Pengamat: Iron Dome Bisa Jadi Faktor Penghambat Pembicaraan Damai Israel-Palestina

Senin, 14 Juni 2021 - 00:05 WIB
Ilustrasi
TEL AVIV - Iron Dome yang dirancang oleh Rafael Advanced Defense Systems Israel adalah sistem pertahanan udara bergerak yang dipandu radar untuk segala cuaca untuk bertahan melawan proyektil yang ditembakkan dari jarak hingga 70 km. Ia terbukti mampu mencegat roket dan peluru artileri yang datang, tetapi juga dapat menargetkan drone dan pesawat lainnya.

Setiap sistem Iron Dome terdiri dari tiga hingga empat unit peluncur yang diatur dalam satu peluncur dilaporkan mampu melindungi area seluas sekitar 150 km persegi, dengan masing-masing unit peluncur menampung 20 pencegat Tamir yang sangat bermanuver yang dapat mencapai ketinggian 10 km.



Meski sangat efektif, Iron Dome bukanlah sistem yang tak terkalahkan tanpa kekurangan. Ada kekusutan yang harus diselesaikan di mana ia secara tidak sengaja menjatuhkan pesawat tak berawak Skylark militer Israel yang melakukan misi pengintaian, dalam sebuah insiden yang keadaannya sedang diselidiki.

Banyak juga mengkritik tingginya biaya Iron Dome. Deberapa kritikus mengutip asimetri penggunaan sistem yang mahal, di mana setiap pencegat Tamir dilaporkan menelan biaya USD 100 ribu dan upaya R&D untuk mengembangkan Iron Dome menghabiskan USD 210 juta untuk melawan Roket Hamas yang biaya produksinya hanya USD 500.



Namun, argumen ini tidak tepat sasaran, karena potensi biaya kerusakan material, cedera dan kematian warga sipil jika roket tidak dicegat harus diperhitungkan, bersama dengan biaya politik jika pemerintah saat itu dianggap tidak berbuat cukup. untuk melindungi orang dan menghentikan roket.



Namun, keberhasilan Iron Dome juga dapat memiliki efek yang tidak diinginkan, karena semakin memperkuat superioritas militer Israel atas Palestina.

Wartawan Israel Yaakov Katz, yang telah ikut menulis sebuah buku tentang industri senjata Israel, menuturkan sistem ini membuat Israel tidak lagi tertarik terhadap penyelesaian lewat jalur politik, karena sudah merasa superior atas Palestina.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More