Hubungan Memburuk, AS Hentikan Program Pelatihan Tentara dengan Kamboja
Kamis, 01 Juli 2021 - 22:16 WIB
PHNOM PENH - Amerika Serikat (AS) mengakhiri program pengiriman siswa ke akademi militer AS dengan Kamboja . Penghentian program ini menandai babak baru ketegangan dalam hubungan antara kedua negara.
Washington prihatin atas kehadiran militer China yang berkembang di Kamboja, dengan negara Asia Tenggara itu menjadi salah satu sekutu terpenting Beijing di kawasan itu.
Menurut juru bicara Kedutaan Besar AS di Phnom Penh, Arend Zwartjes, keputusan untuk mengakhiri program itu dibuat setelah Kamboja mengakhiri beberapa bidang kerja sama militer.
"Menyusul pembatasan kerjasama Kamboja di beberapa bidang keterlibatan militer-militer tradisional bilateral, negara itu kehilangan kelayakannya untuk program akademi dinas militer AS,” ucapnya.
Zwartjes mengatakan, bagaimanapun, siswa Kamboja yang saat ini terdaftar di akademi militer AS akan diizinkan untuk menyelesaikan program sarjana mereka.
"AS telah mendorong Pemerintah Kamboja untuk membantu siswanya dengan biaya kuliah yang tersisa," ungkapnya, seperti dilansir Reuters pada Kamis (1/7/2021).
Beberapa anggota elit masyarakat Kamboja, termasuk Hun Manet, putra tertua Perdana Menteri Hun Sen, dalam beberapa dekade terakhir telah lulus dari West Point, yang merupakan akademi militer paling bergengsi di AS.
Hun Manet sekarang menjadi wakil komandan dan kepala staf gabungan Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja (RCAF).
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
Washington prihatin atas kehadiran militer China yang berkembang di Kamboja, dengan negara Asia Tenggara itu menjadi salah satu sekutu terpenting Beijing di kawasan itu.
Menurut juru bicara Kedutaan Besar AS di Phnom Penh, Arend Zwartjes, keputusan untuk mengakhiri program itu dibuat setelah Kamboja mengakhiri beberapa bidang kerja sama militer.
"Menyusul pembatasan kerjasama Kamboja di beberapa bidang keterlibatan militer-militer tradisional bilateral, negara itu kehilangan kelayakannya untuk program akademi dinas militer AS,” ucapnya.
Zwartjes mengatakan, bagaimanapun, siswa Kamboja yang saat ini terdaftar di akademi militer AS akan diizinkan untuk menyelesaikan program sarjana mereka.
"AS telah mendorong Pemerintah Kamboja untuk membantu siswanya dengan biaya kuliah yang tersisa," ungkapnya, seperti dilansir Reuters pada Kamis (1/7/2021).
Beberapa anggota elit masyarakat Kamboja, termasuk Hun Manet, putra tertua Perdana Menteri Hun Sen, dalam beberapa dekade terakhir telah lulus dari West Point, yang merupakan akademi militer paling bergengsi di AS.
Hun Manet sekarang menjadi wakil komandan dan kepala staf gabungan Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja (RCAF).
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
(ian)
tulis komentar anda