Korut: Israel Ubah Gaza Jadi 'Rumah Pemotongan Manusia yang Besar'
Senin, 07 Juni 2021 - 09:20 WIB
Bentrokan terbaru antara Israel dan Hamas di Gaza menghancurkan ribuan bisnis dan rumah, menggusur lebih dari 100.000 orang di wilayah tersebut.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan sekitar 240 warga Palestina tewas dalam 11 hari konflik. Para pejabat Zionis melaporkan sedikitnya 12 orang tewas di Israel.
Perang itu berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Mesir. Hamas dan Israel sama-sama mengeklaim kemenangan.
Israel dan Palestina telah terlibat dalam pembicaraan damai sporadis selama 25 tahun terakhir, tetapi belum ada resolusi yang tercapai.
Korea Utara telah lama mengakui kedaulatan Palestina atas semua wilayah yang dikuasai Israel, tidak termasuk Dataran Tinggi Golan.
Pyongyang menganggap Israel sebagai "satelit imperialis" yang bertentangan dengan ideologi anti-imperialis dan anti-kolonialis Korut.
Selama beberapa dekade, rezim keluarga Kim Jong-un telah memihak kelompok perlawanan Palestina termasuk Hamas.
Pada 1990-an, mantan Pemimpin Tertinggi Kim Jong-il membantu mantan duta besar Palestina untuk Korea Utara Mustafa Safarini dengan perawatan kesuburan setelah mengembangkan hubungan dekat dengan pejabat tersebut.
Sementara ideologi mereka selaras, solidaritas Pyongyang dengan gerakan pembebasan Palestina juga telah membuat Korea Utara memiliki hubungan diplomatik dengan kawasan Arab.
Kementerian Luar Negeri Israel belum bersedia berkomentar atas kecaman Korea Utara terkait pemboman militer Zionis di Gaza bulan lalu.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan sekitar 240 warga Palestina tewas dalam 11 hari konflik. Para pejabat Zionis melaporkan sedikitnya 12 orang tewas di Israel.
Perang itu berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Mesir. Hamas dan Israel sama-sama mengeklaim kemenangan.
Israel dan Palestina telah terlibat dalam pembicaraan damai sporadis selama 25 tahun terakhir, tetapi belum ada resolusi yang tercapai.
Korea Utara telah lama mengakui kedaulatan Palestina atas semua wilayah yang dikuasai Israel, tidak termasuk Dataran Tinggi Golan.
Pyongyang menganggap Israel sebagai "satelit imperialis" yang bertentangan dengan ideologi anti-imperialis dan anti-kolonialis Korut.
Selama beberapa dekade, rezim keluarga Kim Jong-un telah memihak kelompok perlawanan Palestina termasuk Hamas.
Pada 1990-an, mantan Pemimpin Tertinggi Kim Jong-il membantu mantan duta besar Palestina untuk Korea Utara Mustafa Safarini dengan perawatan kesuburan setelah mengembangkan hubungan dekat dengan pejabat tersebut.
Sementara ideologi mereka selaras, solidaritas Pyongyang dengan gerakan pembebasan Palestina juga telah membuat Korea Utara memiliki hubungan diplomatik dengan kawasan Arab.
Kementerian Luar Negeri Israel belum bersedia berkomentar atas kecaman Korea Utara terkait pemboman militer Zionis di Gaza bulan lalu.
tulis komentar anda