Selidiki Asal Usul COVID-19, WHO Usulkan Misi Baru ke China dan Audit Laboratorium
Jum'at, 16 Juli 2021 - 20:51 WIB
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengusulkan studi tahap kedua di China tentang asal usul virus Corona baru penyebab pandemi COVID-19 , termasuk audit laboratorium di Wuhan . Namun belum ada tanda-tanda bahwa Beijing akan menerima penyelidikan lebih lanjut badan internasional itu.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mempresentasikan rencana tersebut kepada negara-negara anggota pada pertemuan tertutup pada hari Jumat (16/7/2021), sehari setelah mengatakan bahwa penyelidikan terhambat oleh kurangnya data mentah pada hari-hari pertama penyebaran virus di China.
Sebuah tim yang dipimpin WHO menghabiskan waktu empat minggu di dan sekitar pusat kota Wuhan dengan para peneliti China. Dalam laporan bersama pada bulan Maret, tim mengatakan bahwa virus itu mungkin telah ditularkan dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain.
Tetapi negara-negara termasuk Amerika Serikat (AS) dan beberapa ilmuwan telah menuntut penyelidikan lebih lanjut, terutama ke Institut Virologi Wuhan yang sedang melakukan penelitian tentang kelelawar.
Para diplomat mengatakan rencana WHO menyerukan studi lebih lanjut di China - tetapi tidak di negara lain - dan khususnya untuk audit laboratorium di sekitar Wuhan.
“Kita butuh informasi, informasi langsung seperti apa situasi lab ini sebelum dan di awal pandemi. Nanti kalau kita dapat informasi yang lengkap, kita bisa mengecualikan itu. Salah satu tantangannya lagi, lho, tantangan dari akses dan juga transparansi terkait hipotesis yang diajukan," kata Tedros kepada wartawan, seperti dikutip dari Reuters.
Misi China untuk PBB di Jenewa tidak menanggapi permintaan komentar terkait rencana ini
China menyebut teori bahwa virus itu mungkin telah lolos dari laboratorium Wuhan "tidak masuk akal" dan berulang kali mengatakan bahwa mempolitisasi masalah ini akan menghambat penyelidikan.
Pada jumpa pers reguler pada hari Jumat, ketika ditanya tentang komentar Tedros, juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian mengatakan bahwa beberapa data tidak dapat disalin atau meninggalkan China karena melibatkan informasi pribadi.
Tidak jelas apakah rencana WHO itu adalah "daftar keinginan", seorang diplomat mengatakan kepada Reuters, menambahkan: "Itu sangat bertentangan dengan apa yang dikatakan China selama beberapa bulan terakhir."
Misi China untuk PBB di Jenewa mengeluarkan pernyataan pada Kamis malam yang mengatakan bahwa 48 negara berkembang telah menulis surat kepada WHO yang menyerukan studi global tentang penelusuran asal-usul untuk dipandu oleh sains dan bukan oleh politik.
"Namun, untuk beberapa waktu, beberapa negara, yang dipimpin oleh AS, telah menstigmatisasi epidemi, memberi label geografis pada virus dan mempolitisasi studi asal," katanya.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mempresentasikan rencana tersebut kepada negara-negara anggota pada pertemuan tertutup pada hari Jumat (16/7/2021), sehari setelah mengatakan bahwa penyelidikan terhambat oleh kurangnya data mentah pada hari-hari pertama penyebaran virus di China.
Sebuah tim yang dipimpin WHO menghabiskan waktu empat minggu di dan sekitar pusat kota Wuhan dengan para peneliti China. Dalam laporan bersama pada bulan Maret, tim mengatakan bahwa virus itu mungkin telah ditularkan dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain.
Tetapi negara-negara termasuk Amerika Serikat (AS) dan beberapa ilmuwan telah menuntut penyelidikan lebih lanjut, terutama ke Institut Virologi Wuhan yang sedang melakukan penelitian tentang kelelawar.
Para diplomat mengatakan rencana WHO menyerukan studi lebih lanjut di China - tetapi tidak di negara lain - dan khususnya untuk audit laboratorium di sekitar Wuhan.
“Kita butuh informasi, informasi langsung seperti apa situasi lab ini sebelum dan di awal pandemi. Nanti kalau kita dapat informasi yang lengkap, kita bisa mengecualikan itu. Salah satu tantangannya lagi, lho, tantangan dari akses dan juga transparansi terkait hipotesis yang diajukan," kata Tedros kepada wartawan, seperti dikutip dari Reuters.
Misi China untuk PBB di Jenewa tidak menanggapi permintaan komentar terkait rencana ini
China menyebut teori bahwa virus itu mungkin telah lolos dari laboratorium Wuhan "tidak masuk akal" dan berulang kali mengatakan bahwa mempolitisasi masalah ini akan menghambat penyelidikan.
Pada jumpa pers reguler pada hari Jumat, ketika ditanya tentang komentar Tedros, juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian mengatakan bahwa beberapa data tidak dapat disalin atau meninggalkan China karena melibatkan informasi pribadi.
Tidak jelas apakah rencana WHO itu adalah "daftar keinginan", seorang diplomat mengatakan kepada Reuters, menambahkan: "Itu sangat bertentangan dengan apa yang dikatakan China selama beberapa bulan terakhir."
Misi China untuk PBB di Jenewa mengeluarkan pernyataan pada Kamis malam yang mengatakan bahwa 48 negara berkembang telah menulis surat kepada WHO yang menyerukan studi global tentang penelusuran asal-usul untuk dipandu oleh sains dan bukan oleh politik.
"Namun, untuk beberapa waktu, beberapa negara, yang dipimpin oleh AS, telah menstigmatisasi epidemi, memberi label geografis pada virus dan mempolitisasi studi asal," katanya.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(ian)
tulis komentar anda