Demonstran Pro George Floyd Marah di Seluruh AS, Gedung Putih Lockdown
Sabtu, 30 Mei 2020 - 08:26 WIB
WASHINGTON - Gedung Putih dikunci atau lockdown setelah para demonstran pembela pria kulit hitam, George Floyd , yang marah di jalanan mulai mendekati kantor Presiden Amerika Serikat (AS) tersebut. Pembunuhan Floyd oleh polisi di Minneapolis sudah memasuki hari keempat dan meluas di seluruh negeri.
Di Minneapolis, para demonstran menyerang polisi. Di New York, polisi menangkapi para demonstran. Sedangkan di Ibu Kota AS; Washington DC, massa demonstran membanjiri jalan-jalan.
Pejabat Dinas Rahasia (Secret Sevice) menempatkan kediaman Presiden AS dalam siaga tinggi sebagai tanggapan terhadap massa yang berkumpul di Washington DC untuk memprotes kematian George Floyd, 46. (Baca: Viral, Video Pria Kulit Hitam Meninggal Dicekik Polisi AS )
Pada Senin lalu, pria kulit hitam yang tak bersenjata itu dituduh menggunakan uang kertas palsu. Dia diborgol dan lehernya dicekik polisi dengan lutut hingga tak bisa bernapas dan akhirnya meninggal. Video detik-detik pembunuhan terhadap Floyd viral dan memicu kemarahan publik Amerika.
Mengutip laporan USA Today, Sabtu (30/5/2020), agen Secret Service terlihat menangkap setidaknya satu demonstran di depan Gedung Putih.
Demo yang berujung dengan kerusuhan juga pecah di Atlanta, di mana para demonstran menghancurkan jendela-jendela di kantor CNN di kota tersebut.
Jurnalis NPR, Tamara Keithm menggambarkan protes keras di seberang jalan dari Gedung Putih, tempat puluhan pemrotes berkumpul untuk meneriakkan; "Saya tidak bisa bernapas!", "Kulit hitam itu penting", dan "Tidak ada keadilan, tidak ada kedamaian". (Baca: Protes Pembunuhan George Floyd, Demonstran AS Bakar Kantor Polisi )
Para pengunjuk rasa juga terlihat berkumpul di jalan-jalan 14 dan U di Washington DC dan menutup lalu lintas selama beberapa saat sebelum melanjutkan ke dekat Gedung Putih.
Presiden AS Donald Trump kemarin berjanji mengambil tindakan tegas yang melibatkan militer untuk meredam kerusuhan di Minneapolis, Minnesota. Trump mengancam para perusuh akan ditembak pasukan militer jika wali kota setempat tidak melakukan pekerjaan dengan benar.
Dalam ancamannya melalui Twitter, Jumat (29/5/2020), presiden mengecam Wali Kota Minneapolis Jacob Frey yang dia sebut sangat lemah dan seorang wali kota kiri radikal. Menurutnya, pemerintah federal akan mengambil alih situasi jika pemerintah daerah tidak membawa situasi di bawah kendali.
"Saya tidak bisa mundur dan menyaksikan ini terjadi di kota Amerika yang hebat, Minneapolis. Kurangnya kepemimpinan," tulis Trump via akun @realDonaldTrump.
"Entah Wali Kota Kiri Radikal yang sangat lemah, Jacob Frey, mendapatkan tindakannya bersama dan mengendalikan kota, atau saya akan mengirim Garda Nasional dan menyelesaikan pekerjaan dengan benar," ujar Trump. (Baca juga: Minneapolis Rusuh, Trump Ancam Kerahkan Militer untuk Menembak )
"Preman-preman ini tidak menghormati cara mengenang George Floyd, dan saya tidak akan membiarkan itu terjadi. Hanya berbicara dengan Gubernur Tim Walz dan mengatakan kepadanya bahwa militer bersamanya sepanjang jalan. Apa pun kesulitannya, kami akan mengambil kendali, ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai," lanjut orang nomor satu AS ini.
Garda Nasional Minnesota telah mengerahkan lebih dari 500 tentara ke Saint Paul, Minneapolis, dan komunitas di sekitarnya. Dalam sebuah tweet, Garda Nasional mengatakan bahwa tujuan utama mereka adalah untuk membantu Departemen Pemadam Kebakaran Minneapolis saat kerusuhan berkobar di seluruh kota.
