'Dokumen Kremlin': Putin Izinkan Operasi Menangkan Trump dalam Pilpres AS 2016
Jum'at, 16 Juli 2021 - 09:16 WIB
MOSKOW - Setumpuk kertas yang diklaim sebagai bocoran dokumen Kremlin mengungkap bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin secara pribadi mengizinkan operasi untuk membantu Donald Trump memenangkan pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) 2016.
Trump langsung menyebut laporan tentang bocoran dokumen itu sebagai "berita palsu yang menjijikkan".
Setumpuk kertas tersebut, diperoleh The Guardian dan dianggap sebagai "fiksi hebat" oleh Rusia, diduga berasal dari pertemuan tertutup dewan keamanan nasional negara itu pada 22 Januari 2016.
Pada titik tersebut, Trump adalah calon presiden terunggul dari Partai Republik, yang kemudian benar-benar resmi diusung partai tersebut. Dia kemudian mengalahkan calon presiden dari Demokrat Hillary Clinton dalam pilpres AS bulan November.
Setumpuk "dokumen Kremlin" yang paling signifikan, yang berlabel No 32-04/vd, menggambarkan Trump sebagai "kandidat paling menjanjikan" dari sudut pandang Rusia.
Disebutkan bahwa Trump adalah "individu yang impulsif, tidak stabil secara mental dan tidak seimbang yang menderita kompleks inferioritas" dan kenaikannya ke kursi kepresidenan pasti akan mengarah pada destabilisasi sistem sosial politik AS.
"Sangat penting untuk menggunakan semua kekuatan yang mungkin untuk memfasilitasi pemilihannya ke jabatan presiden AS," bunyi salah satu deri lembaran dokumen tersebut.
Itu juga menyinggung kompromat (materi kompromi) yang diduga dimiliki Rusia pada Trump, merujuk pada “peristiwa tertentu” yang terjadi selama kunjungannya sebelumnya ke Moskow sebagai seorang pengusaha.
Trump langsung menyebut laporan tentang bocoran dokumen itu sebagai "berita palsu yang menjijikkan".
Setumpuk kertas tersebut, diperoleh The Guardian dan dianggap sebagai "fiksi hebat" oleh Rusia, diduga berasal dari pertemuan tertutup dewan keamanan nasional negara itu pada 22 Januari 2016.
Pada titik tersebut, Trump adalah calon presiden terunggul dari Partai Republik, yang kemudian benar-benar resmi diusung partai tersebut. Dia kemudian mengalahkan calon presiden dari Demokrat Hillary Clinton dalam pilpres AS bulan November.
Setumpuk "dokumen Kremlin" yang paling signifikan, yang berlabel No 32-04/vd, menggambarkan Trump sebagai "kandidat paling menjanjikan" dari sudut pandang Rusia.
Disebutkan bahwa Trump adalah "individu yang impulsif, tidak stabil secara mental dan tidak seimbang yang menderita kompleks inferioritas" dan kenaikannya ke kursi kepresidenan pasti akan mengarah pada destabilisasi sistem sosial politik AS.
"Sangat penting untuk menggunakan semua kekuatan yang mungkin untuk memfasilitasi pemilihannya ke jabatan presiden AS," bunyi salah satu deri lembaran dokumen tersebut.
Itu juga menyinggung kompromat (materi kompromi) yang diduga dimiliki Rusia pada Trump, merujuk pada “peristiwa tertentu” yang terjadi selama kunjungannya sebelumnya ke Moskow sebagai seorang pengusaha.
tulis komentar anda