Bennett dan Sisi Bahas Masalah Tentara Israel yang Ditawan di Gaza
Selasa, 29 Juni 2021 - 02:01 WIB
JALUR GAZA - Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett dan Presiden Mesir Abdel-Fattah Al-Sisi membahas masalah tawanan Israel di Jalur Gaza.
Dalam percakapan telepon pertama mereka, Bennett mengatakan kepada Sisi bahwa tentara Israel yang ditahan di Gaza harus dibebaskan.
“Upaya mengkonsolidasikan gencatan senjata permanen antara Israel dan Hamas harus dilanjutkan,” ujar Bennett.
Pemimpin Mesir dilaporkan telah menegaskan kembali pentingnya gencatan senjata dan kebutuhan memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza.
Menurut Jerusalem Post, kedua pemimpin sepakat mengadakan pertemuan tatap muka sesegera mungkin.
Mesir dan PBB adalah perantara utama dari gencatan senjata, yang didukung Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Arab dan Uni Eropa.
Gencatan senjata itu mulai berlaku pada dini hari Jumat, 21 Mei, setelah 11 hari serangan militer Israel.
Selama panggilan telepon mereka, kedua pemimpin berbicara tentang beberapa masalah umum, termasuk pentingnya perjanjian damai 1979, yang membuka jalan bagi hubungan resmi antara Kairo dan Tel Aviv.
Dalam percakapan telepon pertama mereka, Bennett mengatakan kepada Sisi bahwa tentara Israel yang ditahan di Gaza harus dibebaskan.
“Upaya mengkonsolidasikan gencatan senjata permanen antara Israel dan Hamas harus dilanjutkan,” ujar Bennett.
Pemimpin Mesir dilaporkan telah menegaskan kembali pentingnya gencatan senjata dan kebutuhan memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza.
Menurut Jerusalem Post, kedua pemimpin sepakat mengadakan pertemuan tatap muka sesegera mungkin.
Mesir dan PBB adalah perantara utama dari gencatan senjata, yang didukung Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Arab dan Uni Eropa.
Gencatan senjata itu mulai berlaku pada dini hari Jumat, 21 Mei, setelah 11 hari serangan militer Israel.
Selama panggilan telepon mereka, kedua pemimpin berbicara tentang beberapa masalah umum, termasuk pentingnya perjanjian damai 1979, yang membuka jalan bagi hubungan resmi antara Kairo dan Tel Aviv.
(sya)
tulis komentar anda