Netanyahu Berpotensi Menjadi Pemimpin Tangguh Oposisi Israel

Senin, 21 Juni 2021 - 06:00 WIB
Mantan PM Israel, Benjamin Netanyahu.
TEL AVIV - Benjamin Netanyahu telah lengser dari kursi pemimpin Israel . Sebelumnya, ia telah lama menjadi wajah dari Israel, karena telah menjabat sebagai perdana menteri selama satu dekade.

Ketika dia berjuang di pengadilan melawan tuduhan korupsi yang dibantahnya, Netanyahu, sebagai pemimpin oposisi, akan siap untuk menerkam koalisi pemerintahan baru dari partai-partai sayap kanan, tengah, dan Arab.





Netanyahu telah mencela pembentukan apa yang dia sebut sebagai pemerintah sayap kiri yang berbahaya. “Penipuan abad ini,” katanya dengan marah setelah sesama politis sayap kanan, Naftali Bennett berbalik melawannya dan memilih untuk bersekutu dengan kepala oposisi tengah, Yair Lapid meskipun ada janji publik bahwa dia tidak akan melakukannya.

Di bawah kesepakatan pembagian kekuasaan sebagai tindakan lanjut pemilihan 23 Maret - yang keempat Israel dalam dua tahun - Bennett, mantan menteri pertahanan dan seorang jutawan teknologi tinggi, akan menjadi Perdana Menteri Israel untuk separuh pertama masa jabatan.

Dia kemudian akan menyerahkan jabatan itu kepada Lapid, yang pernah menjabat sebagai menteri keuangan dalam pemerintahan yang dipimpin Netanyahu. Komposisi yang beragam dari aliansi Lapid-Bennett dapat membuatnya sangat tidak stabil di negara yang begitu terbelah oleh perpecahan politik sehingga pemilihan "mengganti" telah menjadi norma.



Itu berarti, bahwa tidak ada seorang pun di Israel yang mengesampingkan kembalinya politik Netanyahu. Dari bangku oposisi, Netanyahu kemungkinan akan melanjutkan dengan pesan bahwa koalisi baru akan tertatih-tatih oleh anggota sayap kirinya, jika langkah-langkah militer diperlukan untuk melawan musuh-musuh Israel.

Mengklaim sorotan, bahkan ketika Lapid sedang dalam negosiasi tentang perubahan dalam pemerintahan, Netanyahu yang agresif tampaknya berseteru dengan Joe Biden tentang bagaimana menangani program nuklir Iran, sekali lagi mengisyaratkan kemungkinan serangan Israel ke Gaza.

"Jika kita harus memilih, saya harap itu tidak terjadi, antara gesekan dengan teman baik kita AS dan menghilangkan ancaman eksistensial - menghilangkan ancaman eksistensial menang," kata Netanyahu, seperti dilansir Al Arabiya.



Beberapa tahun terakhir sudah menjadi masa yang sulit bagi Netanyahu. Perasaan bahwa dia hidup dengan meminjam waktu setelah 12 tahun berturut-turut menjabat, diperparah oleh tuntutan pidana atas dugaan bantuan kepada taipan media dan penerimaan ilegal cerutu dan sampanye mahal.

Netanyahu telah membantah semua kesalahan dan mengatakan, tanpa memberikan bukti apa pun, bahwa dia adalah korban konspirasi negara yang mendalam terhadapnya. Dikenal dengan nama panggilan masa kecilnya, Bibi, Netanyahu adalah putra seorang sejarawan dan bersekolah di sekolah menengah dan perguruan tinggi di AS, tempat ayahnya mengajar.

Tidak pernah kalah, baritonnya yang menggelegar telah bergema di panggung dunia sejak menjabat sebagai duta besar Israel untuk PBB dari 1984 hingga 1988. Memasuki politik di Israel sebagai legislator Likud, ia menjadi pemimpin partai pada tahun 1993 dan melakukan hegemoni selama beberapa dekade atas politik Israel.

Pembentukan pemerintahan baru menandai kekalahan langka bagi Netanyahu: terakhir kali dia dan istrinya Sara harus mengemasi tas mereka dan pindah dari kediaman perdana menteri adalah sebelum pergantian milenium.
(esn)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More