Inggris Cabut Lockdown, Boris Johnson: Tetap Waspada, Covid-19 Belum Hilang!
Senin, 19 Juli 2021 - 18:40 WIB
LONDON - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mendesak warga Inggris untuk tetap waspada, di tengah keputusan London mencabut lockdown. Johnson mengingatkan meski pemerintah Inggris memutuskan mencabut seluruh pembatasan, Covid-19 masih ada dan masih menimbulkan ancaman serius.
"Ini adalah saat yang tepat, tetapi kita harus melakukannya dengan hati-hati. Kita harus ingat bahwa virus ini sayangnya masih ada di luar sana," ucap Johnson, seperti dilansir Channel News Asia pada Senin (19/7/2021).
Keputusan Johnson untuk mencabut pembatasan sebenarnya mendapat tentangan dari pakar kesehatan dan juga oposisi. Namun, Johnson kembali menegaskan, jika pembatasan tidak dicabut, maka ekonomi Inggris akan benar-benar hancur dan sulit untuk diselamatkan.
"Jika kita tidak melakukannya sekarang, maka kita akan membukanya di musim gugur, bulan-bulan musim dingin, ketika virus memiliki keuntungan dari cuaca dingin," ucapnya.
"Awal minggu ini liburan sekolah musim panas menawarkan kesempatan yang sangat baik. Jika kita tidak melakukannya sekarang, kita harus bertanya pada diri sendiri, kapan kita akan melakukannya?" tanya Johnson.
Seperti diketahui, pada 12 Juli lalu, pemerintah Inggris mengkonfirmasi bahwa semua pembatasan terkait Covid-19 di Inggris akan dicabut pada 19 Juli, terlepas dari jumlah kasus harian infeksi Covid-19 baru yang memecahkan rekor awal pekan lalu.
Aturan baru ini mengizinkan warga Inggris untuk mengunjungi teater, tempat konser, dan kelab malam. Stadion olahraga akan menampung kapasitas penuh penonton dan rekomendasi pemerintah untuk bekerja dari rumah telah dibatalkan, bersama dengan wajib mengenakan masker di tempat-tempat ramai. Semua tempat perhotelan telah kembali ke kapasitas penuh.
Pemerintah hanya meninggalkan rekomendasi tidak wajib untuk memakai masker wajah di tempat-tempat ramai, meminimalkan kontak sosial, melakukan tes COVID-19 secara teratur di tempat kerja berisiko tinggi.
Kelab-kelab malam dan tempat hiburan lainnya siap berpesta merayakan pencabutan pembatasan, atau apa yang mereka sebut sebagai "Freedom Day".
Namun, "Freedom Day" itu tidak sepenuhnya berlaku di seluruh Inggris Raya karena pembatasan masih diberlakukan di Skotlandia dan Wales.
Inggris sendiri memiliki salah satu tingkat vaksinasi tertinggi di Uni Eropa. Saat ini, hampir 88 persen dari semua orang dewasa telah menerima suntikan vaksin pertama mereka, dan lebih dari 68 persen dari mereka yang berusia di atas 18 tahun telah divaksinasi penuh. Data ini menurut sistem pelacakan resmi pemerintah Inggris.
Namun, jumlah kasus infeksi Covid-19 harian telah meroket di Inggris selama beberapa bulan terakhir karena varian virus corona baru, Delta, terus menyebar ke seluruh dunia.
Pekan lalu, angka kasus infeksi harian melampaui angka 50 ribu untuk pertama kalinya sejak Januari dan untuk hari ini Inggris melaporkan 48.161 kasus infeksi Covid-19 baru.
"Ini adalah saat yang tepat, tetapi kita harus melakukannya dengan hati-hati. Kita harus ingat bahwa virus ini sayangnya masih ada di luar sana," ucap Johnson, seperti dilansir Channel News Asia pada Senin (19/7/2021).
Keputusan Johnson untuk mencabut pembatasan sebenarnya mendapat tentangan dari pakar kesehatan dan juga oposisi. Namun, Johnson kembali menegaskan, jika pembatasan tidak dicabut, maka ekonomi Inggris akan benar-benar hancur dan sulit untuk diselamatkan.
"Jika kita tidak melakukannya sekarang, maka kita akan membukanya di musim gugur, bulan-bulan musim dingin, ketika virus memiliki keuntungan dari cuaca dingin," ucapnya.
"Awal minggu ini liburan sekolah musim panas menawarkan kesempatan yang sangat baik. Jika kita tidak melakukannya sekarang, kita harus bertanya pada diri sendiri, kapan kita akan melakukannya?" tanya Johnson.
Seperti diketahui, pada 12 Juli lalu, pemerintah Inggris mengkonfirmasi bahwa semua pembatasan terkait Covid-19 di Inggris akan dicabut pada 19 Juli, terlepas dari jumlah kasus harian infeksi Covid-19 baru yang memecahkan rekor awal pekan lalu.
Aturan baru ini mengizinkan warga Inggris untuk mengunjungi teater, tempat konser, dan kelab malam. Stadion olahraga akan menampung kapasitas penuh penonton dan rekomendasi pemerintah untuk bekerja dari rumah telah dibatalkan, bersama dengan wajib mengenakan masker di tempat-tempat ramai. Semua tempat perhotelan telah kembali ke kapasitas penuh.
Pemerintah hanya meninggalkan rekomendasi tidak wajib untuk memakai masker wajah di tempat-tempat ramai, meminimalkan kontak sosial, melakukan tes COVID-19 secara teratur di tempat kerja berisiko tinggi.
Kelab-kelab malam dan tempat hiburan lainnya siap berpesta merayakan pencabutan pembatasan, atau apa yang mereka sebut sebagai "Freedom Day".
Namun, "Freedom Day" itu tidak sepenuhnya berlaku di seluruh Inggris Raya karena pembatasan masih diberlakukan di Skotlandia dan Wales.
Baca Juga
Inggris sendiri memiliki salah satu tingkat vaksinasi tertinggi di Uni Eropa. Saat ini, hampir 88 persen dari semua orang dewasa telah menerima suntikan vaksin pertama mereka, dan lebih dari 68 persen dari mereka yang berusia di atas 18 tahun telah divaksinasi penuh. Data ini menurut sistem pelacakan resmi pemerintah Inggris.
Namun, jumlah kasus infeksi Covid-19 harian telah meroket di Inggris selama beberapa bulan terakhir karena varian virus corona baru, Delta, terus menyebar ke seluruh dunia.
Pekan lalu, angka kasus infeksi harian melampaui angka 50 ribu untuk pertama kalinya sejak Januari dan untuk hari ini Inggris melaporkan 48.161 kasus infeksi Covid-19 baru.
(ian)
tulis komentar anda