Temuan 'Ladang' Silo Rudal Balistik Baru China Bikin AS Cemas
Rabu, 28 Juli 2021 - 15:22 WIB
WASHINGTON - Pentagon dan anggota Kongres Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik mengungkapkan kekhawatirannya terkait peningkatan kekuatan nuklir China . Hal itu tidak terlepas dari munculnya laporan baru yang mengatakan Beijing sedang membangun 110 silo rudal lagi.
Sebuah laporan Federasi Ilmuwan Amerika (AFS) pada hari Senin mengatakan gambar satelit menunjukkan China sedang membangun ladang silo baru di dekat Hami di bagian timur wilayah Xinjiang.
Laporan itu muncul berminggu-minggu setelah pembangunan sekitar 120 silo rudal di Yumen, daerah gurun sekitar 380 km di tenggara.
"Ini adalah kedua kalinya dalam dua bulan publik mengetahui apa yang telah kami katakan selama ini tentang meningkatnya ancaman yang dihadapi dunia dan tabir kerahasiaan yang mengelilinginya," kata Komando Strategis Amerika Serikat (AS) dalam tweet yang ditautkan ke artikel New York Times tentang laporan AFS seperti dikutip dari Reuters, Rabu (28/7/2021).
Sementara itu anggota Kongres dari Partai Republik Mike Turner, anggota Subkomite Angkatan Bersenjata DPR AS untuk Pasukan Strategis, mengatakan pembangunan nuklir China belum pernah terjadi sebelumnya dan menjelaskan bahwa pembangunan itu adalah menyebarkan senjata nuklir untuk mengancam Amerika Serikat dan sekutunya.
Dia mengatakan penolakan China untuk merundingkan kontrol senjata harus menjadi perhatian dan dikutuk oleh semua negara yang bertanggung jawab.
Anggota Partai Republik lainnya, Mike Rogers, anggota peringkat Komite Angkatan Bersenjata DPR, mengatakan pembangunan China menunjukkan perlunya memodernisasi penangkal nuklir AS dengan cepat.
Departemen Luar Negeri (Deplu) AS pada awal Juli menyebut pembangunan nuklir China mengkhawatirkan dan mengatakan tampaknya Beijing menyimpang dari strategi nuklir puluhan tahun yang didasarkan pada pencegahan minimal. Deplu AS pun meminta China untuk terlibat dengan Washington pada langkah-langkah praktis untuk mengurangi risiko perlombaan senjata yang tidak stabil.
Sebuah laporan Pentagon tahun 2020 memperkirakan persediaan hulu ledak nuklir China di "rendah 200-an" dan mengatakan itu diproyeksikan setidaknya dua kali lipat ketika Beijing memperluas dan memodernisasi pasukannya. Analis mengatakan Amerika Serikat memiliki sekitar 3.800 hulu ledak, dan menurut lembar fakta Departemen Luar Negeri, 1.357 di antaranya dikerahkan pada 1 Maret.
Washington telah berulang kali meminta China untuk bergabung dengannya dan Rusia dalam perjanjian kontrol senjata baru.
Laporan tentang pembangun silo baru ini datang saat Asisten Menteri Luar Negeri Wendy Sherman karena mengadakan pembicaraan pengendalian senjata dengan Rusia di Jenewa, Swiss.
Sebelumnya Sherman berada di China awal pekan ini untuk pembicaraan di mana Beijing menuduh Washington menciptakan "musuh imajiner" untuk mengalihkan perhatian dari masalah domestik dan menekan China.
Beijing mengatakan persenjataannya dikerdilkan oleh AS dan Rusia serta siap untuk melakukan dialog bilateral tentang keamanan strategis berdasarkan kesetaraan dan saling menghormati.
Sebuah laporan Federasi Ilmuwan Amerika (AFS) pada hari Senin mengatakan gambar satelit menunjukkan China sedang membangun ladang silo baru di dekat Hami di bagian timur wilayah Xinjiang.
Laporan itu muncul berminggu-minggu setelah pembangunan sekitar 120 silo rudal di Yumen, daerah gurun sekitar 380 km di tenggara.
"Ini adalah kedua kalinya dalam dua bulan publik mengetahui apa yang telah kami katakan selama ini tentang meningkatnya ancaman yang dihadapi dunia dan tabir kerahasiaan yang mengelilinginya," kata Komando Strategis Amerika Serikat (AS) dalam tweet yang ditautkan ke artikel New York Times tentang laporan AFS seperti dikutip dari Reuters, Rabu (28/7/2021).
Sementara itu anggota Kongres dari Partai Republik Mike Turner, anggota Subkomite Angkatan Bersenjata DPR AS untuk Pasukan Strategis, mengatakan pembangunan nuklir China belum pernah terjadi sebelumnya dan menjelaskan bahwa pembangunan itu adalah menyebarkan senjata nuklir untuk mengancam Amerika Serikat dan sekutunya.
Dia mengatakan penolakan China untuk merundingkan kontrol senjata harus menjadi perhatian dan dikutuk oleh semua negara yang bertanggung jawab.
Anggota Partai Republik lainnya, Mike Rogers, anggota peringkat Komite Angkatan Bersenjata DPR, mengatakan pembangunan China menunjukkan perlunya memodernisasi penangkal nuklir AS dengan cepat.
Departemen Luar Negeri (Deplu) AS pada awal Juli menyebut pembangunan nuklir China mengkhawatirkan dan mengatakan tampaknya Beijing menyimpang dari strategi nuklir puluhan tahun yang didasarkan pada pencegahan minimal. Deplu AS pun meminta China untuk terlibat dengan Washington pada langkah-langkah praktis untuk mengurangi risiko perlombaan senjata yang tidak stabil.
Sebuah laporan Pentagon tahun 2020 memperkirakan persediaan hulu ledak nuklir China di "rendah 200-an" dan mengatakan itu diproyeksikan setidaknya dua kali lipat ketika Beijing memperluas dan memodernisasi pasukannya. Analis mengatakan Amerika Serikat memiliki sekitar 3.800 hulu ledak, dan menurut lembar fakta Departemen Luar Negeri, 1.357 di antaranya dikerahkan pada 1 Maret.
Washington telah berulang kali meminta China untuk bergabung dengannya dan Rusia dalam perjanjian kontrol senjata baru.
Laporan tentang pembangun silo baru ini datang saat Asisten Menteri Luar Negeri Wendy Sherman karena mengadakan pembicaraan pengendalian senjata dengan Rusia di Jenewa, Swiss.
Sebelumnya Sherman berada di China awal pekan ini untuk pembicaraan di mana Beijing menuduh Washington menciptakan "musuh imajiner" untuk mengalihkan perhatian dari masalah domestik dan menekan China.
Beijing mengatakan persenjataannya dikerdilkan oleh AS dan Rusia serta siap untuk melakukan dialog bilateral tentang keamanan strategis berdasarkan kesetaraan dan saling menghormati.
(ian)
tulis komentar anda