Ikhwanul Muslimin Seru Rakyat Tunisia Mulai 'Dialog Serius'
Kamis, 29 Juli 2021 - 00:01 WIB
TUNIS - Ikhwanul Muslimin (IM) menyeru Presiden Tunisia Kais Saied, para politisi dan faksi-faksi di negara itu memulai "dialog serius" untuk mengatasi krisis yang dihadapi saat ini.
Pernyataan itu diposting di situs resmi Ikhwanul Muslimin dua hari setelah Saied memecat Perdana Menteri Hichem Mechichi dan membekukan parlemen.
Kelompok itu mengatakan, "Sedang mengikuti perkembangan mengejutkan di Tunisia."
"Demokrasi harus dihormati pada saat kritis ini, keuntungan rakyat Tunisia harus dipertahankan dan pilihan bebas rakyat Tunisia harus ditempatkan di atas prioritas," tutur Ikhwanul Muslimin.
"Kami mengimbau rakyat Tunisia, kekuatan politik dan sosial, termasuk presiden, parlemen dan pemerintah untuk memulai dialog serius," ungkap pernyataan Ikhwanul Muslimin.
Ikhwanul Muslimin menekankan, "Dialog serius akan mencegah negara tergelincir ke dalam lereng licin kekerasan, kehancuran dan malapetaka yang tidak dapat diterima."
Pada Minggu, Saied membubarkan pemerintahan, membekukan parlemen dan mengambil alih otoritas eksekutif sendiri atas klaim kebuntuan politik yang menyebabkan memburuknya kondisi ekonomi di negara itu.
Langkahnya dilakukan menyusul protes terhadap kondisi ekonomi yang memburuk dan kesalahan penanganan krisis virus corona oleh pemerintah.
Sebagian besar blok parlemen mengutuk langkah Saied sebagai kudeta, menyebutnya inkonstitusional.
Hanya satu blok, yang memiliki 15 kursi dari 217 kursi yang terdiri dari sisa-sisa rezim lama, yang mendukung Saied.
Pernyataan itu diposting di situs resmi Ikhwanul Muslimin dua hari setelah Saied memecat Perdana Menteri Hichem Mechichi dan membekukan parlemen.
Kelompok itu mengatakan, "Sedang mengikuti perkembangan mengejutkan di Tunisia."
"Demokrasi harus dihormati pada saat kritis ini, keuntungan rakyat Tunisia harus dipertahankan dan pilihan bebas rakyat Tunisia harus ditempatkan di atas prioritas," tutur Ikhwanul Muslimin.
"Kami mengimbau rakyat Tunisia, kekuatan politik dan sosial, termasuk presiden, parlemen dan pemerintah untuk memulai dialog serius," ungkap pernyataan Ikhwanul Muslimin.
Ikhwanul Muslimin menekankan, "Dialog serius akan mencegah negara tergelincir ke dalam lereng licin kekerasan, kehancuran dan malapetaka yang tidak dapat diterima."
Pada Minggu, Saied membubarkan pemerintahan, membekukan parlemen dan mengambil alih otoritas eksekutif sendiri atas klaim kebuntuan politik yang menyebabkan memburuknya kondisi ekonomi di negara itu.
Langkahnya dilakukan menyusul protes terhadap kondisi ekonomi yang memburuk dan kesalahan penanganan krisis virus corona oleh pemerintah.
Sebagian besar blok parlemen mengutuk langkah Saied sebagai kudeta, menyebutnya inkonstitusional.
Hanya satu blok, yang memiliki 15 kursi dari 217 kursi yang terdiri dari sisa-sisa rezim lama, yang mendukung Saied.
(sya)
tulis komentar anda