Prancis Berharap UE Jatuhkan Sanksi pada Hungaria Terkait UU Anti-LGBT
Rabu, 30 Juni 2021 - 19:23 WIB
PARIS - Menteri Muda Urusan Eropa Prancis , Clement Beaune berharap adanya sanksi dari Uni Eropa (UE) kepada Hungaria terkait dengan undang-undang anti-LGBT. Undang-undang itu disahkan Hungaria pada pekan lalu.
Namun, Beaune mengatakan, dia tidak setuju dengan ide mengusir Hungaria dari UE, atas sejumlah kebijakan mereka yang dinilai tidak sejalan dengan nilai-nilai Eropa.
"Saya tidak mendukung ide untuk menendang Hungaria dari UE," kata Beaune dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Rabu (30/6/2021).
Pekan lalu, para pemimpin UE melemparkan protes kepada Perdana Menteri Viktor Orban, atas undang-undang anti-LGBT baru Hungaria. Para pemimpin UE itu menekankan komitmen mereka untuk membela hak-hak kaum LGBT dan menumpuk tekanan pada Budapest untuk mundur dari organisasi itu.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen menggambarkan undang-udang itu memalukan dan mengatakan eksekutif UE akan mengambil tindakan.
Namun, Orban telah menegaskan, dia tidak akan mencabut undang-undang yang melarang distribusi materi di sekolah-sekolah yang dianggap mempromosikan homoseksualitas atau perubahan gender itu.
Dia juga mengatakan, undang-undang baru itu ditujukan untuk memberikan hak eksklusif orang tua untuk memutuskan tentang pendidikan seksual anak-anak mereka.
"Saya seorang pejuang untuk hak-hak mereka. Saya seorang pejuang kebebasan di rezim komunis. Homoseksualitas dihukum dan saya berjuang untuk kebebasan dan hak-hak mereka. Jadi saya membela hak-hak kaum homoseksual. Tapi undang-undang ini bukan tentang itu, ini bukan tentang homoseksual," tukasnya.
Lihat Juga: Siapa Georges Abdallah? Ikon Perjuangan Lebanon yang Dibebaskan setelah Dipenjara 40 Tahun di Prancis
Namun, Beaune mengatakan, dia tidak setuju dengan ide mengusir Hungaria dari UE, atas sejumlah kebijakan mereka yang dinilai tidak sejalan dengan nilai-nilai Eropa.
"Saya tidak mendukung ide untuk menendang Hungaria dari UE," kata Beaune dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Rabu (30/6/2021).
Pekan lalu, para pemimpin UE melemparkan protes kepada Perdana Menteri Viktor Orban, atas undang-undang anti-LGBT baru Hungaria. Para pemimpin UE itu menekankan komitmen mereka untuk membela hak-hak kaum LGBT dan menumpuk tekanan pada Budapest untuk mundur dari organisasi itu.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen menggambarkan undang-udang itu memalukan dan mengatakan eksekutif UE akan mengambil tindakan.
Namun, Orban telah menegaskan, dia tidak akan mencabut undang-undang yang melarang distribusi materi di sekolah-sekolah yang dianggap mempromosikan homoseksualitas atau perubahan gender itu.
Dia juga mengatakan, undang-undang baru itu ditujukan untuk memberikan hak eksklusif orang tua untuk memutuskan tentang pendidikan seksual anak-anak mereka.
"Saya seorang pejuang untuk hak-hak mereka. Saya seorang pejuang kebebasan di rezim komunis. Homoseksualitas dihukum dan saya berjuang untuk kebebasan dan hak-hak mereka. Jadi saya membela hak-hak kaum homoseksual. Tapi undang-undang ini bukan tentang itu, ini bukan tentang homoseksual," tukasnya.
Lihat Juga: Siapa Georges Abdallah? Ikon Perjuangan Lebanon yang Dibebaskan setelah Dipenjara 40 Tahun di Prancis
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(ian)
tulis komentar anda