Tolak Dinikahkan dengan Sepupu, Gadis Cantik Ini Dibunuh Keluarganya Sendiri

Sabtu, 12 Juni 2021 - 10:01 WIB
Saman Abbas, 18, gadis Pakistan yang jadi korban pembunuhan demi kehormatan oleh keluarganya sendiri karena menolak dijodohkan. Foto/Newsflash
ROMA - Seorang gadis cantik asal Pakistan dibunuh dan dikuburkan di sebuah kuburan dangkal di Italia oleh keluarganya sendiri. Menurut penyelidik polisi, gadis 18 tahun itu menjadi korban "pembunuhan demi kehormatan [honor killing]" setelah menolak dinikahkan dengan saudara sepupunya di Pakistan.

Perburuan internasional sedang berlangsung untuk menangkap para pelaku pembunuh gadis bernama Saman Abbas.





Orangtua, paman, dan dua sepupu korban dituduh berkonspirasi untuk membunuhnya dan melarikan diri dari Italia.

Penyelidik polisi percaya bahwa mereka merencanakan plot setelah korban menolak untuk dinikahkan dengan saudara sepupunya di Pakistan karena dia sudah punya kekasih Italia.

Menurut polisi, Saman hilang dari sebuah peternakan dekat kota Reggio Emilia, Italia tengah, pada 31 Mei setelah mengatakan dia ingin menjalani "gaya hidup Barat".

Ayah korban Shabbar, 46, yang bekerja di Italia dituduh bersekongkol dengan Ibunya Nazia Shaheen, 47, paman Hasnain Danish, 33, serta dua sepupunya Nomanulhaq, 33, dan Ijaz, 28, untuk membunuh dan mengubur tubuh korban di belakang area pertanian sebelum meninggalkan Italia.

Ijaz telah ditangkap di Prancis atas dugaan pembunuhan dan diekstradisi kembali ke Italia.

Shabbar dan Nazia tetap di Pakistan dan telah membantah terlibat pembunuhan terhadap putri mereka.

Terduga dalang pembunuhan, Hasnain dan Nomanulhaq, tidak diketahui keberadaannya.

Jaksa menuduh keluarga itu mencoba memaksa Saman untuk dijodohkan di negara asalnya, Pakistan, musim panas lalu.

Korban melarikan diri dari rumah setelah pertengkaran pada bulan Oktober dan tinggal di tempat perlindungan yang dikelola oleh layanan sosial yang mengkhawatirkan keselamatannya.

Saman dilaporkan kembali ke rumah rupanya untuk mengumpulkan dokumen identitas pada 11 April.



Sang paman, Hasnain, diduga telah membeli tiket pesawat untuk orangtua Saman untuk terbang kembali ke Pakistan sebagai bagian dari rencana pembunuhan pada 26 April.

Pada 29 April, CCTV menangkap tiga pria yang menurut polisi adalah Hasnain, Nomanulhaq dan Ijaz berjalan ke ladang di belakang pertanian sekitar pukul 19.30.

Ketiganya, yang membawa dua sekop, ember, dan tas biru dengan linggis di dalamnya, dilaporkan telah pergi selama sekitar dua jam sebelum kembali ke rumah.

Keesokan harinya, Saman dilaporkan mendengar percakapan antara kerabatnya, dan memberi tahu kekasihnya bahwa mereka merencanakan pembunuhannya.

Kekasih Saman mengatakan kepada surat kabar Italia, Gazzetta, di Reggio Emiliano bahwa korban mengirim SMS kepadanya mengatakan dia telah mendengar omongan pamannya bahwa pembunuhan adalah "satu-satunya solusi" untuk anak perempuan yang tidak mematuhi kode kehormatan ketat Pakistan.

Saman meminta kekasihnya untuk menghubungi polisi dalam dua hari jika dia tidak mengirim pesan kepadanya.

Polisi, seperti dikutip Mail Online, Jumat (11/6/2021), mengatakan lebih banyak rekaman CCTV—yang belum dipublikasikan—kemudian menunjukkan orangtua korban, Shabbar dan Nazia, mengantar putri mereka ke ladang di belakang pertanian pada pukul 21.00 malam pada 1 Mei.

Pasangan itu kembali hanya 13 menit kemudian, di mana ayah korban membawa ransel yang sebelumnya dipakai korban.

Polisi yakin orangtuanya menyerahkan korban kepada paman dan sepupunya yang sedang menunggu di ladang dan siapa yang membunuhnya dan mengubur tubuhnya di suatu tempat di sekitar area pertanian.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More