Minta Hak-haknya Dilindungi, Kaum Perempuan Afghanistan Geruduk Kantor Gubernur

Jum'at, 03 September 2021 - 00:28 WIB
Puluhan kaum perempuan Afghanistan menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Gubernur Herat menuntut hak-hak mereka dilindungi. Foto/Anadolu
HERAT - Kaum perempuan Afghanistan melakukan aksi protes di luar kantor gubernur di Provinsi Herat, menuntut hak-hak mereka dilindungi. Aksi demonstrasi ini refleksi dari kekhawatiran mereka bahwa rezim Taliban akan memberlakukan aturan represif, menjatuhkan hukuman kejam dan sebagian besar mengecualikan perempuan dari kehidupan publik.

Setelah pengambilalihan kekuasaan yang cepat, Taliban telah berusaha untuk menenangkan ketakutan itu, termasuk berjanji untuk membiarkan perempuan dan anak perempuan bersekolah serta mengizinkan orang untuk bepergian dengan bebas. Tetapi banyak pihak yang skeptis.

Sebagai refleksi dari kecemasan itu, puluhan perempuan melakukan aksi protes. Mereka meneriakkan slogan-slogan dan mendesak para pemimpin baru negara itu untuk memasukkan perempuan ke dalam Kabinet mereka.





Ini adalah sebuah aksi demonstrasi luar biasa dari transformasi kehidupan perempuan dalam 20 tahun terakhir. Pejuang Taliban mencegah para demonstran perempuan untuk menemui gubernur seperti yang mereka minta, tetapi mereka juga tidak membubarkan aksi protes tersebut.

“Kepemimpinan Taliban mengumumkan hak-hak perempuan, tetapi mereka harus menunjukkannya dalam tindakan,” kata Friba Kabrzani, yang membantu mengorganisir aksi demonstrasi di kantor gubernur provinsi.

“Kami ingin dunia mendengar kami dan kami ingin hak kami diselamatkan,” kata Kabrzani, mencatat bahwa beberapa keluarga melarang perempuan bergabung dalam demonstrasi karena takut akan keselamatan mereka seperti dikutip dari AP, Jumat (3/9/2021).

Peserta aksi lainnya, Maryam Ebram, memperingatkan bahwa apa pun bisa diharapkan dari Taliban, tetapi perempuan Afghanistan akan terus memprotes hak-hak mereka.

“Hak kami tidak diberikan kepada kami dan kami tidak akan membiarkannya memudar dengan mudah,” tegasnya.



Di tengah ketidakpastian tentang masa depan Afghanistan, puluhan ribu orang berlomba untuk melarikan diri dari negara itu dalam pengangkutan udara yang penuh kepanikan yang dijalankan Amerika Serikat (AS). Evakuasi itu berakhir jelang penarikan terakhir pasukan Amerika pada awal pekan ini.

Seorang pembom bunuh diri semakin membuat kacau upaya evakuasi itu, menewaskan 169 warga Afghanistan dan 13 tentara AS. Kelompok Negara Islam Khorasan, ISIS-K, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More