Viktor Orban: Upaya UE Paksa Hungaria Cabut UU Anti-LGBT akan Sia-sia
Kamis, 08 Juli 2021 - 20:27 WIB
BUDAPEST - Perdana Menteri Hungaria , Viktor Orban mengatakan bahwa upaya Uni Eropa (UE ) untuk memaksa negaranya meninggalkan undang-undang baru yang melarang promosi homoseksualitas di sekolah akan sia-sia. Dia menegaskan tidak akan membiarkan aktivis LGBT menjejakan kaki di sekolah-sekolah Hungaria.
Undang-undang baru itu melarang sekolah menggunakan materi yang dianggap mempromosikan homoseksualitas dan perubahan gender, dan mengatakan anak di bawah 18 tahun tidak boleh diperlihatkan konten pornografi.
Ini juga mengusulkan pembuatan daftar kelompok yang diizinkan untuk mengadakan sesi pendidikan seks di sekolah.
Kepala eksekutif UE, Ursula von der Leyen telah memperingatkanHungaria bahwa mereka harus mencabut undang-undang tersebut atau menghadapi kekuatan penuh undang-undang UE.
Tetapi Orban mengatakan hanya pemerintah dan masyarakat Hungaria yang berhak memutuskan bagaimana anak-anak harus dibesarkan, dan dididik.
"Parlemen Eropa dan Komisi Eropa ingin kami membiarkan aktivis, dan organisasi LGBTQ masuk ke taman kanak-kanak dan sekolah. Hungaria tidak menginginkan itu," kata Orban, seperti dilansir Reuters pada Kamis (8/7/2021).
"Isu tersebut adalah salah kedaulatan kami. Di sini birokrat Brussels tidak punya urusan sama sekali, apa pun yang mereka lakukan, kami tidak akan membiarkan aktivis LGBTQ berada di antara anak-anak kami," sambungnya.
Orban, yang telah berkuasa sejak 2010, telah tumbuh semakin radikal dalam kebijakan sosial dalam perjuangan memproklamirkan diri untuk melindungi apa yang dia katakan sebagai nilai-nilai tradisional Kristen dari liberalisme Barat.
Partai oposisi Hungaria, Jobbik juga mendukung undang-undang tersebut di parlemen, yang membuat posisi Orban untuk "menentang" UE semakin kuat.
Undang-undang baru itu melarang sekolah menggunakan materi yang dianggap mempromosikan homoseksualitas dan perubahan gender, dan mengatakan anak di bawah 18 tahun tidak boleh diperlihatkan konten pornografi.
Ini juga mengusulkan pembuatan daftar kelompok yang diizinkan untuk mengadakan sesi pendidikan seks di sekolah.
Kepala eksekutif UE, Ursula von der Leyen telah memperingatkanHungaria bahwa mereka harus mencabut undang-undang tersebut atau menghadapi kekuatan penuh undang-undang UE.
Tetapi Orban mengatakan hanya pemerintah dan masyarakat Hungaria yang berhak memutuskan bagaimana anak-anak harus dibesarkan, dan dididik.
"Parlemen Eropa dan Komisi Eropa ingin kami membiarkan aktivis, dan organisasi LGBTQ masuk ke taman kanak-kanak dan sekolah. Hungaria tidak menginginkan itu," kata Orban, seperti dilansir Reuters pada Kamis (8/7/2021).
"Isu tersebut adalah salah kedaulatan kami. Di sini birokrat Brussels tidak punya urusan sama sekali, apa pun yang mereka lakukan, kami tidak akan membiarkan aktivis LGBTQ berada di antara anak-anak kami," sambungnya.
Orban, yang telah berkuasa sejak 2010, telah tumbuh semakin radikal dalam kebijakan sosial dalam perjuangan memproklamirkan diri untuk melindungi apa yang dia katakan sebagai nilai-nilai tradisional Kristen dari liberalisme Barat.
Partai oposisi Hungaria, Jobbik juga mendukung undang-undang tersebut di parlemen, yang membuat posisi Orban untuk "menentang" UE semakin kuat.
Baca Juga
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(ian)
tulis komentar anda