Seteru China-AS Kian Memanas, Beijing Bersiap Kerahkan 2 Kapal Induk
Rabu, 27 Mei 2020 - 01:06 WIB
Sebuah laporan baru dari Council on Foreign Relations, sebuah lembaga think tank AS, mengatakan latihan perang bisa mengambil risiko konfrontasi militer di Laut China Selatan yang melibatkan Amerika Serikat dan China. "Yang bisa meningkat secara signifikan dalam 18 bulan ke depan," bunyi laporan tersebut.
Merebut pulau-pulau terpencil akan mewakili eskalasi permusuhan yang serius dan dapat menyeret AS yang berkomitmen membela Taiwan.
Taiwan memisahkan diri dari China pada tahun 1949, tapi Beijing menganggap pulau itu sebagai provinsi China yang membangkang dan telah berjanji akan mengambilnya kembali dengan paksa jika perlu pada tahun 2050.
Media-media yang dikontrol pemerintah China dalam laporannya mengatakan ada gelombang dukungan publik untuk invasi militer ke Taiwan.
Salah satu contohnya adalah serangkaian gambar pertempuran yang membangkitkan semangat yang dikeluarkan oleh Sichuan Fine Arts Institutedi media sosial yang menggambarkan pertempuran di luar Istana Kepresidenan Taiwan. Dalam gambar-gambar itu, para marinir AS terlihat terkapar di tanah.
Contoh lain adalah di Naval and Merchant Ships Magazine yang dikontrol oleh negara China menjelaskan secara rinci bagaimana serangan terhadap Taiwan. Laporan ini dirilis pada hari yang sama saat Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dilantik untuk masa jabatan periode kedua.
"Dalam sekitar empat menit, kekuatan udara Taiwan rusak parah dan pesawat-pesawat Taiwan yang sudah lepas landas, akan ditembak jatuh dengan rudal S-400," bunyi laporan tersebut.
"Setelah hampir dua jam ... semua pangkalan pertahanan anti-udara hancur, dan sebagian besar pesawat tempur Taiwan rusak. Yang menunggu mereka adalah serangan putaran kedua setelah fajar."
Merebut pulau-pulau terpencil akan mewakili eskalasi permusuhan yang serius dan dapat menyeret AS yang berkomitmen membela Taiwan.
Taiwan memisahkan diri dari China pada tahun 1949, tapi Beijing menganggap pulau itu sebagai provinsi China yang membangkang dan telah berjanji akan mengambilnya kembali dengan paksa jika perlu pada tahun 2050.
Media-media yang dikontrol pemerintah China dalam laporannya mengatakan ada gelombang dukungan publik untuk invasi militer ke Taiwan.
Salah satu contohnya adalah serangkaian gambar pertempuran yang membangkitkan semangat yang dikeluarkan oleh Sichuan Fine Arts Institutedi media sosial yang menggambarkan pertempuran di luar Istana Kepresidenan Taiwan. Dalam gambar-gambar itu, para marinir AS terlihat terkapar di tanah.
Contoh lain adalah di Naval and Merchant Ships Magazine yang dikontrol oleh negara China menjelaskan secara rinci bagaimana serangan terhadap Taiwan. Laporan ini dirilis pada hari yang sama saat Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dilantik untuk masa jabatan periode kedua.
"Dalam sekitar empat menit, kekuatan udara Taiwan rusak parah dan pesawat-pesawat Taiwan yang sudah lepas landas, akan ditembak jatuh dengan rudal S-400," bunyi laporan tersebut.
"Setelah hampir dua jam ... semua pangkalan pertahanan anti-udara hancur, dan sebagian besar pesawat tempur Taiwan rusak. Yang menunggu mereka adalah serangan putaran kedua setelah fajar."
(min)
tulis komentar anda