Macron Ditampar, Buku Hitler dan Senjata Ditemukan di Rumah Tersangka
Kamis, 10 Juni 2021 - 04:06 WIB
PARIS - Penyelidik menemukan senjata dan salinan buku anti-Semit Hitler, Mein Kampf, di rumah salah satu dari dua tersangka yang ditahan setelah menampar wajah Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Pria berusia 28 tahun ditangkap di luar sekolah hotel di tenggara Prancis.
Rumah mereka digeledah setelah penamparan wajah Macron di Tain-l'Hermitage.
Buku dan sejumlah senjata dilaporkan ditemukan di rumah pria yang dicurigai merekam serangan terhadap Macron tersebut.
Di antara senjata yang dikatakan telah ditemukan di rumahnya adalah pedang, belati, dan senapan kolektor yang secara sah dimilikinya. Tidak jelas apakah senjata itu berfungsi dengan baik.
Presiden Prancis Macron ditampar wajahnya setelah berlari ke arah kerumunan orang yang dipisahkan darinya oleh penghalang logam. Saat itu dua pengawal Macron di sampingnya dan dua lainnya bergegas untuk mengejarnya.
Juru bicara Macron membantah laporan bahwa dia telah diperingatkan oleh petugas keamanannya untuk tidak mendekati orang-orang tersebut.
"Jelas presiden republik akan terus berhubungan langsung dengan rakyat Prancis, sama seperti pemerintah lainnya," papar Gabriel Attal.
Beberapa jam setelah insiden itu, Macron mengatakan itu adalah "peristiwa yang terpisah" dan "orang-orang yang melakukan kekerasan" tidak boleh diizinkan untuk membajak debat publik.
Siapa saja tersangkanya? Orang pertama, yang diduga menampar presiden, diyakini memiliki ketertarikan pada sejumlah tokoh sayap kanan dan monarki, serta sejarah Prancis abad pertengahan.
Di halaman Instagram-nya, dia menggambarkan dirinya sebagai bagian dari federasi nasional seni bela diri Eropa yang bersejarah, di samping foto dirinya mengenakan kostum Abad Pertengahan dan membawa pedang panjang.
Tetapi menurut seorang teman, Loic Dauriac, pelaku itu "apolitis" dan tamparan itu benar-benar di luar karakternya.
Situs web Le Parisien mengutip sumber dalam penyelidikan yang menyimpulkan pandangan politiknya sebagai "campuran ideologi".
Tersangka juga terdengar berteriak "Montjoie et Saint-Denis! Hancurkan Makronisme". Meskipun dia menggunakan teriakan perang abad pertengahan, komentator Prancis juga percaya dia bisa meniru karakter komik di baju besi abad pertengahan dari film hit 1993 Les Visiteurs (The Visitor).
Sesaat sebelum kejadian, pelaku berdiri di samping dua pria lain selama wawancara TV, di mana salah satu dari mereka mengatakan, "Ada hal-hal yang ingin Anda katakan kepada (Tuan Macron) tapi sayangnya Anda tidak bisa... Perancis."
Rumah kedua tersangka digeledah di satu desa di utara Tain-l'Hermitage setelah serangan pada Selasa. Tersangka kedua dilaporkan juga penggemar pertempuran abad pertengahan.
Pria berusia 28 tahun ditangkap di luar sekolah hotel di tenggara Prancis.
Rumah mereka digeledah setelah penamparan wajah Macron di Tain-l'Hermitage.
Buku dan sejumlah senjata dilaporkan ditemukan di rumah pria yang dicurigai merekam serangan terhadap Macron tersebut.
Di antara senjata yang dikatakan telah ditemukan di rumahnya adalah pedang, belati, dan senapan kolektor yang secara sah dimilikinya. Tidak jelas apakah senjata itu berfungsi dengan baik.
Presiden Prancis Macron ditampar wajahnya setelah berlari ke arah kerumunan orang yang dipisahkan darinya oleh penghalang logam. Saat itu dua pengawal Macron di sampingnya dan dua lainnya bergegas untuk mengejarnya.
Juru bicara Macron membantah laporan bahwa dia telah diperingatkan oleh petugas keamanannya untuk tidak mendekati orang-orang tersebut.
"Jelas presiden republik akan terus berhubungan langsung dengan rakyat Prancis, sama seperti pemerintah lainnya," papar Gabriel Attal.
Beberapa jam setelah insiden itu, Macron mengatakan itu adalah "peristiwa yang terpisah" dan "orang-orang yang melakukan kekerasan" tidak boleh diizinkan untuk membajak debat publik.
Siapa saja tersangkanya? Orang pertama, yang diduga menampar presiden, diyakini memiliki ketertarikan pada sejumlah tokoh sayap kanan dan monarki, serta sejarah Prancis abad pertengahan.
Di halaman Instagram-nya, dia menggambarkan dirinya sebagai bagian dari federasi nasional seni bela diri Eropa yang bersejarah, di samping foto dirinya mengenakan kostum Abad Pertengahan dan membawa pedang panjang.
Tetapi menurut seorang teman, Loic Dauriac, pelaku itu "apolitis" dan tamparan itu benar-benar di luar karakternya.
Situs web Le Parisien mengutip sumber dalam penyelidikan yang menyimpulkan pandangan politiknya sebagai "campuran ideologi".
Tersangka juga terdengar berteriak "Montjoie et Saint-Denis! Hancurkan Makronisme". Meskipun dia menggunakan teriakan perang abad pertengahan, komentator Prancis juga percaya dia bisa meniru karakter komik di baju besi abad pertengahan dari film hit 1993 Les Visiteurs (The Visitor).
Sesaat sebelum kejadian, pelaku berdiri di samping dua pria lain selama wawancara TV, di mana salah satu dari mereka mengatakan, "Ada hal-hal yang ingin Anda katakan kepada (Tuan Macron) tapi sayangnya Anda tidak bisa... Perancis."
Rumah kedua tersangka digeledah di satu desa di utara Tain-l'Hermitage setelah serangan pada Selasa. Tersangka kedua dilaporkan juga penggemar pertempuran abad pertengahan.
(sya)
tulis komentar anda