Terungkap, Pasukan Barat Pakai Senjata Israel untuk Memburu Taliban
Rabu, 25 Agustus 2021 - 05:01 WIB
Sejak 2005, Angkatan Darat Australia di Afghanistan juga telah menerbangkan kendaraan udara tak berawak (UAV) Skylark 1 yang diproduksi Elbit Systems.
Namun, pada Mei, pemerintah Australia memberi tahu Elbit bahwa angkatan bersenjatanya akan berhenti menggunakan Battle Management System (BMS) mulai pertengahan Juni.
Elbit Systems sering menjadi sasaran kampanye kelompok hak asasi manusia. Perusahaan Israel memproduksi teknologi pengintaian untuk Tembok Pemisahan ilegal di Tepi Barat dan memproduksi mesin untuk 85% drone militer Israel, di antara komponen senjata lainnya.
Produsen senjata Israel itu telah memasok 85% drone yang digunakan dalam perang di Gaza pada 2014, ketika lebih dari 2.200 warga Palestina, termasuk 500 anak-anak tewas hanya dalam 50 hari.
Perusahaan ini memiliki sepuluh lokasi di Inggris.
Kesadaran yang lebih besar tentang peran Elbit dalam pelanggaran hak asasi manusia dan dugaan kejahatan perang telah mencoreng citra perusahaan.
Pada Februari, Dana Pensiun East Sussex adalah yang terbaru untuk divestasi dari perusahaan Israel itu, beberapa bulan setelah aktivis hak asasi manusia melobi dana tersebut untuk mengakhiri hubungannya dengan perusahaan yang melanggar hukum internasional itu.
The Jerusalem Post juga mengomentari laporan pasukan Israel dikirim ke Afghanistan pada 2019 untuk mengumpulkan intelijen tentang gerakan militer Iran.
Rupanya, tentara Israel dikirim ke perbatasan Afghanistan dengan Iran dan mengumpulkan informasi intelijen tentang gerakan semacam itu di sekitar Teluk Persia.
Sputnik News Rusia menyatakan pada saat itu bahwa, “Israel beroperasi di bawah bendera Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab."
Namun, pada Mei, pemerintah Australia memberi tahu Elbit bahwa angkatan bersenjatanya akan berhenti menggunakan Battle Management System (BMS) mulai pertengahan Juni.
Elbit Systems sering menjadi sasaran kampanye kelompok hak asasi manusia. Perusahaan Israel memproduksi teknologi pengintaian untuk Tembok Pemisahan ilegal di Tepi Barat dan memproduksi mesin untuk 85% drone militer Israel, di antara komponen senjata lainnya.
Produsen senjata Israel itu telah memasok 85% drone yang digunakan dalam perang di Gaza pada 2014, ketika lebih dari 2.200 warga Palestina, termasuk 500 anak-anak tewas hanya dalam 50 hari.
Perusahaan ini memiliki sepuluh lokasi di Inggris.
Kesadaran yang lebih besar tentang peran Elbit dalam pelanggaran hak asasi manusia dan dugaan kejahatan perang telah mencoreng citra perusahaan.
Pada Februari, Dana Pensiun East Sussex adalah yang terbaru untuk divestasi dari perusahaan Israel itu, beberapa bulan setelah aktivis hak asasi manusia melobi dana tersebut untuk mengakhiri hubungannya dengan perusahaan yang melanggar hukum internasional itu.
The Jerusalem Post juga mengomentari laporan pasukan Israel dikirim ke Afghanistan pada 2019 untuk mengumpulkan intelijen tentang gerakan militer Iran.
Rupanya, tentara Israel dikirim ke perbatasan Afghanistan dengan Iran dan mengumpulkan informasi intelijen tentang gerakan semacam itu di sekitar Teluk Persia.
Sputnik News Rusia menyatakan pada saat itu bahwa, “Israel beroperasi di bawah bendera Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab."
tulis komentar anda