Polisi yang mencekik Floyd telah dipecat dan kini ditangkap. Namun, keluarga Floyd dan massa menuntut semua polisi yang terlibat dalam pembunuhan pria kulit hitam tersebut diadili.
Di Minneapolis, para demonstran menyerang polisi. Di New York, polisi menangkapi para demonstran. Sedangkan di Ibu Kota AS; Washington DC, massa demonstran membanjiri jalan-jalan.
Pejabat Dinas Rahasia (Secret Sevice) menempatkan kediaman Presiden AS dalam siaga tinggi sebagai tanggapan terhadap massa yang berkumpul di Washington DC untuk memprotes kematian George Floyd, 46. (Baca: Viral, Video Pria Kulit Hitam Meninggal Dicekik Polisi AS )
Pada Senin lalu, pria kulit hitam yang tak bersenjata itu dituduh menggunakan uang kertas palsu. Dia diborgol dan lehernya dicekik polisi dengan lutut hingga tak bisa bernapas dan akhirnya meninggal. Video detik-detik pembunuhan terhadap Floyd viral dan memicu kemarahan publik Amerika.
Mengutip laporan USA Today, Sabtu (30/5/2020), agen Secret Service terlihat menangkap setidaknya satu demonstran di depan Gedung Putih.
Demo yang berujung dengan kerusuhan juga pecah di Atlanta, di mana para demonstran menghancurkan jendela-jendela di kantor CNN di kota tersebut.
Jurnalis NPR, Tamara Keithm menggambarkan protes keras di seberang jalan dari Gedung Putih, tempat puluhan pemrotes berkumpul untuk meneriakkan; "Saya tidak bisa bernapas!", "Kulit hitam itu penting", dan "Tidak ada keadilan, tidak ada kedamaian". (Baca: Protes Pembunuhan George Floyd, Demonstran AS Bakar Kantor Polisi )
Para pengunjuk rasa juga terlihat berkumpul di jalan-jalan 14 dan U di Washington DC dan menutup lalu lintas selama beberapa saat sebelum melanjutkan ke dekat Gedung Putih.
Presiden AS Donald Trump kemarin berjanji mengambil tindakan tegas yang melibatkan militer untuk meredam kerusuhan di Minneapolis, Minnesota. Trump mengancam para perusuh akan ditembak pasukan militer jika wali kota setempat tidak melakukan pekerjaan dengan benar.
Dalam ancamannya melalui Twitter, Jumat (29/5/2020), presiden mengecam Wali Kota Minneapolis Jacob Frey yang dia sebut sangat lemah dan seorang wali kota kiri radikal. Menurutnya, pemerintah federal akan mengambil alih situasi jika pemerintah daerah tidak membawa situasi di bawah kendali.
"Saya tidak bisa mundur dan menyaksikan ini terjadi di kota Amerika yang hebat, Minneapolis. Kurangnya kepemimpinan," tulis Trump via akun @realDonaldTrump.
"Entah Wali Kota Kiri Radikal yang sangat lemah, Jacob Frey, mendapatkan tindakannya bersama dan mengendalikan kota, atau saya akan mengirim Garda Nasional dan menyelesaikan pekerjaan dengan benar," ujar Trump. (Baca juga: Minneapolis Rusuh, Trump Ancam Kerahkan Militer untuk Menembak )
"Preman-preman ini tidak menghormati cara mengenang George Floyd, dan saya tidak akan membiarkan itu terjadi. Hanya berbicara dengan Gubernur Tim Walz dan mengatakan kepadanya bahwa militer bersamanya sepanjang jalan. Apa pun kesulitannya, kami akan mengambil kendali, ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai," lanjut orang nomor satu AS ini.
Garda Nasional Minnesota telah mengerahkan lebih dari 500 tentara ke Saint Paul, Minneapolis, dan komunitas di sekitarnya. Dalam sebuah tweet, Garda Nasional mengatakan bahwa tujuan utama mereka adalah untuk membantu Departemen Pemadam Kebakaran Minneapolis saat kerusuhan berkobar di seluruh kota.
Polisi yang mencekik Floyd telah dipecat dan kini ditangkap. Namun, keluarga Floyd dan massa menuntut semua polisi yang terlibat dalam pembunuhan pria kulit hitam tersebut diadili.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda