Presiden Haiti Ditembak 12 Kali, Mata Kirinya Pecah
Jum'at, 09 Juli 2021 - 01:16 WIB
PORT AU PRINCE - Presiden Haiti Jovenel Moise ditembak 12 kali dengan peluru berkaliber tinggi sebelum akhirnya menyerah pada luka-luka yang dideritanya. Hal itu diungkapkan oleh Hakim Haiti Carl Henry Destin dalam sebuah wawancara dengan surat kabar negara itu Le Nouvelliste.
Menurut Destin, selongsong peluru kaliber 5,56 mm dan peluru kaliber 7,62 mm ditemukan di rumah almarhum presiden. Untuk diketahui, peluru kaliber 5,56 mm biasa digunakan dalam berbagai senjata NATO seperti M4A1 dan FN SCAR. Sedangkan peluru kaliber 7,62 biasanya digunakan dalam keluarga senjata AK.
Destin lebih lanjut mengungkapkan bahwa Moise telah ditembak di kepala, dada, dan pinggul beberapa kali. Satu peluru mengenainya di dahi, sementara yang lain menembus perut presiden.
"Kantor dan kamar tidur presiden digeledah. Kami menemukannya berbaring telentang, celana biru, kemeja putih berlumuran darah, mulutnya terbuka, mata kirinya pecah," ungkap Destin, berbagi rincian mengerikan tentang pembunuhan Moise seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (9/7/2021).
Pada saat yang sama, kata wakil hakim itu, selain presiden dan istrinya Martine Moise, yang dipindahkan ke Florida untuk perawatan, tidak ada orang lain di rumah itu yang tertembak, termasuk petugas keamanan presiden. Salah satu anak Moise, putrinya Jomarlie Jovenel Moise, diketahui bersembunyi dari para penyerang di kamar tidur kakaknya.
Sedikit yang diketahui tentang siapa yang memerintahkan pembunuhan terhadap presiden negara itu, yang sudah berada dalam krisis politik, yang semakin mengacaukan situasi. Pihak berwenang Haiti mengatakan bahwa tentara bayaran profesional asing yang menyamar sebagai agen Drug and Enforcement Administration (DEA) melakukan serangan itu. Empat dari penyerang tewas dan dua lainnya ditangkap pada tanggal 7 Juli oleh Polisi Nasional Haiti. Otoritas sementara Haiti belum menuduh siapa pun yang memerintahkan pembunuhan presiden.
Diwartakan sebelumnya, sekelompok individu tidak dikenal dan bersenjata menyerang rumah dan membunuh presiden Haiti Jovenel Moise. Beberapa di antaranya berbicara dalam bahasa Spanyol.
Sebelumnya pada bulan Februari lalu,Presiden Haiti Jovenel Moise mengeklaim dirinya hendak dikudeta dan dibunuh. Aparat penegak hukum setempat telah menangkap 23 orang, termasuk seorang hakim Mahkamah Agung dan seorang perwira polisi berpangkat tinggi yang dituduh terlibat dalam upaya kudeta.
Presiden juga mengatakan bahwa plot tersebut sedang dikerjakan setidaknya sejak akhir November. Dia menambahkan hakim Mahkamah Agung dan seorang inspektur jenderal polisi termasuk di antara para tersangka yang ditangkap.
Menurut Destin, selongsong peluru kaliber 5,56 mm dan peluru kaliber 7,62 mm ditemukan di rumah almarhum presiden. Untuk diketahui, peluru kaliber 5,56 mm biasa digunakan dalam berbagai senjata NATO seperti M4A1 dan FN SCAR. Sedangkan peluru kaliber 7,62 biasanya digunakan dalam keluarga senjata AK.
Destin lebih lanjut mengungkapkan bahwa Moise telah ditembak di kepala, dada, dan pinggul beberapa kali. Satu peluru mengenainya di dahi, sementara yang lain menembus perut presiden.
"Kantor dan kamar tidur presiden digeledah. Kami menemukannya berbaring telentang, celana biru, kemeja putih berlumuran darah, mulutnya terbuka, mata kirinya pecah," ungkap Destin, berbagi rincian mengerikan tentang pembunuhan Moise seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (9/7/2021).
Pada saat yang sama, kata wakil hakim itu, selain presiden dan istrinya Martine Moise, yang dipindahkan ke Florida untuk perawatan, tidak ada orang lain di rumah itu yang tertembak, termasuk petugas keamanan presiden. Salah satu anak Moise, putrinya Jomarlie Jovenel Moise, diketahui bersembunyi dari para penyerang di kamar tidur kakaknya.
Sedikit yang diketahui tentang siapa yang memerintahkan pembunuhan terhadap presiden negara itu, yang sudah berada dalam krisis politik, yang semakin mengacaukan situasi. Pihak berwenang Haiti mengatakan bahwa tentara bayaran profesional asing yang menyamar sebagai agen Drug and Enforcement Administration (DEA) melakukan serangan itu. Empat dari penyerang tewas dan dua lainnya ditangkap pada tanggal 7 Juli oleh Polisi Nasional Haiti. Otoritas sementara Haiti belum menuduh siapa pun yang memerintahkan pembunuhan presiden.
Diwartakan sebelumnya, sekelompok individu tidak dikenal dan bersenjata menyerang rumah dan membunuh presiden Haiti Jovenel Moise. Beberapa di antaranya berbicara dalam bahasa Spanyol.
Sebelumnya pada bulan Februari lalu,Presiden Haiti Jovenel Moise mengeklaim dirinya hendak dikudeta dan dibunuh. Aparat penegak hukum setempat telah menangkap 23 orang, termasuk seorang hakim Mahkamah Agung dan seorang perwira polisi berpangkat tinggi yang dituduh terlibat dalam upaya kudeta.
Presiden juga mengatakan bahwa plot tersebut sedang dikerjakan setidaknya sejak akhir November. Dia menambahkan hakim Mahkamah Agung dan seorang inspektur jenderal polisi termasuk di antara para tersangka yang ditangkap.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda