Iran Sudah Eksekusi Mati 95 Orang Selama Setengah Tahun Ini
Kamis, 24 Juni 2021 - 00:25 WIB
TEHERAN - Iran telah mengeksekusi mati setidaknya 95 orang, termasuk enam wanita, selama paruh pertama tahun 2021. Hal itu disampaikan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM) Michelle Bachelet dalam laporannya.
Menurut Bachelet, pada tahun lalu, Iran mengeksekusi mati setidaknya 267 orang, termasuk sembilan wanita.
Berbicara pada sesi Dewan HAM PBB di Jenewa di mana dia mempresentasikan laporan tentang HAM di Iran, dia menyatakan: "Lebih dari 80 pelanggar anak berada dalam hukuman mati, dengan setidaknya empat orang berisiko dieksekusi dalam waktu dekat."
"Sekretaris Jenderal [PBB] terus sangat prihatin dengan meluasnya penggunaan hukuman mati dan penerapannya yang sewenang-wenang untuk berbagai tindakan yang menurut hukum internasional bukan merupakan 'kejahatan paling serius'," katanya seperti dikutip AFP, Rabu (23/6/2021).
"Hukuman mati sering dijatuhkan, berdasarkan pengakuan paksa yang diambil melalui penyiksaan atau setelah pelanggaran serius terhadap hak atas pengadilan yang adil," ujar mantan presiden Chile tersebut.
Laporan tersebut menemukan bahwa para tahanan juga menjadi sasaran penganiayaan dan intimidasi, serta penggunaan sel isolasi yang diperpanjang sebagai hukuman dan untuk mencegah penyebaran informasi ke dunia luar.
“Para pengunjuk rasa, pembela HAM, pengacara, jurnalis dan aktor masyarakat sipil terus menjadi sasaran intimidasi, penahanan sewenang-wenang dan penuntutan pidana, termasuk hukuman mati,” katanya.
Pemerintah Iran di bawah Presiden Hassan Rouhani belum berkomentar atas laporan Komisi HAM PBB.
Menurut Bachelet, pada tahun lalu, Iran mengeksekusi mati setidaknya 267 orang, termasuk sembilan wanita.
Berbicara pada sesi Dewan HAM PBB di Jenewa di mana dia mempresentasikan laporan tentang HAM di Iran, dia menyatakan: "Lebih dari 80 pelanggar anak berada dalam hukuman mati, dengan setidaknya empat orang berisiko dieksekusi dalam waktu dekat."
"Sekretaris Jenderal [PBB] terus sangat prihatin dengan meluasnya penggunaan hukuman mati dan penerapannya yang sewenang-wenang untuk berbagai tindakan yang menurut hukum internasional bukan merupakan 'kejahatan paling serius'," katanya seperti dikutip AFP, Rabu (23/6/2021).
"Hukuman mati sering dijatuhkan, berdasarkan pengakuan paksa yang diambil melalui penyiksaan atau setelah pelanggaran serius terhadap hak atas pengadilan yang adil," ujar mantan presiden Chile tersebut.
Laporan tersebut menemukan bahwa para tahanan juga menjadi sasaran penganiayaan dan intimidasi, serta penggunaan sel isolasi yang diperpanjang sebagai hukuman dan untuk mencegah penyebaran informasi ke dunia luar.
“Para pengunjuk rasa, pembela HAM, pengacara, jurnalis dan aktor masyarakat sipil terus menjadi sasaran intimidasi, penahanan sewenang-wenang dan penuntutan pidana, termasuk hukuman mati,” katanya.
Pemerintah Iran di bawah Presiden Hassan Rouhani belum berkomentar atas laporan Komisi HAM PBB.
(min)
tulis komentar anda