Gedung Putih Akui Cukup Banyak Senjata AS Jatuh ke Tangan Taliban
Rabu, 18 Agustus 2021 - 06:37 WIB
WASHINGTON - Penasihat Keamanan Nasional Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Jake Sullivan, mengakui banyak senjata AS yang diberikan pada tentara Afghanistan sekarang berada di tangan Taliban.
Dia menepis pertanyaan tentang bagaimana AS akan menghadapi fakta memprihatinkan itu.
“Kami tidak memiliki gambaran lengkap tentang ke mana perginya setiap artikel bahan pertahanan, tetapi tentu saja cukup banyak dari itu telah jatuh ke tangan Taliban,” ujar Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih saat sekretaris pers Jen Psaki memandangnya.
"Jelas, kita tidak memiliki perasaan bahwa mereka akan dengan mudah menyerahkannya kepada kita di bandara," papar dia.
Sullivan juga menjalankan pengendalian kerusakan untuk Gedung Putih pada Senin, beberapa jam sebelum Biden dibawa kembali ke Washington dari Camp David untuk mengubah narasi tentang penarikan pasukan AS.
Menjawab berbagai pertanyaan tentang adegan sejumlah helikopter mengevakuasi personel kedutaan AS di Kabul, dalam kejadian yang mirip Saigon 1975, Sullivan menjelaskan, "Helikopter telah menjadi moda transportasi kami dari kedutaan selama dua puluh tahun."
AS telah menghabiskan lebih dari USD80 miliar selama 20 tahun terakhir, mempersenjatai dan memperlengkapi Tentara Nasional Afghanistan (ANA), pasukan tempur yang setia kepada pemerintah yang didukung AS di Kabul.
AS juga membayar gaji mereka, yang diduga menyebabkan para komandan lokal melaporkan "tentara hantu" yang tidak benar-benar ada hanya untuk memenuhi kantong mereka dengan uang dari AS.
Biden dan para jenderalnya selama ini bersikeras bahwa tentara Afghanistan adalah kekuatan tempur yang mampu menahan serangan Taliban.
Tentara Afghanistan itu akhirnya menyerah tanpa perlawanan selama akhir pekan lalu. Fakta ini sangat mengejutkan Pentagon dan Gedung Putih.
Pemimpin operasi di Kepala Staf Gabungan AS Mayor Jenderal Hank Taylor tidak memiliki jawaban untuk wartawan yang bertanya saat pengarahan Pentagon pada Senin tentang senjata yang disita Taliban.
Ditanya apakah AS melakukan sesuatu untuk mencegah senjata dan peralatan militer itu jatuh ke tangan Taliban, Taylor mengatakan dia tidak memiliki informasi tentang langkah-langkah tersebut.
"Saya tidak punya jawaban untuk pertanyaan itu," jawab Taylor, atas pertanyaan apakah AS melakukan sesuatu untuk menghancurkan peralatan yang ditinggalkan, termasuk mengebom pangkalan militer Afghanistan.
Taylor dan pejabat Pentagon lainnya sebenarnya membantah telah terjadi serangan udara AS semacam itu.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
Dia menepis pertanyaan tentang bagaimana AS akan menghadapi fakta memprihatinkan itu.
“Kami tidak memiliki gambaran lengkap tentang ke mana perginya setiap artikel bahan pertahanan, tetapi tentu saja cukup banyak dari itu telah jatuh ke tangan Taliban,” ujar Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih saat sekretaris pers Jen Psaki memandangnya.
"Jelas, kita tidak memiliki perasaan bahwa mereka akan dengan mudah menyerahkannya kepada kita di bandara," papar dia.
Sullivan juga menjalankan pengendalian kerusakan untuk Gedung Putih pada Senin, beberapa jam sebelum Biden dibawa kembali ke Washington dari Camp David untuk mengubah narasi tentang penarikan pasukan AS.
Menjawab berbagai pertanyaan tentang adegan sejumlah helikopter mengevakuasi personel kedutaan AS di Kabul, dalam kejadian yang mirip Saigon 1975, Sullivan menjelaskan, "Helikopter telah menjadi moda transportasi kami dari kedutaan selama dua puluh tahun."
AS telah menghabiskan lebih dari USD80 miliar selama 20 tahun terakhir, mempersenjatai dan memperlengkapi Tentara Nasional Afghanistan (ANA), pasukan tempur yang setia kepada pemerintah yang didukung AS di Kabul.
AS juga membayar gaji mereka, yang diduga menyebabkan para komandan lokal melaporkan "tentara hantu" yang tidak benar-benar ada hanya untuk memenuhi kantong mereka dengan uang dari AS.
Biden dan para jenderalnya selama ini bersikeras bahwa tentara Afghanistan adalah kekuatan tempur yang mampu menahan serangan Taliban.
Tentara Afghanistan itu akhirnya menyerah tanpa perlawanan selama akhir pekan lalu. Fakta ini sangat mengejutkan Pentagon dan Gedung Putih.
Pemimpin operasi di Kepala Staf Gabungan AS Mayor Jenderal Hank Taylor tidak memiliki jawaban untuk wartawan yang bertanya saat pengarahan Pentagon pada Senin tentang senjata yang disita Taliban.
Ditanya apakah AS melakukan sesuatu untuk mencegah senjata dan peralatan militer itu jatuh ke tangan Taliban, Taylor mengatakan dia tidak memiliki informasi tentang langkah-langkah tersebut.
"Saya tidak punya jawaban untuk pertanyaan itu," jawab Taylor, atas pertanyaan apakah AS melakukan sesuatu untuk menghancurkan peralatan yang ditinggalkan, termasuk mengebom pangkalan militer Afghanistan.
Taylor dan pejabat Pentagon lainnya sebenarnya membantah telah terjadi serangan udara AS semacam itu.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
(sya)
tulis komentar anda