Presiden Afghanistan Kabur saat Taliban Serbu Kabul
Senin, 16 Agustus 2021 - 06:54 WIB
KABUL - Presiden Afghanistan Ashraf Ghani kabu atau melarikan diri dari negaranya saat para milisi Taliban menyerbu ibu kota setempat, Kabul.
Presiden Ghani mengakui meninggalkan negaranya dengan alasan ingin menghindari pertumpahan darah.
Kemenangan Taliban ini menandakan berakhirnya eksperimen Barat selama 20 tahun yang bertujuan untuk membangun kembali Afghanistan.
Kelompok Taliban sudah menyebar ke seluruh ibu kota pada hari Minggu dan menguasai istana kepresidenan. Al Jazeera merilis rekaman video eksklusif di mana komandan Taliban menduduki istana presiden dengan para milisi bersenjata.
Taliban juga mengatakan telah menguasai sebagian besar distrik di sekitar pinggiran ibu kota.
Publik ibu kota telah dicekam oleh kepanikan, di mana helikopter berlomba di atas kepala mereka sepanjang hari untuk mengevakuasi personel dari kedutaan Amerika Serikat (AS). Asap membubung di dekat kompleks ketika staf menghancurkan dokumen penting, dan bendera Amerika diturunkan. Beberapa misi Barat lainnya juga bersiap untuk menarik orang-orang mereka keluar.
Orang-orang Afghanistan yang takut bahwa Taliban dapat menerapkan kembali jenis aturan brutal yang menghilangkan hak-hak perempuan bergegas meninggalkan negara itu, mengantre di mesin ATM untuk menarik tabungan mereka. Orang-orang yang sangat miskin—yang telah meninggalkan rumah di pedesaan demi keamanan ibu kota—tetap tinggal di taman dan ruang terbuka di seluruh kota.
Ketika Taliban mendekati Kabul pada hari Minggu, Presiden Ashraf Ghani terbang ke luar negeri.
Presiden Ghani mengakui meninggalkan negaranya dengan alasan ingin menghindari pertumpahan darah.
Kemenangan Taliban ini menandakan berakhirnya eksperimen Barat selama 20 tahun yang bertujuan untuk membangun kembali Afghanistan.
Kelompok Taliban sudah menyebar ke seluruh ibu kota pada hari Minggu dan menguasai istana kepresidenan. Al Jazeera merilis rekaman video eksklusif di mana komandan Taliban menduduki istana presiden dengan para milisi bersenjata.
Taliban juga mengatakan telah menguasai sebagian besar distrik di sekitar pinggiran ibu kota.
Publik ibu kota telah dicekam oleh kepanikan, di mana helikopter berlomba di atas kepala mereka sepanjang hari untuk mengevakuasi personel dari kedutaan Amerika Serikat (AS). Asap membubung di dekat kompleks ketika staf menghancurkan dokumen penting, dan bendera Amerika diturunkan. Beberapa misi Barat lainnya juga bersiap untuk menarik orang-orang mereka keluar.
Orang-orang Afghanistan yang takut bahwa Taliban dapat menerapkan kembali jenis aturan brutal yang menghilangkan hak-hak perempuan bergegas meninggalkan negara itu, mengantre di mesin ATM untuk menarik tabungan mereka. Orang-orang yang sangat miskin—yang telah meninggalkan rumah di pedesaan demi keamanan ibu kota—tetap tinggal di taman dan ruang terbuka di seluruh kota.
Ketika Taliban mendekati Kabul pada hari Minggu, Presiden Ashraf Ghani terbang ke luar negeri.
tulis komentar anda