Ukraina Kembangkan Sepatu Baru untuk Tentara Wanita setelah Skandal High Heels
Sabtu, 10 Juli 2021 - 22:01 WIB
KIEV - Kementerian Pertahanan (Kemhan) Ukraina mengembangkan model sepatu baru untuk tentara wanita yang berpartisipasi dalam parade Hari Kemerdekaan.
Langkah ini dilakukan setelah skandal tentara wanita dipaksa berbaris dengan sepatu hak tinggi (high heels).
“Kami mengembangkan model sepatu baru selama sepekan terakhir,” ungkap Menteri Pertahanan (Menhan) Ukraina Andrey Taran saat rapat pemerintah.
“Sepatu baru itu memiliki tali, dan ini berarti mereka tidak akan jatuh saat berjalan,” papar Taran, menjelaskan bahwa tumitnya juga dibuat jauh lebih kecil.
Keputusan mengganti desain sepatu itu dibuat setelah skandal meletus di internet, dengan beberapa orang mengklaim pakaian yang dipaksakan pada tentara wanita itu merendahkan martabat mereka.
Anggota parlemen, Elena Kondratyuk, menyebut skandal itu sebagai “aib.”
Anggota parlemen lainnya, Aleksey Zhmerenetsky, bertanya mengapa tentara wanita itu “berpakaian seperti boneka karnaval untuk menghibur orang banyak.”
Awalnya, Kementerian Pertahanan menolak mengganti sepatu hak tinggi tersebut. Kemhan menyatakan, para prajurit akan terlihat “cantik dan kuat” pada Hari Kemerdekaan.
Namun, beberapa hari kemudian, pemerintah Ukraina tampaknya berubah pikiran.
Menurut Taran, dia berbicara dengan beberapa wanita yang bertugas di militer yang mengatakan kepadanya bahwa sepatu itu tidak nyaman dan memiliki hak yang terlalu tinggi.
Pengakuan tentara wanita itu mendorong Taran menyetujui penyesuaian sepatu tersebut.
Setelah skandal itu, Kementerian Pertahanan memposting di Facebook, menyatakan banyak negara lain juga mewajibkan tentara wanita mereka untuk mengenakan sepatu hak tinggi.
Langkah ini dilakukan setelah skandal tentara wanita dipaksa berbaris dengan sepatu hak tinggi (high heels).
“Kami mengembangkan model sepatu baru selama sepekan terakhir,” ungkap Menteri Pertahanan (Menhan) Ukraina Andrey Taran saat rapat pemerintah.
“Sepatu baru itu memiliki tali, dan ini berarti mereka tidak akan jatuh saat berjalan,” papar Taran, menjelaskan bahwa tumitnya juga dibuat jauh lebih kecil.
Keputusan mengganti desain sepatu itu dibuat setelah skandal meletus di internet, dengan beberapa orang mengklaim pakaian yang dipaksakan pada tentara wanita itu merendahkan martabat mereka.
Anggota parlemen, Elena Kondratyuk, menyebut skandal itu sebagai “aib.”
Anggota parlemen lainnya, Aleksey Zhmerenetsky, bertanya mengapa tentara wanita itu “berpakaian seperti boneka karnaval untuk menghibur orang banyak.”
Awalnya, Kementerian Pertahanan menolak mengganti sepatu hak tinggi tersebut. Kemhan menyatakan, para prajurit akan terlihat “cantik dan kuat” pada Hari Kemerdekaan.
Namun, beberapa hari kemudian, pemerintah Ukraina tampaknya berubah pikiran.
Menurut Taran, dia berbicara dengan beberapa wanita yang bertugas di militer yang mengatakan kepadanya bahwa sepatu itu tidak nyaman dan memiliki hak yang terlalu tinggi.
Pengakuan tentara wanita itu mendorong Taran menyetujui penyesuaian sepatu tersebut.
Setelah skandal itu, Kementerian Pertahanan memposting di Facebook, menyatakan banyak negara lain juga mewajibkan tentara wanita mereka untuk mengenakan sepatu hak tinggi.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda