Korut: Israel Ubah Gaza Jadi 'Rumah Pemotongan Manusia yang Besar'
Senin, 07 Juni 2021 - 09:20 WIB
PYONGYANG - Pemerintah Korea Utara (Korut) mengecam Israel karena mengubah Jalur Gaza, Palestina , menjadi "rumah pemotongan manusia yang besar" dan tempat pembantaian anak-anak.
Kecaman dari pemerintah yang dipimpin Kim Jong-un itu merujuk pada pemboman Israel di Gaza dalam perang 11 hari antara militer Zionis dengan Hamas pada Mei lalu.
"Kejahatan mengerikan Israel membunuh anak-anak seperti tunas, belum berkembang, merupakan tantangan berat bagi masa depan umat manusia dan kejahatan terhadap kemanusiaan," kata kementerian tersebut.
"Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa seluruh Jalur Gaza telah berubah menjadi rumah pemotongan manusia yang besar dan tempat pembantaian anak-anak," lanjut kementerian tersebut seperti dikutip dari Newsweek, Senin (6/7/2021)
"Segera setelah pemboman berakhir, [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu dan pihak berwenang Israel berusaha menyembunyikan kejahatan mereka membunuh bahkan anak-anak," imbuh Kementerian Luar Negeri Korut.
"Outlet berita internasional sangat mengutuk Israel karena terus membantai anak-anak, menunjuk Israel sebagai penyebab pengusiran warga Palestina, perluasan pemukiman ilegal dan menabur benih kebencian dengan menekan ibadah mereka yang damai."
Pernyataan itu dikeluarkan pada 4 Juni, yang ditetapkan oleh PBB sebagai Hari Internasional Anak-anak Tak Bersalah Korban Agresi. Hari itu untuk menandai tindakan agresi Israel terhadap sejumlah besar korban anak-anak Palestina dan Lebanon yang tidak bersalah pada Agustus 1982.
Kecaman dari pemerintah yang dipimpin Kim Jong-un itu merujuk pada pemboman Israel di Gaza dalam perang 11 hari antara militer Zionis dengan Hamas pada Mei lalu.
"Kejahatan mengerikan Israel membunuh anak-anak seperti tunas, belum berkembang, merupakan tantangan berat bagi masa depan umat manusia dan kejahatan terhadap kemanusiaan," kata kementerian tersebut.
"Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa seluruh Jalur Gaza telah berubah menjadi rumah pemotongan manusia yang besar dan tempat pembantaian anak-anak," lanjut kementerian tersebut seperti dikutip dari Newsweek, Senin (6/7/2021)
"Segera setelah pemboman berakhir, [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu dan pihak berwenang Israel berusaha menyembunyikan kejahatan mereka membunuh bahkan anak-anak," imbuh Kementerian Luar Negeri Korut.
"Outlet berita internasional sangat mengutuk Israel karena terus membantai anak-anak, menunjuk Israel sebagai penyebab pengusiran warga Palestina, perluasan pemukiman ilegal dan menabur benih kebencian dengan menekan ibadah mereka yang damai."
Pernyataan itu dikeluarkan pada 4 Juni, yang ditetapkan oleh PBB sebagai Hari Internasional Anak-anak Tak Bersalah Korban Agresi. Hari itu untuk menandai tindakan agresi Israel terhadap sejumlah besar korban anak-anak Palestina dan Lebanon yang tidak bersalah pada Agustus 1982.
Lihat Juga :
tulis komentar anda