Jual ‘Jiplakan’ Keffiyeh Palestina Rp10 Juta, Louis Vuitton dan Fendi Dihujat Netizen

Sabtu, 05 Juni 2021 - 17:57 WIB
Louis Vuitton (LV) menggambarkan syal di situs webnya sebagai "terinspirasi oleh keffiyeh klasik dan diperkaya dengan tanda tangan House".

LV tak menyebut sama sekali nama Palestina sebagai inspirasi desain tersebut.

Perusahaan mengklaim syal, yang terbuat dari wol, katun dan sutra, ringan dan lembut, itu "menciptakan suasana santai".

"Mencari keuntungan dari rakyat Palestina yang tertindas adalah hal yang sangat memalukan @LouisVuitton, mengapa Kalian tidak berbicara tentang genosida dan pembersihan etnis rakyat Palestina," tweet seorang pengguna Twitter mengecam keras LV.

"@LouisVuitton secara politik netral dalam hal Palestina dan Israel, tetapi mereka benar-benar keren dengan menghasilkan uang dari keffiyeh. Sebaiknya ada rencana untuk menyumbangkan hasilnya kepada korban Palestina (sic)," tweet pengguna lain.

Merek tersebut juga dikritik karena mengubah warna tradisional hitam dan putih dari hiasan kepala menjadi biru dan putih yakni warna bendera Israel.

Apalagi LV merilis penjualan barunya itu setelah putaran terakhir serangan udara Israel di Jalur Gaza.

Tindakan LV itu dianggap sangat tidak sensitif sama sekali dengan penderitaan rakyat Palestina di Jalur Gaza akibat serangan bom Israel.

Sebanyak 255 warga Palestina tewas, termasuk 66 anak-anak dan 39 wanita, dan lebih dari 1.900 orang lainnya terluka dalam 11 hari serangan udara Israel di Gaza.

"Genosida Palestina bukanlah sesuatu yang bisa Anda manfaatkan," tweet satu orang kepada Louis Vuitton.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More