KBRI Nairobi Bantu Kepulangan Dua ABK Terlantar di Somalia
Jum'at, 25 Juni 2021 - 18:01 WIB
NAIROBI - KBRI Nairobi berhasil memulangkan dua ABK WNI yang terlantar dari Bosaso, Somalia , pada Rabu (23/6).
Kedua ABK tersebut telah tertahan di Somalia selama berbulan-bulan akibat gaji yang tidak kunjung dibayarkan oleh pemilik kapal.
“Alhamdulillah, kami bersyukur dan sangat berterima kasih kepada KBRI Nairobi yang sudah susah payah memperjuangkan gaji kami dan memulangkan kami ke tanah air,” ungkap Jafar Muadis, salah satu ABK.
Jafar, dan rekannya, Eduardus Raques sangat senang karena penantiannya selama berbulan-bulan untuk dipulangkan telah berakhir.
KBRI mengurus kepulangan dua ABK secara langsung dengan mengirim Pelaksana Fungsi Perlindungan ke Bosaso, Somalia, setelah pihak agen pengirim di Indonesia maupun pemilik kapal tidak dapat dimintai tanggung jawab.
Saat berada di Bosaso, pejabat KBRI juga menemui pihak Imigrasi Somalia untuk pengurusan dokumen perjalanan kepulangan kedua ABK.
Sebelum melepas para ABK Kembali ke tanah air, KBRI Nairobi membekali para ABK dengan pakaian dan peralatan kesehatan untuk digunakan selama dalam perjalanan, serta menyerahkan gaji mereka yang selama ini belum dapat dibayarkan oleh pemilik kapal.
Kedua ABK tersebut merupakan sisa dari 11 ABK WNI dari kapal Wadani di Somalia yang bermasalah dengan gaji, ketidaklayakan kapal dan makanan.
Di antara 11 orang tersebut, sembilan ABK memilih untuk pulang pada pertengahan tahun 2020 tanpa mendapatkan gaji, sementara Jafar dan Eduardus memilih bertahan untuk menunggu gaji dari pemilik kapal.
Mereka menyampaikan bahwa pemilik kapal sudah berkali-kali mengulur-ulur waktu untuk penyelesaian gajinya.
Hampir lebih dari dua bulan KBRI Nairobi berupaya memediasi penyelesaian gaji kedua ABK tersebut. Berbagai upaya telah coba dijajaki oleh KBRI Nairobi.
Upaya membawa permasalahan itu ke ranah hukum tidak berjalan efektif akibat situasi Somalia yang masih belum stabil.
“Akhirnya dengan pendekatan kekeluargaan, perjuangan untuk mendapatkan gaji kedua ABK berhasil,” papar Wahyu Riadi, Pelaksana Fungsi Konsuler/Perlindungan WNI.
“Pemilik kapal menyerahkan langsung uang tunai sebagai gaji yang tertunggak selama ini sebesar 7050 USD,” ujar dia.
Keberhasilan KBRI Nairobi dalam memulangkan kedua ABK tidak luput dari dukungan yang diberikan oleh alumni Indonesia dan Konsul Kehormatan RI di Somalia.
Abdulrazak, Alumnus Universitas Pasundan, Bandung, yang saat ini bekerja di imigrasi Somalia banyak membantu pengurusan dokumen keimigrasian kedua ABK.
Sementara itu, Muhammad Omar, Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah banyak membantu proses mediasi antara KBRI dengan pihak pemilik kapal.
Konsul Kehormatan RI di Somalia, Ismael Siyad mendukung keamanan pejabat KBRI yang ditugaskan ke Somalia dengan meminjamkan mobil antipeluru.
“Kami sangat berterima kasih banyak kepada alumni Indonesia dan Konhor RI Somalia yang telah banyak mendukung proses kepulangan kedua ABK Indonesia,” ujar Dubes RI Nairobi, M Hery Saripudin.
Perlindungan WNI merupakan prioritas utama diplomasi Indonesia, terutama selama pandemi Covid-19.
“Selama pandemi terdapat sejumlah permasalahan WNI di wilayah KBRI Nairobi, mulai dari stranded hingga tertular Covid,” tutur Dubes Hery.
