbekistan telah mengatakan kepada AS bahwa pilot-pilot itu segera harus meninggalkan negara tersebut.

Sekelompok anggota Parlemen AS termasuk Mike Waltz, mantan personel Baret Hijau yang melayani beberapa tur di Afghanistan, berusaha untuk mengarahkan pesawat dan pilot-pilot tersebut ke Lembah Panjshir Afghanistan untuk mendukung kemungkinan pertarungan yang dipimpin oleh pasukan Afghanistan yang menentang pemerintahan Taliban.

Taliban diperkirakan akan menjual sebagian dari senjata dan peralatan militer yang telah disita, karena AS membekukan aset terkait Taliban. Sejumlah studi, termasuk makalah 2012 oleh Small Arms Survey, sebuah kelompok penelitian pertahanan yang berbasis

di Jenewa, telah mengidentifikasi rute penyelundupan senjata lama antara Taliban dan orang-orang di Iran, Pakistan dan Tajikistan.

"Senjata yang baru disita ini dapat mengikuti rute yang ada untuk mengalir ke seluruh Afghanistan dan di luar perbatasannya," kata Lauren Woods, direktur Security Assistance Monitor, bagian dari kelompok think tank Washington. "Proses pemantauan dan inventaris senjata kami tidak cukup untuk mencegahnya dialihkan dan disalahgunakan."
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More