Khamenei: Belajarlah dari Masa Lalu, Percaya pada Barat Tak Berguna
Kamis, 29 Juli 2021 - 06:29 WIB
Sebagai sekutu dekat Khamenei, Raisi diharapkan memiliki pendekatan garis keras pada AS daripada pendahulunya yang moderat.
Raisi sebelumnya mengisyaratkan dia terbuka untuk memulai kembali perjanjian nuklir yang macet, yang membatasi pengayaan uranium Iran, dengan syarat AS menepati janjinya dan mencabut sanksi terhadap Teheran.
Namun, pernyataan Khamenei tampaknya menyerukan pendekatan yang lebih konfrontatif untuk menyelesaikan kebuntuan diplomatik dengan AS.
Departemen Luar Negeri AS belum mengeluarkan tanggapan atas komentar pemimpin tertinggi itu.
Presiden Donald Trump saat itu secara sepihak menarik AS keluar dari Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) pada 2018.
Washington kemudian menjatuhkan sanksi baru, bahkan ketika pengawas nuklir internasional mengakui Iran telah mempertahankan komitmen berdasarkan kesepakatan itu.
Langkah AS itu membuat marah Teheran, yang kemudian mulai meningkatkan tingkat pengayaan uraniumnya, mengingat AS tidak menghormati komitmennya sendiri berdasarkan perjanjian itu.
Awal bulan ini, Iran mengumumkan, jika dianggap perlu, Teheran dapat memperkaya uranium hingga 90%, hampir 25 kali lebih besar dari tingkat yang ditetapkan dalam JCPOA.
Pembicaraan telah berlangsung di Wina untuk mencoba membuat Washington dan Teheran kembali ke meja perundingan.
Sejauh ini upaya tersebut belum membuahkan hasil, dengan Iran terus bersikeras bahwa sanksi harus dicabut sebagai prasyarat.
Raisi sebelumnya mengisyaratkan dia terbuka untuk memulai kembali perjanjian nuklir yang macet, yang membatasi pengayaan uranium Iran, dengan syarat AS menepati janjinya dan mencabut sanksi terhadap Teheran.
Namun, pernyataan Khamenei tampaknya menyerukan pendekatan yang lebih konfrontatif untuk menyelesaikan kebuntuan diplomatik dengan AS.
Departemen Luar Negeri AS belum mengeluarkan tanggapan atas komentar pemimpin tertinggi itu.
Presiden Donald Trump saat itu secara sepihak menarik AS keluar dari Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) pada 2018.
Washington kemudian menjatuhkan sanksi baru, bahkan ketika pengawas nuklir internasional mengakui Iran telah mempertahankan komitmen berdasarkan kesepakatan itu.
Langkah AS itu membuat marah Teheran, yang kemudian mulai meningkatkan tingkat pengayaan uraniumnya, mengingat AS tidak menghormati komitmennya sendiri berdasarkan perjanjian itu.
Awal bulan ini, Iran mengumumkan, jika dianggap perlu, Teheran dapat memperkaya uranium hingga 90%, hampir 25 kali lebih besar dari tingkat yang ditetapkan dalam JCPOA.
Pembicaraan telah berlangsung di Wina untuk mencoba membuat Washington dan Teheran kembali ke meja perundingan.
Sejauh ini upaya tersebut belum membuahkan hasil, dengan Iran terus bersikeras bahwa sanksi harus dicabut sebagai prasyarat.
Lihat Juga :
tulis komentar anda