Penis Pria Jomblo Terperangkap dalam Gembok 2 Minggu, Dokter Turun Tangan
Sabtu, 17 Juli 2021 - 15:26 WIB
BANGKOK - Seorang pria lajang yang tak punya kekasihalias jomblo dilarikan ke rumah sakit setelah penisnya terperangkap dalam gembok kecil setelah melakukan tindakan seks yang aneh. Organ kemaluannya terperangkap selama dua minggu yang menyebabkannya membengkak dan kemungkinan rusak permanen.
Pria 38 tahun di Thailand ini awalnya bosan berada di rumah karena lockdown COVID-19. Untuk mengusir kebosanan itu, dia melakukan tindakan seks yang aneh dengan menggembok organ kemaluannya. Sialnya, dia kehilangan kunci gembok tersebut.
Lantaran gagal membuka gembok selama lebih dari 14 hari, organ kemaluannya mulai terinfeksi dan dia merasakan sakit yang tak tertahankan.
Ibu dari pria yang malu tersebut mencoba membantu putranya dengan menelepon layanan darurat dan petugas pemadam kebakaran agar datang ke rumahnya di Bangkok, Thailand, pada malam 16 Juli.
Dia mengatakan kepada petugas medis bahwa putranya tidak punya kekasih dan bosan karena dia tinggal di rumah selama pandemi COVID-19.
“Anak saya adalah orang yang tertutup dan dia tidak punya pacar. Dia banyak tinggal di rumah selama pandemi karena dia takut keluar," kata Ibu korban yang tak disebutkan namanya seperti dikutip news.com.au, Sabtu (17/7/2021).
“Dia mengatakan kepada saya bahwa dia melakukan ini karena dia bosan dan dia suka memasukkan 'barangnya' melalui lubang-lubang kecil. Saya marah padanya karena mempermalukan saya seperti ini dan saya sudah mengatakan kepadanya untuk tidak melakukannya lagi.”
Petugas penyelamat, Thongchai Donson, mengatakan pihaknya menerima panggilan darurat tetapi cedera yang dialami korban lebih buruk dari yang dibayangkan dan harus membawa pria itu, yang tidak mau disebutkan namanya, ke rumah sakit terdekat.
Para petugas medis menghabiskan lebih dari 30 menit menggunakan pemotong listrik untuk memotong gembok logam. Mereka menyelipkan lembaran logam tipis di antara batang dan kulit pria itu untuk mencegah organ kemaluannya terpotong dan menyemprotkan air untuk pelumasan.
Setelah membebaskan organ pribadi korban, mereka memberikan krim antibiotik dan memberi pria itu tablet penisilin.
Meskipun penis korban sekarang sudah dibebaskan, petugas medis mengatakan kemungkinan ada kerusakan permanen pada organ tersebut karena terlalu lama dijebit gembok.
“Kami menerima panggilan darurat dan tidak tahu detail lengkapnya, jadi kami terkejut ketika kami tiba. Itu lebih buruk dari yang kami duga. Jika gembok dibiarkan lebih lama, infeksinya bisa sangat parah sehingga penisnya akan mulai membusuk dan menjadi gangren,” kata Donson.
“Di rumah sakit dia kesakitan dan berteriak sangat keras karena bengkak. Menghapus logam itu sangat sulit," ujarnya.
“Kami tidak bisa memberikan nama pria itu tetapi kami ingin membuat berita publik untuk mencegah orang lain melakukan hal semacam ini. Itu bisa sangat berbahaya dan merusak tubuh.”
Pria 38 tahun di Thailand ini awalnya bosan berada di rumah karena lockdown COVID-19. Untuk mengusir kebosanan itu, dia melakukan tindakan seks yang aneh dengan menggembok organ kemaluannya. Sialnya, dia kehilangan kunci gembok tersebut.
Lantaran gagal membuka gembok selama lebih dari 14 hari, organ kemaluannya mulai terinfeksi dan dia merasakan sakit yang tak tertahankan.
Ibu dari pria yang malu tersebut mencoba membantu putranya dengan menelepon layanan darurat dan petugas pemadam kebakaran agar datang ke rumahnya di Bangkok, Thailand, pada malam 16 Juli.
Dia mengatakan kepada petugas medis bahwa putranya tidak punya kekasih dan bosan karena dia tinggal di rumah selama pandemi COVID-19.
“Anak saya adalah orang yang tertutup dan dia tidak punya pacar. Dia banyak tinggal di rumah selama pandemi karena dia takut keluar," kata Ibu korban yang tak disebutkan namanya seperti dikutip news.com.au, Sabtu (17/7/2021).
“Dia mengatakan kepada saya bahwa dia melakukan ini karena dia bosan dan dia suka memasukkan 'barangnya' melalui lubang-lubang kecil. Saya marah padanya karena mempermalukan saya seperti ini dan saya sudah mengatakan kepadanya untuk tidak melakukannya lagi.”
Petugas penyelamat, Thongchai Donson, mengatakan pihaknya menerima panggilan darurat tetapi cedera yang dialami korban lebih buruk dari yang dibayangkan dan harus membawa pria itu, yang tidak mau disebutkan namanya, ke rumah sakit terdekat.
Para petugas medis menghabiskan lebih dari 30 menit menggunakan pemotong listrik untuk memotong gembok logam. Mereka menyelipkan lembaran logam tipis di antara batang dan kulit pria itu untuk mencegah organ kemaluannya terpotong dan menyemprotkan air untuk pelumasan.
Setelah membebaskan organ pribadi korban, mereka memberikan krim antibiotik dan memberi pria itu tablet penisilin.
Meskipun penis korban sekarang sudah dibebaskan, petugas medis mengatakan kemungkinan ada kerusakan permanen pada organ tersebut karena terlalu lama dijebit gembok.
“Kami menerima panggilan darurat dan tidak tahu detail lengkapnya, jadi kami terkejut ketika kami tiba. Itu lebih buruk dari yang kami duga. Jika gembok dibiarkan lebih lama, infeksinya bisa sangat parah sehingga penisnya akan mulai membusuk dan menjadi gangren,” kata Donson.
“Di rumah sakit dia kesakitan dan berteriak sangat keras karena bengkak. Menghapus logam itu sangat sulit," ujarnya.
“Kami tidak bisa memberikan nama pria itu tetapi kami ingin membuat berita publik untuk mencegah orang lain melakukan hal semacam ini. Itu bisa sangat berbahaya dan merusak tubuh.”
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda