Penyelidik WHO Sebut Pasien Nol Covid-19 Mungkin Pegawai Lab Wuhan
Jum'at, 13 Agustus 2021 - 15:17 WIB
STOCKHOLM - Pasien nol dari pandemi Covid-19 mungkin adalah pekerja laboratorium Wuhan , China yang berspesialisasi dalam penelitian seputar SARS-COV-2 sebelum menyebar ke seluruh dunia. Hal itu diungkapkan penyelidik utama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) , Peter Embarek.
Dalam sebuah film dokumenter berjudul “Misteri virus, seorang Denmark mencari kebenaran di China” yang disiarkan di saluran televisi setempat, ilmuwan tersebut menceritakan panjang lebar misi yang dipimpinnya di Wuhan dan sangat kritis terhadap China.
“Seorang karyawan (laboratorium) yang terinfeksi di lapangan mengambil sampel termasuk dalam salah satu hipotesis yang mungkin. Di sinilah virus berpindah langsung dari kelelawar ke manusia,” ucap Embarek.
Menurut Embarek, selama ini timnya kesulitan mendiskusikan teori adanya kebocoran di lab Wuhan dengan para ilmuwan China.
“Hingga 48 jam sebelum misi berakhir, kami masih belum setuju untuk menyebutkan hipotesis laboratorium dalam laporan tersebut,” jelas Embarek, seperti dilansir Al Arabiya pada Jumat (13/8/2021).
“Setelah pertukaran ini, delegasi WHO memperoleh izin untuk mengunjungi dua laboratorium tempat penelitian dilakukan pada kelelawar,” sambungnya.
Dia menuturkan, selama kunjungan tersebut, timnya memiliki hak untuk presentasi, dapat berbicara dan mengajukan pertanyaan yang ingin mereka tanyakan. Tetapi, jelasnya, timnya tidak memiliki kesempatan untuk berkonsultasi tentang dokumentasi apa pun.
Ilmuwan itu menunjukkan bahwa tidak ada kelelawar yang hidup di alam liar di wilayah Wuhan, dan bahwa satu-satunya orang yang mungkin mendekati kelelawar yang dicurigai sebagai tempat menyimpan virus yang menyebabkan Sars-Cov-2 adalah karyawan laboratorium kota.
Dalam sebuah film dokumenter berjudul “Misteri virus, seorang Denmark mencari kebenaran di China” yang disiarkan di saluran televisi setempat, ilmuwan tersebut menceritakan panjang lebar misi yang dipimpinnya di Wuhan dan sangat kritis terhadap China.
“Seorang karyawan (laboratorium) yang terinfeksi di lapangan mengambil sampel termasuk dalam salah satu hipotesis yang mungkin. Di sinilah virus berpindah langsung dari kelelawar ke manusia,” ucap Embarek.
Menurut Embarek, selama ini timnya kesulitan mendiskusikan teori adanya kebocoran di lab Wuhan dengan para ilmuwan China.
“Hingga 48 jam sebelum misi berakhir, kami masih belum setuju untuk menyebutkan hipotesis laboratorium dalam laporan tersebut,” jelas Embarek, seperti dilansir Al Arabiya pada Jumat (13/8/2021).
“Setelah pertukaran ini, delegasi WHO memperoleh izin untuk mengunjungi dua laboratorium tempat penelitian dilakukan pada kelelawar,” sambungnya.
Dia menuturkan, selama kunjungan tersebut, timnya memiliki hak untuk presentasi, dapat berbicara dan mengajukan pertanyaan yang ingin mereka tanyakan. Tetapi, jelasnya, timnya tidak memiliki kesempatan untuk berkonsultasi tentang dokumentasi apa pun.
Ilmuwan itu menunjukkan bahwa tidak ada kelelawar yang hidup di alam liar di wilayah Wuhan, dan bahwa satu-satunya orang yang mungkin mendekati kelelawar yang dicurigai sebagai tempat menyimpan virus yang menyebabkan Sars-Cov-2 adalah karyawan laboratorium kota.
(ian)
tulis komentar anda