Teheran Merespons Pemerintah Baru Israel: Iran yang Kuat Masih Ada di Sini!
Selasa, 15 Juni 2021 - 07:55 WIB
TEHERAN - Pemerintah Iran telah merespons terbentuknya pemerintahan baru Israel yang mengakhiri 12 tahun kekuasaan rezim perdana menteri (PM) Benjamin Netanyahu. Sebagai musuh bebuyutan, Teheran menyatakan diri masih eksis dan kuat.
Respons Teheran disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Saeed Khatibzadeh pada hari Senin yang dilansir kantor berita ISNA.
Seperti diberitakan sebelumnya, Parlemen atau Knesset Israel mengakhiri 12 tahun kekuasaan rezim Netanyahu pada hari Minggu melalui voting. Posisi Netanyahu sebagai PM kini digantikan oleh Naftali Bennett.
"Musuh-musuh Iran telah pergi dan Iran yang kuat masih ada di sini!," kata Khatibzadeh. "Saya tidak berpikir kebijakan Israel akan berubah dengan pemerintahan baru," ujarnya.
Perang bayangan antara Iran dan Israel telah muncul secara sporadis secara global selama beberapa tahun terakhir. Iran, yang sering mengancam untuk menghancurkan Israel, sebagian besar menggunakan proksinya di Timur Tengah—terutama Hizbullah yang berbasis di Lebanon dan kelompok Hamas serta Jihad Islam Palestina (PIJ) yang berbasis di Gaza—untuk menargetkan negara Yahudi tersebut.
Laporan media asing sering mengaitkan insiden misterius di Iran, terutama yang melibatkan serangan canggih—baik itu serangan siber atau lainnya—pada program nuklir Iran ke Israel, yang memandangnya sebagai ancaman eksistensial.
Pekan lalu, mantan direktur badan intelijen Mossad Yossi Cohen mengisyaratkan bahwa Israel berada di balik serangan baru-baru ini yang menargetkan ambisi nuklir Iran.
Sebagai tanggapan, Iran menuduh Israel melakukan tindakan "tanpa hukum", dengan mengatakan bahwa tindakan semacam itu merupakan kegilaan yang tidak boleh ditoleransi, dan menambahkan bahwa komentar Cohen mencerminkan strategi lama "sabotase kriminal" Israel.
Respons Teheran disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Saeed Khatibzadeh pada hari Senin yang dilansir kantor berita ISNA.
Seperti diberitakan sebelumnya, Parlemen atau Knesset Israel mengakhiri 12 tahun kekuasaan rezim Netanyahu pada hari Minggu melalui voting. Posisi Netanyahu sebagai PM kini digantikan oleh Naftali Bennett.
"Musuh-musuh Iran telah pergi dan Iran yang kuat masih ada di sini!," kata Khatibzadeh. "Saya tidak berpikir kebijakan Israel akan berubah dengan pemerintahan baru," ujarnya.
Perang bayangan antara Iran dan Israel telah muncul secara sporadis secara global selama beberapa tahun terakhir. Iran, yang sering mengancam untuk menghancurkan Israel, sebagian besar menggunakan proksinya di Timur Tengah—terutama Hizbullah yang berbasis di Lebanon dan kelompok Hamas serta Jihad Islam Palestina (PIJ) yang berbasis di Gaza—untuk menargetkan negara Yahudi tersebut.
Laporan media asing sering mengaitkan insiden misterius di Iran, terutama yang melibatkan serangan canggih—baik itu serangan siber atau lainnya—pada program nuklir Iran ke Israel, yang memandangnya sebagai ancaman eksistensial.
Pekan lalu, mantan direktur badan intelijen Mossad Yossi Cohen mengisyaratkan bahwa Israel berada di balik serangan baru-baru ini yang menargetkan ambisi nuklir Iran.
Sebagai tanggapan, Iran menuduh Israel melakukan tindakan "tanpa hukum", dengan mengatakan bahwa tindakan semacam itu merupakan kegilaan yang tidak boleh ditoleransi, dan menambahkan bahwa komentar Cohen mencerminkan strategi lama "sabotase kriminal" Israel.
(min)
tulis komentar anda