Puluhan Website Terkait Iran Disita, Diganti Tulisan Penegakan Hukum AS
Rabu, 23 Juni 2021 - 07:44 WIB
TEHERAN - Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) memblokir sekitar tiga puluh situs website, banyak di antaranya terkait kegiatan disinformasi Iran .
Pernyataan itu diungkapkan sumber pemerintah AS pada Selasa (22/6). Pengumuman resmi diharapkan segera diberikan.
Sumber di Washington berbicara setelah pemberitahuan muncul sebelumnya pada Selasa (22/6) di sejumlah situs web yang berafiliasi dengan Iran yang mengatakan website telah disita pemerintah Amerika Serikat sebagai bagian dari tindakan penegakan hukum.
Kantor berita Iran mengatakan pemerintah AS telah menyita beberapa situs media Iran dan situs milik kelompok yang berafiliasi dengan Iran seperti gerakan Houthi Yaman.
Beberapa situs kemudian mulai ditampilkan seperti biasa atau kembali normal.
Situs web Masirah TV berbahasa Arab, yang dijalankan Houthi, terlihat tulisan, "Domain almasirah.net telah disita Pemerintah Amerika Serikat sesuai surat perintah penyitaan, sebagai bagian dari tindakan penegakan hukum oleh Biro Industri dan Keamanan, Kantor Penegakan Ekspor dan Biro Investigasi Federal."
Situs tersebut dengan cepat membuka situs web baru yang berfungsi di www.almasirah.com.
TV berbahasa Arab Iran, Alalam TV, mengatakan di saluran Telegramnya, “Otoritas AS menutup situs web TV Al-Alam.”
Seorang juru bicara Departemen Kehakiman AS tidak segera berkomentar. Dua sumber pemerintah AS mengindikasikan Departemen Kehakiman sedang mempersiapkan pengumuman tentang masalah ini.
Pemberitahuan itu muncul beberapa hari setelah seorang tokoh garis keras dan kritikus Barat yang sengit, Ebrahim Raisi, terpilih sebagai presiden baru Iran dan setelah utusan untuk Iran dan enam kekuatan dunia termasuk Washington menunda pembicaraan tentang menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015 mereka yang compang-camping. Para utusan kekuatan dunia itu pun kembali ke negara asalnya untuk konsultasi.
Pemberitahuan juga muncul di situs web Press TV berbahasa Inggris-Iran dan Lualua TV, saluran independen Bahrain berbahasa Arab yang mengudara dari Inggris.
"Dalam tindakan yang tampaknya terkoordinasi, pesan serupa muncul di situs web jaringan televisi Iran dan regional yang mengklaim domain situs web tersebut telah 'disita Pemerintah Amerika Serikat'," papar Press TV di Twitter.
Oktober lalu, jaksa AS menyita jaringan domain web yang mereka katakan digunakan dalam kampanye oleh Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) untuk menyebarkan disinformasi politik ke penjuru dunia.
Departemen Kehakiman AS kemudian mengatakan mereka telah mengambil kendali atas 92 domain yang digunakan IRGC untuk menyamar sebagai media independen yang menargetkan khalayak di Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, dan Asia Tenggara.
Kantor berita semi-resmi Iran YJC mengatakan pada Selasa bahwa, “Langkah AS menunjukkan seruan untuk kebebasan berbicara adalah kebohongan."
Pernyataan itu diungkapkan sumber pemerintah AS pada Selasa (22/6). Pengumuman resmi diharapkan segera diberikan.
Sumber di Washington berbicara setelah pemberitahuan muncul sebelumnya pada Selasa (22/6) di sejumlah situs web yang berafiliasi dengan Iran yang mengatakan website telah disita pemerintah Amerika Serikat sebagai bagian dari tindakan penegakan hukum.
Kantor berita Iran mengatakan pemerintah AS telah menyita beberapa situs media Iran dan situs milik kelompok yang berafiliasi dengan Iran seperti gerakan Houthi Yaman.
Beberapa situs kemudian mulai ditampilkan seperti biasa atau kembali normal.
Situs web Masirah TV berbahasa Arab, yang dijalankan Houthi, terlihat tulisan, "Domain almasirah.net telah disita Pemerintah Amerika Serikat sesuai surat perintah penyitaan, sebagai bagian dari tindakan penegakan hukum oleh Biro Industri dan Keamanan, Kantor Penegakan Ekspor dan Biro Investigasi Federal."
Situs tersebut dengan cepat membuka situs web baru yang berfungsi di www.almasirah.com.
TV berbahasa Arab Iran, Alalam TV, mengatakan di saluran Telegramnya, “Otoritas AS menutup situs web TV Al-Alam.”
Seorang juru bicara Departemen Kehakiman AS tidak segera berkomentar. Dua sumber pemerintah AS mengindikasikan Departemen Kehakiman sedang mempersiapkan pengumuman tentang masalah ini.
Pemberitahuan itu muncul beberapa hari setelah seorang tokoh garis keras dan kritikus Barat yang sengit, Ebrahim Raisi, terpilih sebagai presiden baru Iran dan setelah utusan untuk Iran dan enam kekuatan dunia termasuk Washington menunda pembicaraan tentang menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015 mereka yang compang-camping. Para utusan kekuatan dunia itu pun kembali ke negara asalnya untuk konsultasi.
Pemberitahuan juga muncul di situs web Press TV berbahasa Inggris-Iran dan Lualua TV, saluran independen Bahrain berbahasa Arab yang mengudara dari Inggris.
"Dalam tindakan yang tampaknya terkoordinasi, pesan serupa muncul di situs web jaringan televisi Iran dan regional yang mengklaim domain situs web tersebut telah 'disita Pemerintah Amerika Serikat'," papar Press TV di Twitter.
Oktober lalu, jaksa AS menyita jaringan domain web yang mereka katakan digunakan dalam kampanye oleh Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) untuk menyebarkan disinformasi politik ke penjuru dunia.
Departemen Kehakiman AS kemudian mengatakan mereka telah mengambil kendali atas 92 domain yang digunakan IRGC untuk menyamar sebagai media independen yang menargetkan khalayak di Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, dan Asia Tenggara.
Kantor berita semi-resmi Iran YJC mengatakan pada Selasa bahwa, “Langkah AS menunjukkan seruan untuk kebebasan berbicara adalah kebohongan."
(sya)
tulis komentar anda