Warga Australia yang Tinggal di Luar Negeri Bisa 'Terjebak' Jika Pulang
Jum'at, 06 Agustus 2021 - 17:01 WIB
SYDNEY - Warga Australia yang tinggal di luar negeri bisa "terjebak" di Australia jika mereka pulang. Situasi ini muncul setelah pemerintah Australia memperketat peraturan perbatasannya tanpa pemberitahuan.
Sejak Maret tahun lalu, Australia melarang warganya meninggalkan negara itu sebagai bagian dari strategi melawan COVID.
Pembatasan itu sebelumnya tidak berlaku untuk warga Australia yang biasanya tinggal di negara lain.
Tetapi mereka sekarang perlu mengajukan pengecualian untuk perjalanan keluar negeri, sesuai dengan aturan untuk warga Australia lainnya.
Aturan perbatasan Australia yang keras itu telah menjadi kontroversi. Para kritikus mengatakan perubahan yang berlaku mulai 11 Agustus itu akan semakin menghukum para keluarga dan menghalangi warga untuk kembali.
Pemerintah mengatakan langkah itu bertujuan mengurangi risiko kasus COVID masuk ke negara itu.
Australia sudah memiliki batas pekanan untuk pelancong yang masuk dan melarang warga asing masuk kecuali mereka memiliki pengecualian. Kebijakan itu termasuk yang paling ketat secara global.
Bulan lalu, Australia mengurangi separuh jumlah kedatangan yang diizinkan karena wabah varian Delta.
Banyak warga Australia telah menyatakan kemarahannya atas kebijakan terbaru, yang dicap beberapa orang sebagai tindakan biadab.
Alexandra Phelan yang tinggal di Amerika Serikat mentweet bahwa dia "terbangun dengan berita bahwa saya secara efektif diasingkan dari negara saya."
Sementara kebijakan menutup perbatasan sebagian besar didukung di Australia, banyak juga yang mengkritik dampaknya terhadap warga negara.
BBC telah diberitahu tentang kasus-kasus pada tahun lalu di mana warga Australia tidak dapat pergi untuk merawat orang yang dicintai yang sakit atau sekarat, atau untuk mengambil anak-anak mereka dari kerabat.
Pakar hukum mempertanyakan apakah aturan Australia melanggar hak konstitusional dengan secara efektif mencegah beberapa warga negara untuk dapat pulang.
Pemerintah mengatakan Australia tidak akan membuka kembali perbatasannya sampai setidaknya 80% dari populasinya divaksinasi, kemungkinan tahun depan. Total saat ini adalah 19% populasi divaksinasi.
Lebih dari setengah dari 26 juta warga Australia saat ini terkunci, karena varian Delta di Sydney, Melbourne dan Brisbane.
Sydney jadi kota yang paling parah dilanda pandemi dan mencatat lebih dari 4.300 kasus.
Pada Jumat, negara bagian New South Wales melaporkan 291 kasus baru, jumlah kasus harian tertinggi dalam pandemi sejauh ini.
Sejak Maret tahun lalu, Australia melarang warganya meninggalkan negara itu sebagai bagian dari strategi melawan COVID.
Pembatasan itu sebelumnya tidak berlaku untuk warga Australia yang biasanya tinggal di negara lain.
Tetapi mereka sekarang perlu mengajukan pengecualian untuk perjalanan keluar negeri, sesuai dengan aturan untuk warga Australia lainnya.
Aturan perbatasan Australia yang keras itu telah menjadi kontroversi. Para kritikus mengatakan perubahan yang berlaku mulai 11 Agustus itu akan semakin menghukum para keluarga dan menghalangi warga untuk kembali.
Pemerintah mengatakan langkah itu bertujuan mengurangi risiko kasus COVID masuk ke negara itu.
Australia sudah memiliki batas pekanan untuk pelancong yang masuk dan melarang warga asing masuk kecuali mereka memiliki pengecualian. Kebijakan itu termasuk yang paling ketat secara global.
Bulan lalu, Australia mengurangi separuh jumlah kedatangan yang diizinkan karena wabah varian Delta.
Banyak warga Australia telah menyatakan kemarahannya atas kebijakan terbaru, yang dicap beberapa orang sebagai tindakan biadab.
Alexandra Phelan yang tinggal di Amerika Serikat mentweet bahwa dia "terbangun dengan berita bahwa saya secara efektif diasingkan dari negara saya."
Sementara kebijakan menutup perbatasan sebagian besar didukung di Australia, banyak juga yang mengkritik dampaknya terhadap warga negara.
BBC telah diberitahu tentang kasus-kasus pada tahun lalu di mana warga Australia tidak dapat pergi untuk merawat orang yang dicintai yang sakit atau sekarat, atau untuk mengambil anak-anak mereka dari kerabat.
Pakar hukum mempertanyakan apakah aturan Australia melanggar hak konstitusional dengan secara efektif mencegah beberapa warga negara untuk dapat pulang.
Pemerintah mengatakan Australia tidak akan membuka kembali perbatasannya sampai setidaknya 80% dari populasinya divaksinasi, kemungkinan tahun depan. Total saat ini adalah 19% populasi divaksinasi.
Lebih dari setengah dari 26 juta warga Australia saat ini terkunci, karena varian Delta di Sydney, Melbourne dan Brisbane.
Sydney jadi kota yang paling parah dilanda pandemi dan mencatat lebih dari 4.300 kasus.
Pada Jumat, negara bagian New South Wales melaporkan 291 kasus baru, jumlah kasus harian tertinggi dalam pandemi sejauh ini.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda