Taliban Geledah Pintu ke Pintu Cari Wanita Afghanistan untuk Budak Seks
Kamis, 12 Agustus 2021 - 13:16 WIB
Taliban kini telah merebut sembilan dari 34 ibu kota provinsi Afghanistan dan menempatkan sebagian besar kota terbesar di negara itu dikepung dalam serangan kilat yang membuat pasukan pemerintah sebagian besar menyerah.
Kelompok Taliban, yang biasanya membantah melakukan kebrutalan terhadap warga sipil dalam perang saat ini, belum berkomentar atas laporan perburuan para wanita untuk dijadikan budak seks.
Farkhunda Zahra Naderi, yang merupakan anggota Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional Afghanistan, berbicara tentang ketakutannya bahwa hak-hak sipil yang ada di negara itu akan rusak.
"Ketakutan terbesar saya adalah sekarang mereka meminggirkan perempuan yang telah bekerja di posisi kepemimpinan ini, yang telah menjadi suara yang kuat melawan pelaku yang paling kuat tetapi juga bekerja dengan mereka untuk mengubah situasi di lapangan," katanya.
Jika mereka melenyapkan para pemimpin ini, kata dia, siapa yang akan dibiarkan berbicara untuk perempuan dan mempertahankan pencapaian yang telah dicapai selama 20 tahun terakhir.
Kata-katanya menyoroti dampak dari keputusan AS, Inggris, dan negara-negara NATO lainnya untuk menarik pasukan terakhir yang tersisa dari Afghanistan.
Kelompok Taliban, yang biasanya membantah melakukan kebrutalan terhadap warga sipil dalam perang saat ini, belum berkomentar atas laporan perburuan para wanita untuk dijadikan budak seks.
Farkhunda Zahra Naderi, yang merupakan anggota Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional Afghanistan, berbicara tentang ketakutannya bahwa hak-hak sipil yang ada di negara itu akan rusak.
"Ketakutan terbesar saya adalah sekarang mereka meminggirkan perempuan yang telah bekerja di posisi kepemimpinan ini, yang telah menjadi suara yang kuat melawan pelaku yang paling kuat tetapi juga bekerja dengan mereka untuk mengubah situasi di lapangan," katanya.
Jika mereka melenyapkan para pemimpin ini, kata dia, siapa yang akan dibiarkan berbicara untuk perempuan dan mempertahankan pencapaian yang telah dicapai selama 20 tahun terakhir.
Kata-katanya menyoroti dampak dari keputusan AS, Inggris, dan negara-negara NATO lainnya untuk menarik pasukan terakhir yang tersisa dari Afghanistan.
(min)
tulis komentar anda