Petinggi Taliban dan Mantan Presiden Afghanistan Karzai Bahas Pemerintahan Baru
Kamis, 19 Agustus 2021 - 10:07 WIB
Selama konferensi pers semalam di Kandahar, petinggi Taliban Mullah Khairullah Khairkhaw mengatakan, “Delegasi akan mengadakan konsultasi dan diskusi dengan para pemimpin lokal dan lainnya tentang pembentukan pemerintah inklusif.”
Sementara itu, juru bicara Karzai, Mohammad Yusof Saha mengatakan kepada Associated Press (AP) bahwa pertemuan awal dengan tim Taliban akan memfasilitasi pembicaraan dengan salah satu Pendiri Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar.
Tidak tersedia keterangan lain tentang pertemuan awal tersebut.
Sumber Taliban di Kandahar yang meminta anonimitas karena dia tidak berwenang berbicara kepada media, mengatakan kepada Arab News bahwa, “Delegasi Taliban diperkirakan melakukan perjalanan ke Kabul di kemudian hari, saat Baradar juga akan bertemu sekelompok orang kuat etnis Afghanistan yang telah menjabat di posisi kunci pemerintah di masa lalu.”
Pembicaraan penting antara Taliban dan pejabat pemerintah dimulai di tengah peringatan dari kekuatan besar dunia yang menentang pemulihan Imarah Islam oleh Taliban ketika mereka memerintah Afghanistan dari 1996 hingga 2001 dan dituduh menerapkan kebijakan yang keras dan represif.
Taliban bersikeras mereka telah berubah dan dalam beberapa hari terakhir telah bersumpah tidak membalas dendam, menegakkan hak-hak perempuan dalam kerangka hukum Islam, memastikan kebebasan media dan menawarkan amnesti bagi pejabat pemerintah di Afghanistan.
Tidak seperti rezim Taliban masa lalu yang hidup dalam isolasi global dengan hanya Pakistan, Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi yang mengakui pemerintah mereka, Taliban dalam beberapa bulan terakhir, telah berulang kali mengatakan mereka tidak mengejar “monopoli kekuasaan” dan akan membentuk pemerintahan yang dapat diterima oleh semua kelompok etnis.
Sejak Taliban berkuasa pada Minggu, AS telah membekukan miliaran dolar pendapatan Afghanistan, menghalangi Taliban mengakses uang.
Sementara beberapa negara telah memperingatkan agar tidak menahan bantuan yang sangat dibutuhkan untuk negara yang dilanda perang dan kekurangan uang itu sampai Taliban melaksanakan janjinya untuk pemerintahan yang “menyeluruh”.
Sumber yang dekat dengan Taliban mengatakan kepada Arab News bahwa Baradar kemungkinan besar akan memimpin pemerintahan sementara dan mengambil alih negara.
Sementara itu, juru bicara Karzai, Mohammad Yusof Saha mengatakan kepada Associated Press (AP) bahwa pertemuan awal dengan tim Taliban akan memfasilitasi pembicaraan dengan salah satu Pendiri Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar.
Tidak tersedia keterangan lain tentang pertemuan awal tersebut.
Sumber Taliban di Kandahar yang meminta anonimitas karena dia tidak berwenang berbicara kepada media, mengatakan kepada Arab News bahwa, “Delegasi Taliban diperkirakan melakukan perjalanan ke Kabul di kemudian hari, saat Baradar juga akan bertemu sekelompok orang kuat etnis Afghanistan yang telah menjabat di posisi kunci pemerintah di masa lalu.”
Pembicaraan penting antara Taliban dan pejabat pemerintah dimulai di tengah peringatan dari kekuatan besar dunia yang menentang pemulihan Imarah Islam oleh Taliban ketika mereka memerintah Afghanistan dari 1996 hingga 2001 dan dituduh menerapkan kebijakan yang keras dan represif.
Taliban bersikeras mereka telah berubah dan dalam beberapa hari terakhir telah bersumpah tidak membalas dendam, menegakkan hak-hak perempuan dalam kerangka hukum Islam, memastikan kebebasan media dan menawarkan amnesti bagi pejabat pemerintah di Afghanistan.
Tidak seperti rezim Taliban masa lalu yang hidup dalam isolasi global dengan hanya Pakistan, Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi yang mengakui pemerintah mereka, Taliban dalam beberapa bulan terakhir, telah berulang kali mengatakan mereka tidak mengejar “monopoli kekuasaan” dan akan membentuk pemerintahan yang dapat diterima oleh semua kelompok etnis.
Sejak Taliban berkuasa pada Minggu, AS telah membekukan miliaran dolar pendapatan Afghanistan, menghalangi Taliban mengakses uang.
Sementara beberapa negara telah memperingatkan agar tidak menahan bantuan yang sangat dibutuhkan untuk negara yang dilanda perang dan kekurangan uang itu sampai Taliban melaksanakan janjinya untuk pemerintahan yang “menyeluruh”.
Sumber yang dekat dengan Taliban mengatakan kepada Arab News bahwa Baradar kemungkinan besar akan memimpin pemerintahan sementara dan mengambil alih negara.
tulis komentar anda