“KBRI Nairobi berupaya penuh untuk melindungi seluruh WNI dari dampak pandemi,” pungkas dia.
Kedua ABK tersebut telah tertahan di Somalia selama berbulan-bulan akibat gaji yang tidak kunjung dibayarkan oleh pemilik kapal.
“Alhamdulillah, kami bersyukur dan sangat berterima kasih kepada KBRI Nairobi yang sudah susah payah memperjuangkan gaji kami dan memulangkan kami ke tanah air,” ungkap Jafar Muadis, salah satu ABK.
Jafar, dan rekannya, Eduardus Raques sangat senang karena penantiannya selama berbulan-bulan untuk dipulangkan telah berakhir.
KBRI mengurus kepulangan dua ABK secara langsung dengan mengirim Pelaksana Fungsi Perlindungan ke Bosaso, Somalia, setelah pihak agen pengirim di Indonesia maupun pemilik kapal tidak dapat dimintai tanggung jawab.
Saat berada di Bosaso, pejabat KBRI juga menemui pihak Imigrasi Somalia untuk pengurusan dokumen perjalanan kepulangan kedua ABK.
Sebelum melepas para ABK Kembali ke tanah air, KBRI Nairobi membekali para ABK dengan pakaian dan peralatan kesehatan untuk digunakan selama dalam perjalanan, serta menyerahkan gaji mereka yang selama ini belum dapat dibayarkan oleh pemilik kapal.
Kedua ABK tersebut merupakan sisa dari 11 ABK WNI dari kapal Wadani di Somalia yang bermasalah dengan gaji, ketidaklayakan kapal dan makanan.
Di antara 11 orang tersebut, sembilan ABK memilih untuk pulang pada pertengahan tahun 2020 tanpa mendapatkan gaji, sementara Jafar dan Eduardus memilih bertahan untuk menunggu gaji dari pemilik kapal.
Mereka menyampaikan bahwa pemilik kapal sudah berkali-kali mengulur-ulur waktu untuk penyelesaian gajinya.
Hampir lebih dari dua bulan KBRI Nairobi berupaya memediasi penyelesaian gaji kedua ABK tersebut. Berbagai upaya telah coba dijajaki oleh KBRI Nairobi.
Upaya membawa permasalahan itu ke ranah hukum tidak berjalan efektif akibat situasi Somalia yang masih belum stabil.
“Akhirnya dengan pendekatan kekeluargaan, perjuangan untuk mendapatkan gaji kedua ABK berhasil,” papar Wahyu Riadi, Pelaksana Fungsi Konsuler/Perlindungan WNI.
“Pemilik kapal menyerahkan langsung uang tunai sebagai gaji yang tertunggak selama ini sebesar 7050 USD,” ujar dia.
Keberhasilan KBRI Nairobi dalam memulangkan kedua ABK tidak luput dari dukungan yang diberikan oleh alumni Indonesia dan Konsul Kehormatan RI di Somalia.
Abdulrazak, Alumnus Universitas Pasundan, Bandung, yang saat ini bekerja di imigrasi Somalia banyak membantu pengurusan dokumen keimigrasian kedua ABK.
Sementara itu, Muhammad Omar, Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah banyak membantu proses mediasi antara KBRI dengan pihak pemilik kapal.
Konsul Kehormatan RI di Somalia, Ismael Siyad mendukung keamanan pejabat KBRI yang ditugaskan ke Somalia dengan meminjamkan mobil antipeluru.
“Kami sangat berterima kasih banyak kepada alumni Indonesia dan Konhor RI Somalia yang telah banyak mendukung proses kepulangan kedua ABK Indonesia,” ujar Dubes RI Nairobi, M Hery Saripudin.
Perlindungan WNI merupakan prioritas utama diplomasi Indonesia, terutama selama pandemi Covid-19.
“Selama pandemi terdapat sejumlah permasalahan WNI di wilayah KBRI Nairobi, mulai dari stranded hingga tertular Covid,” tutur Dubes Hery.
“KBRI Nairobi berupaya penuh untuk melindungi seluruh WNI dari dampak pandemi,” pungkas dia.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda