Perang AS di Afghanistan: Habis Rp14.000 T, Tewaskan 3.586 Tentara NATO, lalu AS Hengkang

Sabtu, 14 Agustus 2021 - 13:56 WIB
9. Provinsi Faizabad (11 Agustus)

10. Provinsi Ghazni (12 Agustus)

11. Provinsi Herat (12 Agustus)

12. Provinsi Kandahar (12 Agustus)

13. Provinsi Lashkar Gah (13 Agustus)

14. Provinsi Qala-e Naw (13 Agustus)

15. Provinsi Feruz Koh (13 Agustus)

16. Provinsi Pul-e Alam (13 Agustus)

17. Provinsi Terakot (13 Agustus)

18. Provinsi Qalat (13 Agustus)

Siapa Taliban?

Mereka muncul dalam perang saudara yang mengikuti penarikan pasukan Soviet pada tahun 1989, terutama di barat daya dan daerah perbatasan Pakistan.

Mereka bersumpah untuk memerangi korupsi dan meningkatkan keamanan, tetapi juga mengadopsi hukum Syariah yang keras versi mereka. Kaum pria diminta untuk menumbuhkan janggut dan wanita harus mengenakan burka yang menutupi seluruh tubuh. Televisi, musik, dan bioskop dilarang.

Setelah penggulingan mereka tahun 2001, mereka berkumpul kembali di daerah perbatasan Pakistan.

Dengan hingga 85.000 milisi, mereka dianggap lebih kuat sekarang daripada titik mana pun sejak 2001.

Nasib Afghanistan

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sebelumnya menyuarakan kecaman terhadap AS yang dia anggap menarik pasukannya secara tiba-tiba sehingga memicu gelombang kekerasan dengan bangkitnya Taliban.

Intelijen AS telah membuat penilaian bahwa Ibu Kota Afghanistan, Kabul, bisa jatuh ke tangan Taliban dalam tempo 90 hari ke depan. Penilaian ini menggambarkan lemahnya pasukan Afghanistan meski sudah belasan tahun dilatih tentara AS.

Presiden Ghani kemungkinan akan berpidato di depan rakyatnya terkait situasi genting yang terjadi. Sedangkan Taliban menuntut pengunduran dirinya.

Seorang sumber pemerintah mengatakan bahwa Ashraf Ghani, kemungkinan akan berpidato pada hari Sabtu (14/8/2021) untuk memberi tahu mereka tentang nasib pemerintahnya. Pertemuan kemungkinan besar akan tentang bagaimana transisi mungkin terjadi. Namun pada Jumat malam, pemerintah menegaskan bahwa mereka berdiri dan memiliki keyakinan penuh pada pasukan pertahanannya.

Wakil Presiden Pertama Afghanistan Amrullah Saleh mengatakan dia bangga dengan angkatan bersenjata negara itu.

"Diputuskan dengan keyakinan dan tekad bahwa kami berdiri tegas melawan teroris Taliban dan melakukan segalanya untuk memperkuat pertahanan nasional dengan segala cara," kata Saleh di Twitter.

Sementara itu, staf Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Kabul telah diperintahkan untuk menghancurkan dokumen dan komputer berisi data sensitif saat mereka bersiap untuk mengungsi. New York Times melaporkan kekhawatiran hengkangnya pasukan dan staf diplomatik Amerika itu mirip dengan akhir dari Perang Vietnam saat Saigon jatuh ke pasukan Vietnam Utara.

Perintah penghancuran data sensitif tertuang dalam memo tentang persiapan darurat untuk keberangkatan sebagian besar pekerja kedutaan. Salinan memo itu diperoleh NPR, yang mengungkapkannya dalam sebuah laporan pada hari Jumat.

Perintah itu keluar ketika Pentagon mengerahkan 3.000 tentara tambahan ke Kabul untuk memastikan evakuasi yang aman dan mengikuti nasihat kedutaan pada hari Kamis yang mendesak semua warga AS untuk segera meninggalkan negara itu.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More